Wednesday, November 25, 2015

Agribisnis tanamanPaprika - Siapa yang tidak tahu Paprika si buah yang berasa manis dan sedikit pedas. Memang nama Paprika bagi sebagian masyarakat Indonesia memang masih terdengar asing. Karena memang tumbuhan ini bukan asli nusantara, tetapi berasal dari Amerika Selatan dan mulai dikembangbiakan di kawasan Asia dalam dekade tarakhir ini. Warna kulit buah yang khas dngan kilapannya menjadikan buah paprika mampu membangkitkan sajian kuliner yang dihidangkan. Banyak ibu rumah tangga dan master chief yang menjadikan buah paprika sebagai olahan sayuran yang mantap untuk mendukung rasa masakan, seperti sup ayam, tumis cumi, udang mayones, dan lainnya. Pasokan di pasaran yang masih langka, membuat harga paprika lumayan mahal, yakni sekitar 15.000-30.000 rupaih per kilogram. Sehingga tak salah rasanya, jika budidaya tanaman paprika merupakan peluang agribisnis yang menjanjikan.


Budidaya Tanaman Paprika

Tanaman Paprika (Capsicum annuum L.). adalah jenis tanaman yang mirip cabai dan termasuk keluarga terong-terongan. Paprika memiliki rasa pedas ringan dan sedikit manis keasam-asaman. Bentuknya seperti buah tomat, tetapi lebih besar dan mengkilap. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di kawasan dataran tinggi (750 meter di atas permukaan laut) dengan suhu udara yang sejuk (15°-25° C). Daerah di Indonesia yang cocok dalam budidaya Paprika antara lain daerah dataan tinggi Jawa Barat (misalnya Lembang, Pengalengan, Cisarua, Ciwidey), Jawa Tengah di dataran Tinggi Dieng,  Jawa Timur pada daerah Malang dan Bromo, Sumatera di kawasan Brastagi, Gunung Kerinci, Bukit Tinggi, Bali di daerah Tabanan, Nusa Tenggara Timur di Ruteng dan Bajawa, di pulau Lombok, serta kawasan-kawasan sejuk lainnya. Selain di tanam pada lahan, Paprika juga bisa dibudidayakan lewat media pot atau hidroponik. 


Cara Budidaya Paprika



  1.  Syarat tumbuh
    Paprika banyak dibudidayakan di Indonesia khususnya di daerah dataran tinggi. Hal ini dikarenakan paprika membutuhkan suhu yang cukup dingin untuk tumbuh. Jenis paprika yang biasanya dibudidayakan di Indonesia antara lain jenis wonder bell, skipper, dan blue star. Paprika biasanya cocok ditanam di daerah dataran tinggi bekisar antara 700-1000 mdpl. Tanaman ini dapat tumbuh dengan kelembapan sekitar 80%. Sementara suhu udara yang memungkinkan paprika bisa tumbuh yaitu antara 18-23o C. Paprika bisa dibudidayakan dengan baik di tanah lempung berpasir dengan PH 6-7. Jika ingin menanam tumbuhan paprika di dataran rendah, tentunya harus menggunakan green house. Suhu ruangan harus diatur sedemikian rupa hingga mirip dengan suhu di dataran tinggi. Tanaman ini merupakan tanaman yang cukup sensitif terhadap alam. Jadi jika ingin membudidayakannya harus dengan sangat telaten.
  2. Tahap PersiapanPaprika membutuhkan tanah yang remah dan gembur. Karena itu, jika menanam di lahan tanah yang berat atau padat, maka harus dibajak terlebih dahulu. Sebelum ditanam pada lahan, benih paprika harus disemai media semai terlebih dahulu. Agar penyemaian tidak terganggu gulma, maka media semai dapat diberi mulsa atau sekam bakar dengan perbandingan tanah humus dan mulsa yaitu 75:25. Hal tersebut dilakukan setelah pemupukan dasar. Sementara itu pengapuran dapat dilakukan bersamaan dengan pemupukan dasar.
  3. Penyemaian  bibit paprika.Rendam terlebih dahulu bibit paprika ke dalam air hangat (35°-40°C), dan biarkan selama 24 jam. Sembari menunggu proses perendaman selama satu hari, siapkan media penyemaian berupa pot atau lahan kecil (tergantung jumlah bibit) dengan campuran tanah humus dan sekam sebanyak 3:1. setelah proses perendaman, bibit siap semai dengan cara menanamnya pada media semai sedalam setengah hingga satu centimeter. Siram lahan persemaian dua kali sehari untuk menjaga kandungan air dan kelembabannya. Benih biasanya akan tumbuh sempurna setelah memasuki hari ke-10. Setelah berusia tiga minggu, tunas-tunas paprika tersebut siap dipindahkan ke media tanam yang sebenarnya, baik berupa lahan tanah (mulsa plastik) atau dengan memakai polibag besar yang berukuran 30x35 cm. 
    Saat sudah tumbuh dan muncul 5-7 helai daun dan sudah cukup kuat untuk diangkat, maka tanaman tersebut sudah bisa dipindahkan ke lahan sesungguhnya. Penanaman pada lahan dilakukan di atas pukul 16.00 atau pada pagi hari antara pukul 06.00 sampai pukul 08.00. Ini dimaksudkan untuk menghindari stres pada tanaman jika terkena terik matahari. Setelah itu, tanaman harus terus dijaga kelembabannya. Tanaman paprika akan mulai berbunga 
    setelah dua sampai empat minggu.Selama penanaman berlangsung ada baiknya tanaman tersebut diberikan naungan/peneduh. Hal ini dilakukan karena paprika merupakan tanaman yang sangat peka terhadap intensitas cahaya. Naungan dapat dibuat dari plastik atau bisa juga menggunalan tanaman yang lebih tinggi sebagai pelindung. Tanaman paprika yang diberikan naungan akan menghasilkan buah yang lebih bagus. Selama penanaman, perlu juga dilakukan pemangkasan tunas vegetatif yang sering muncul pada batang utama. Pemangkasan dilakukan supaya tanaman bisa tumbuh ke atas tanpa banyak cabang. Selain itu, perlu juga dilakukan pemangkasan bunga. Jika pada satu batang tumbuh dua sampai tiga bunga, maka yang dibiarkan cukup satu bunga saja agar tidak terjadi persaingan penyerapan nutrisi makanan.
  4.  PerawatanLakukanlah kegiatan perawatan yang berupa penyiraman rutin 2x sehari, penyiangan rumput dan gulma, pemupukan, serta penyemprotan jika ditemukan hama perusak. Jika pemeliharaan sudah lakukan benar, maka anda bisa mulai melihat munculnya bunga bakal buah di usia 2 bulanan, lalu merasakan panen paprika setelah tanaman berumur 3 bulanan. Masa produksi tanaman Paprika berlangsung lebih kurang 7-9 bulan dengan tinggi pohon mencapai 2 sampai 4 meter. Setelah tua, tanaman paprika harus diganti dengan bibit baru, atau melakukan rotasi tanaman untuk media lahan tegalan. Memanen buah paprika ternyata tidak harus menunggu agar buah telah berwarna merah. Saat masih muda (hijau) pun bisa dipanen dan jual ke pasaran.
  5. Masa PanenPemanenan paprika bisa dilakukan setelah masa penanaman melewati dua sampai tiga bulan. Paprika yang dipanen yaitu paprika yang berwarna hijau, merah, kuning, atau jingga. Paprika yang berwarna hijau merupakan paprika yang sebenarnya belum terlalu tua. Memanen paprika yang masih hijau biasanya dilakukan untuk alasan ekonomis. Maksudnya yaitu jika dipanen dengan cepat maka dapat menghindari paprika yang terkena hama atau penyakit. Sementara paprika yang berwana merah, kuning, atau jingga merupakan paprika yang sudah cukup tua.
    Untuk dapat mengetahui apakah paprika memang sudah benar-benar dapat dipanen bisa dengan cara pengukuran kekerasan dan kekerasan pada buah paprika. Pengukuran itu dilakukan dengan cara diketuk dan ditekan. Jika ketika diketuk berbunyi nyaring dan tidak berubah bentuk ketika ditekan, maka paprika tersebut telah benar-benar siap untuk dipanen. Cara memanen paprika yaitu dengan dipetik bersama-sama dengan tangkainya. Setelah dipetik maka harus disimpan di tempat yang suhunya bekisar antara 7-10
    0 C untuk menjaga agar kualitasnya tetap baik. 

Tips Usaha Tanaman Paprika

Tanaman paprika terdiri dari beragam jenis varietas, di antaranya wonder bell, takii ace, skipper, blue star, jumbo sweet, colombo, green horn, dan marengo. Jenis paprika yang cocok dan paling banyak diminati di Indonesia adalah wonder bell, blue star, dan skipper. Dalam proses pemeliharaan, sering kali kita akan melihat munculnya tunas-tunas vegetatif pada ketiak batang utama. Sebaiknya pangkas saja beberapa tunas cabang tersebut agar bisa menghasilkan buah paprika yang besar. Selain itu jika dalam satu cabang tangkai terdapat 3-4 bunga (bakal buah), maka lebih baik pertahankan 1-2 bunga saja agar menghasilkan buah yang besar. Selamat mencoba berbisnis paprika.



reff : http://nangimam.blogspot.com/2014/05/cara-budidaya-dan-agribisnis-tanaman-paprika.html
Category: articles
Cara Memelihara Tanaman Durian - Budidaya Petani. Biasanya pemeliharaan tanaman durian  dilakukan dengan cara penjarangan dan penyulaman, penyiangan, perempelan, pemupukan, dll. Berikut ini adalah Cara Memelihara Tanaman Durian secara lengkapnya.

1) Penjarangan & Penyulaman
Penjarangan buah bertujuan utk mencegah kematian durian agar tdk menghabiskan energinya utk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah & frekuensi pembuahan setiap tahunnya.
Penjarangan dilakukan bersamaan dgn proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).
Penjarangan dpt dilakukan dgn menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka & sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga yg telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga yg belum sempat dibuahi akan mati dgn sendirinya. Jumlah buah durian yg dijarangkan ? 50-60% dari seluruh buah yg ada.
2) Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara tanaman & rumput disekeliling selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (diameter 1 m dari pohon durian).

Cara Memelihara Tanaman Durian

Cara Memelihara Tanaman Durian
Cara Memelihara Tanaman Durian
3) Pemangkasan/Perempelan
a) Akar durian
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40% selama ? 1 musim. Selama itu pula tanaman tdk dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras & lebih tahan lama. Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang & pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm & sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang.
b) Peremajaan
Tanaman yg sudah tua & kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tdk harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tdk tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dpt diolesi meni atau ditempeli lilin parafin. Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dpt diokulasi. Cara okulasi cabang sama dgn cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah ? 1 - 1,5 m atau 2 - 2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tdk boleh terlalu dekat dgn tanah.
c) Pembentukan tanaman yg terlanjur tua
Dahan-dahan yg akan dibentuk tdk usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli atau ditarik & dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tdk mengarah ke atas. Cabang yg akan dibentuk dibalut dgn kalep agar dahan tersebut tdk terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik & diikat dgn pasak. dgn demikian, dahan yg tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah horizontal.
4) Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk & unsur hara yg terkandung dalam tanah.
a) Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dgn lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan utk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.
b) Jenis & dosis pemupukan
Jenis pupuk yg digunakan utk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yg tepat dpt membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dgn NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali tanaman dipupuk dgn pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dgn cara. menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yg telah berumur =3 tahun biasanya mulai membentuk batang & tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20?25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya. Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).
5) Pengairan & Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tdk boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yg baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dpt dikurangi sekitar tiga kali seminggu. Durian yg dikebunkan dgn skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yg cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase utk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yg baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dgn dosis 1 cc/liter air & ditambah dgn Metalik dgn dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan utk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna. Jenis insektisida yg digunakan adalah Basudin yg disemprot sesuai aturan yg ditetapkan & berguna utk pencegahan serangga. utk cendawan cukup melaburi batang dgn fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.
7) Pemeliharan Lain
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tdk memberikan unsur tambahan hara pada tanaman. ZPT dpt membuat tanaman menjadi lemah sehingga penggunannya harus disesuaikan dgn petunjuk pemakaian yg tertera pada label yg ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.

Demikian artikel ttg  Cara Memelihara Tanaman Durian, semoga bermanfaat.
http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/cara-memelihara-tanaman-durian.html

Baca juga secara lengkap tentang Cara Budidaya Buah Durian melalui link di bawah ini
Budidaya Buah Durian


reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/cara-memelihara-tanaman-durian.html
Category: articles
Budidaya Anggrek ? setiap kaum wanita pasti menyukai bunga, salah satunya bunga anggrek. Bunga yang satu ini memiliki berbagai macam bentuk bunga dan warna yang memikat hati bagi yang melihatnya. Tanaman hias yang satu ini memiliki penampilan sangat menarik. Keindahan tanaman anggrek dapat dilihat dari untaian, bentuk, warna maupun corak bunga yang sangat bervariasi. Bunga anggrek merupakan jenis bunga potong, berdaya tahan cukup bagus sehingga bisa lebih tahan lama untuk dinikmati keindahannya.


PERBANYAKANBIBIT TANAMAN ANGGREK

Perbanyakan bibit anggrek bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu perbanyakan secara generatif atau cara vegetatif. Perbanyakan generatif adalah perbanyakan dilakukan melalui proses perkawinan atau penyerbukan, yaitu menggunakan biji. Sementara itu, perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman menggunakan bagian vegetatif tanaman itu sendiri, bisa dilakukan menggunakan teknik stek, keiki, pemisahan rumpun, maupun kultur jaringan. 

A.Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara Generatif

Biji anggrek bisa didapatkan dengan cara melakukan perkawinan atau penyerbukan buatan terlebih dahulu. Penyerbukan secara alami sangat sulit berhasil, selain harus melakukan pernyerbukan, biji anggrek membutuhkan waktu relatif lama hingga tumbuh menjadi bibit tanaman. Sehingga perbanyakan menggunakan cara ini jarang dilakukan oleh pembudidaya tanaman anggrek.

Biji anggrek sangat bergantung pada keberadaan cendawan mikoriza. Biji tanaman anggrek mendapatkan nutrisi dari sekresi cendawan mikoriza. Penyemaian biji anggrek biasanya dilakukan menggunakan media yang terdiri dari kalsium nitrat 1 gram, monobasicpotasium fosfat 0,25 gram, magnesium sulfat 0,25 gram, amonium sulfat 0,50 gram, sukrosa 20 gram, ferro sulfat 0,025 gram, mangaan sulfat 0,0075 gram, agar-agar 10-20 gram serta air kelapa 100-150 cc. Biji tersebut ditebar di atas media seperti telah diuraikan di atas. Kemudian dijaga selalu dalam keadaan steril (pH 5,0-5,2). Biasanya biji anggrek akan berkecambah saat berumur tiga minggu setelah semai. Saat berumur 9-12 bulan setelah semai, bibit anggrek dapat dipindahtanamkan ke media yang lebih besar atau ke dalam pot komunitas.

Media penyemaian biji anggrek tersebut memang sangat sulit didapat. Oleh karena itu, bagi pembudidaya tanaman anggrek dapat melakukan penyemaian biji anggrek melalui jasa penyedia media, biasanya melalui jasa laboratorium tanaman anggrek. Setelah bibit tersebut bisa tumbuh di media agar-agar dalam botol maka bibit tersebut bisa diambil.

B.Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara Vegetatif

Perbanyakan bibit anggrek menggunakan cara vegetatif ini biasanya dapat menghasilkan keturunan yang memiliki karakter sama dengan induknya. Penyimpangan genetik biasanya terjadi karena faktor luar lain, seperti pemupukan, serangan hama penyakit, maupun kondisi lingkungan. Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan cara mengambil bagian tanaman tertentu kemudian menanamnya secara terpisah pada lahan yang telah dipersiapkan.
a. Perbanyakan Tanaman Anggrek Menggunakan Teknik Pemisahan Rumpun
Perbanyakan tanaman menggunakan teknik pemisahan rumpun dapat dilakukan dengan cara memecah tunas anggrek simpodial atau berbatang semu, seperti Dendrobium sp. maupun Cattleya spAnggrek siap dipecah sebaiknya dipilih yang bercabang 3-5. Setelah dipecah, tanaman tersebut bisa langsung ditanam pada media tanam.

b. Perbanyakan Tanaman Anggrek Menggunakan Keiki
Keiki adalah anakan anggrek yang tumbuh liar di ujung umbi. Keiki ini berupa tunas yang muncul di ruas-ruas tanaman dewasa. Keiki atau tunas liar tersebut akan terbentuk jika media tanam tidak pernah diganti, sehingga akar tanaman banyak yang rusak. Terhambatnya pertumbuhan akar tanaman tersebut mengakibatkan pertumbuhan tunas yang seharusnya muncul pada pangkal batang pindah ke ruas tanaman. Jika tanaman rajin diganti media tumbuhnya, maka kemungkinan muncul keiki sangat kecil. Oleh karena itu, bila pembudidaya ingin melakukan perbanyakan anggrek dengan memanfaatkan keiki, maka media tanam anggrek tersebut tidak diganti.

Keiki yang akan ditanam sebaiknya dicari yang berukuran panjang kurang lebih 20 cm serta sudah menghasilkan akar sebanyak 3-4 helai. Pemotongan dilakukan secara hati-hati, umbi induk harus ikut terangkat. Menyertakan umbi induk saat pemotongan bertujuan memberikan cadangan makanan pada keiki sebelum keiki mampu menyerap makanan sendiri, atau sampai terbentuknya akar. Keiki sebaiknya tidak langsung ditanam tetapi ditempelkan dulu di lempengan pakis sampai terjadi penambahan umbi. Jika umbi sudah terbentuk 2-3 buah, keiki siap dipindahkan ke pot. Anggrek perbanyakan menggunakan cara keiki masa berbunganya lebih lama dibandingkan menggunakan cara pemisahan rumpun. Perbanyakan anggrek dengan keiki ini hanya bisa dilakukan pada anggrek Dendrobium sp. 

c. Perbanyakan Tanaman Anggrek Dengan Cara Teknik Stek
Perbanyakan anggrek menggunakan teknik stek merupakan cara perbanyakan vegetatif menggunakan batang atau tunas. Perbanyakan anggrek cara ini biasanya dilakukan pada tanaman anggrek berbatang satu atau anggrek jenis monopodial, serta pada tanaman dengan cara hidup terestrial, seperti anggrek Arachnis sp.Vandaterestrial, maupun Aeridachnis sp..

Cara melakukan perbanyakan tanaman anggrek menggunakan teknik stek ini bisa dilakukan dengan mengambil bagian tanaman yang tingginya sudah mencapai dua meter atau lebih. Batang tanaman tersebut dipotong kira-kira 80 cm dari pucuk tanaman. Bekas potongan batang tersebut dioles perangsang akar misalnya rooton F, kemudian ditanam pada media tanam. Pada umur enam bulan, bagian pangkal batang yang ditanam tersebut sudah tumbuh akar, biasanya sudah muncul tunas-tunas baru. Dengan demikian proses perbanyakan anggrek tersebut bisa dikatakan berhasil.

d. Perbanyakan Tanaman Anggrek Menggunakan Teknik Kultur Jaringan
Perbanyakan menggunakan cara ini akan menghasilkan bibit dalam jumlah lebih banyak dibandingkan menggunakan perbanyakan cara lainnya. Hanya dengan sebagian kecil dan jaringan tanaman sudah bisa diperoleh ribuan bibit. Perbanyakan ini umumnya dilakukan pembudidaya tanaman anggrek yang berorientasi usaha atau bisnis dalam skala besar, untuk memenuhi permintaan konsumen.

BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK

Pemilihan Media Tanam Anggrek


Media tanam memiliki fungsi utama sebagai tempat tumbuh tanaman anggrek. Selain itu, media tanam juga berfungsi menyimpan air maupun unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut, maka media tanam harus memenuhi standar pertumbuhan tanaman anggrek. Beberapa kondisi media tanam yang memenuhi standar tersebut antara lain, media harus poros, mudah menyimpan air, tidak mudah diinangi penyakit, memiliki daya aerasi cukup baik, mampu memberikan tambahan nutrisi tanaman, murah, serta mudah didapat.

Tanaman anggrek akan memiliki pertumbuhan optimal jika media tanam tersebut memiliki derajat keasaman (pH) antara 6-6,8. Oleh karena itu, pengecekan pH media harus dilakukan karena media tanam ini sangat mempengaruhi laju pertumbuhan maupun produksi bunga anggrek yang dibudidayakan. Untuk mengetahui pH media tanam bisa dilakukan pengukuran menggunakan pH tester.

Penggantian media tanam baru juga harus dilakukan jika pertumbuhan tanaman anggrek sudah terlalu padat atau jumlah tunas maupun batangnya sudah terlalu padat dalam satu pot; kondisi media tanam sudah hancur, yang bisa menyebabkan media menjadi asam; dan setelah selesai berbunga, agar dapat merangsang tumbuhnya tunas anakan baru. Media tanam yang biasa digunakan oleh pembudidaya atau penggemar anggrek di Indonesia adalah pecahan batu bata atau genteng, serutan atau potongan kayu, sabut kelapa, arang kayu, serta moss kadaka. 

Pemupukan Tanaman Anggrek


Pemupukan merupakan kegiatan memberikan nutrisi atau unsur hara yang diberikan kepada tanaman. Pemupukan bisa dilakukan melalui akar maupun daun. Pemupukan melalui akar dilakukan dengan cara memberikan pupuk pada media tanaman. Sedangakan pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara memberikan pupuk melalui mulut daun. Pemberian pupuk melalui daun biasanya dilakukan dengan penyemprotan pupuk pada permukaan daun, terutama permukaan daun bagian bawah, karena mulut daun banyak terdapat di permukaan daun bagian bawah. Pemupukan lewat daun ini lebih afektif, karena mulut daun ini mampu menyerap pupuk yang diberikan sebanyak 90%.

Kebutuhan unsur hara pada setiap fese pertumbuhan tanaman anggrek berbeda-beda. Untuk anggrek yang masih pada fase pembibitan membutuhkan unsur hara nitrogen lebih tinggi, yaitu 60% N, 30% P, dan 10% K. Pupuk diberikan cukup sekali melalui daun selama fase pembibitan. Pada fase tanaman muda, kebutuhan nutrisi atau unsur haranya adalah 30% N, 30% P, dan 30% K. Pemberian pupuk melalui daun cukup diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan melalui akar dapat diberikan tiga minggu sekali. Kebutuhan pupuk untuk anggrek dewasa yang sudah memasuki fase generatif atau pembungaan adalah 10% N, 60% P, dan 30% K. Pemupukan lewat daun diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan lewat akar bisa diberikan tiga minggu sekali pada media tanam.

Penyiraman Tanaman Anggrek



Air merupakan kebutuhan pokok mahluk hidup. Seperti halnya tanaman lain, anggrek juga akan memiliki pertumbuhan yang optimal jika kebutuhan air tercukupi. Namun pemberian air pada tanaman tidak boleh berlebihan, karena akan mengakibatkan media tanam terlalu lembab dan mudah terserang penyakit. Jika media tanam terlalu kering, maka akan mengalami dehidrasi yang ditandai dengan mengerutnya umbi semu. Demikian juga sebaliknya, jika pemberian air terlalu berlebihan, maka akarnya akan mudah terserang penyakit, terutama busuk akar maupun busuk pangkal batang. Jika anggrek mengalami busuk akar, maka penyerapan unsur hara akan terhambat, serta tanaman dapat mengalami kelayuan.

Beberapa proses dalam jaringan tanaman berjalan dengan bantuan air. Misalnya, fotosintesis berupa asimilasi CO
?di dalam butir hijau daun dengan bantuan cahaya. Asimilasi protein pun hanya mungkin terjadi jika ketersediaan air mencukupi. Pengangkutan unsur hara dari akar ke seluruh bagian tanaman juga menggunakan bantuan air. Demikian juga dengan pengangkutan basil fotosintesis ke akar atau bagian tanaman lain.

Pengairan cukup akan mempengaruhi proses respirasi pada tanaman. Tanaman anggrek akan menyerap air untuk menopang pertumbuhannya. Air yang telah diserap oleh tanaman akan menguap jika suhu lingkungan terlalu tinggi kemudian dengan cadangan air yang cukup, akan menurunkan suhu tanaman. Tanaman yang mengalami kekurangan air maka tekanan turgor akan menyusut atau berkurang sehingga organ tumbuh akan layu dan akhirnya mati. Namun, jika tanaman yang mengalami kekurangan air tersebut belum melewati titik layu permanen, dengan pemberian air yang tepat, maka turgor sel akan kembali seperti semula sehingga tanaman dapat hidup dengan normal.



Penyiraman secara berlebihan pada tanaman anggrek akan mengakibatkan pertumbuhan terganggu. Air yang berlebihan akan membungkus permukaan akar tanaman, sehingga akar akan kesulitan bernafas. Penyerapan air yang berlebihan oleh tanaman juga akan mengakibatkan anggrek mudah terserang hama dan penyakit. Butir-butir air akan terkumpul di pucuk tanaman sehingga tunas anggrek akan mudah terinfeksi oleh cendawan atau bekteri. Tunas yang terserang penyakit akan berwarna cokelat kehitaman dan akhirnnya mati.

Frekuensi dan volume pemberian air pada tanaman anggrek berbeda-beda, tergantung pada jenis dan keadaan lingkungan. Tanaman anggrek monopodial, seperti anggrek Vanda sp.Arachnis sp., maupun Renantherasp. merupakan jenis tanaman yang membutuhkan intensitas cahaya matahari langsung. Oleh karena itu, jenis anggrek ini membutuhkan air lebih banyak dibanding jenis anggrek lain. Penyiraman pada saat musim kemaru paling tidak dilakukan dua kali sehari.

Faktor Yang Menentukan Frekuensi Dan Volume Penyiraman Pada Tanaman Anggrek
a. Jenis Tanaman Anggrek
Jenis tanaman anggrek sangat mempengaruhi frekuensi dan volume pemberian air. Tanaman anggrek yang tumbuh dengan intensitas sinar matahari langsung, seperti anggrek terestrial atau jenis anggrek tanah, seperti Vanda, Renanthera, Arachnis, dan Renanthera, maupun tanaman anggrek jenis litofit, seperti Dendrobium, dan Phalaenopsis, membutuhkan air yang lebih banyak dibanding dengan jenis anggrek yang lain. Apalagi jika kondisi cuaca sangat panas, pemberian air harus dilakukan lebih banyak. Penyiraman pada siang hari harus dilakukan dengan hati-hati karena justru akan mengakibatkan daun tanaman terbakar. Penyiraman sebaiknya menggunakan alat semprot yang dapat membasahi seluruh permukaan tanaman.

Berbeda dengan jenis tanaman anggrek di atas, untuk jenis anggrek epifit(Cattleya dan Oncidium), semi-epifit (Brassavola, Epidendrum, Laelia), dansaprofit (Goodyera), kebutuhan akan air lebih sedikit. Pemberian air cukup dilakukan satu kali sehari. Tanaman anggrek jenis ini sangat rentan terhadap kelebihan air. Jika terjadi kejenuhan air, maka tanaman akan mudah terserang penyakit busuk akar.

Waktu penyiraman yang baik pada tanaman anggrek yaitu pada pagi hari sekitar pukul 07.00-09.00 dan dan sore hari sekitar pukul 16.00-18.00. Penyiraman pada siang hari akan beresiko, karena justru membuat daun tanaman terbakar. Jika tanaman mengalami kekeringan pada siang hari, sebaiknya tidak buru-buru dilakukan penyiraman, karena anggrek tidak akan mengalami kematian hanya karena kekurangan air selama beberapa jam. Penyiraman sebaiknya dilakukan setelah cuaca tidak begitu panas.

b. Media Tanam Bunga Anggrek
Media tanam bunga anggrek sangat mempengaruhi frekuensi dan volume pemberian air. Kualitas media tanam sangat berpengaruh pada kemampuan dalam hal menyerap dan mengikat air. Dengan demikian, frekuensi dan volume pemberian air antara media tanaman yang satu dengan media tanam yang lain berbeda-beda. Media tanam yang mempunyai daya serap air besar kebutuhan penyiramannya berbeda dengan media tanam yang berdaya serap kecil. Pada media tanam bunga anggrek yang memiliki daya serap air bagus, seperti sabut kelapa, pakis, atau kadaka, membutuhkan penyiraman yang lebih sedikit yaitu cukup satu kali sehari. Sementara itu, pada media tanam yang memiliki daya serap air rendah, seperti arang, becahan batu bata atau genteng, dan potongan atau serutan kayu, membutuhkan volume dan frekuensi penyiraman yang lebih tinggi.

c. Kondisi Cuaca
Pada cuaca panas, dengan terik sinar matahari tinggi, penyiraman dilakukan lebih sering dengan volume air yang lebih banyak, terutama pada media yang memiliki daya simpan air rendah. Untuk tipe anggrek panas, penyiraman sebaiknya dilakukan setelah permukaan media tanaman tampak kering. Untuk tipe tanaman anggrek dingin penyiraman dilakukan saat kelembaban udara dirasa cukup rendah dan temperatur tinggi.


Panen dan Pasca Panen

a. Panen
- Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman angrek dewasa
berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah
kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
- Cara Pemetikan Bunga
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dari
pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yang bersih.
- Perkiraan Produksi
Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2
tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.

b. Pasca Panen
- Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dapat
dipanen dalam bentuk:
a) Tanaman muda untuk bibit
b) Tanaman dewasa untuk tanaman hias
c) Bunga potong
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa
biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak
sudah mekar (kuncup tersisa 1-3 kuntum).
Penyortiran dan Penggolongan
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan maksud untuk
mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya.
- Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada
saat:
a) Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
c) Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih
lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam
larutan pengawet atau air hangat (38-43 ° C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara
lain:
a) Larutan seven up dengan kadar 30 %.
b) 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
c) 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
d) Larutan gula kadar 4-5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dalam larutan gula
dengan kadar 6-8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon dioksida
(CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau disimpan pada ruangan dengan kondisi udara
antara 0-5 ° C.
- Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium potong dipak
melalui cara:
1) Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukuran
disesuaikan tergantung panjang tangkai.
2) Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm
dan lebar 4 cm.
3) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet
gelang.
4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang sampai cukup
padat.
5) Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.

reff : http://nangimam.blogspot.com/2014/05/teknik-budidaya-tanaman-anggrek_2546.html
Category: articles
Syarat Tumbuh Tanaman Bunga Gladiol - Budidaya Petani. Ada 3 hal yang perlu dierhatikan dalam syarat tumbuh tanaman gladiol antara lain iklim yang cocok untuk budidaya gladiol,  Media tanam Gladiol  dan ketinggian tempat yang cocok untuk menanan gladiol.
A. Iklim yang cocok untuk budidaya gladiol
Gladiol membutuhkan curah hujan rata-rata 2.000-2500 mm/tahun. Di Indonesia gladiol dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Tanaman gladiol membutuhkan sinar matahari penuh utk pertumbuhan & perkembangannya. Keadaan kurang optimal akan menyebabkan bunga mengering & floret tdk terbentuk secara normal. Kekurangan cahaya terjadi pada waktu pembentukan daun ke 5, 6, & 7, yg menyebabkan kekeringan tampak pada kuncup bunga saja. Kultifat Eurovision, Peter, Friendship, Jessica, & Mascagni kurang peka terhadap cahaya matahari. Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10-25 derajat C. Suhu udara rata-rata kurang dari 10 derajat C akan menyebabkan pertumbuhan & perkembangan tanaman terhambat, jika berlangsung lama pertumbuhan tanaman dapat terhenti. Suhu udara maksimum pertumbuhan gladiol adalah 27 derajat C, kadang-kadang dapat menyesuaikan diri sampai suhu udara 40 derajat C, bila kelembaban tanah & tanaman relatif tinggi.

Syarat Tumbuh Tanaman Bunga Gladiol

Syarat Tumbuh Tanaman Bunga Gladiol
Syarat Tumbuh Tanaman Bunga Gladiol
B. Media Tanam Buga Gladiol
Jenis tanah yg cocok utk tanaman gladiol adalah andosol & latosol yg subur, gembur & banyak mengandung bahan organik.
Tanaman bunga gladiol dapat tumbuh subur diatas tanah yg memiliki pH 5,5-5,9.
 
C. Ketinggian Tempat yang Cocok Budidaya Bunga Gladiol
Tanaman gladiol dapat tumbuh dgn baik di daerah ketinggian 500-1500 m dpl & beriklim sejuk.

Demikian artikel ttg Syarat Tumbuh Tanaman Bunga Gladiol, semoga bermanfaat.
http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/syarat-tumbuh-tanaman-bunga-gladiol.html

Baca juga :
Budidaya Gladiol
Jenis Tanaman Gladiol


reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/syarat-tumbuh-tanaman-bunga-gladiol.html
Category: articles
Manfaat dan Khasiat Alang Alang - Budidaya Petani. Berikut adalah Manfaat dan Khasiat dari tanaman Alang Alang.

Manfaat dan Khasiat Alang Alang

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang: pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, penghenti perdarahan. di samping itu dapat digunakan pula dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan penyakit syaraf. Semua bagian tumbuhan digunakan sebagai pakan hewan,bahan kertas,dan untuk pengobatan kurap. EFEK BIOLOGI dan FARMAKOLOGI Infusa rimpang alang-alang berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) urin tikus putih jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70 g/kgBB berefek antipiretik pada marmot. Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati. Uji Klinik: Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis, herba alang-alang dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan perdarahan gastrointestinal bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa dekokta akar alang-alang dapat efektif untuk pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus; biasanya digunakan bersama-sama dengan Plantago asiatica, Glechoma longituba dan tunas Artemisia capillaris. Toksisitas: Pada pemakaian sesuai aturan, praktis tidak toksik. Efek yang tidak dfinginkan: Pusing, mual, adanya peningkatan rasa ingin buang air besar, kadang-kadang terjadi pada penggunaan klinik. Teknologi Farmasi: Selulosa daun alang-alang mempunyai daya serap terhadap air yang relatif cukup baik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Hanya akarnya (rimpang) yang digunakan untuk pengobatan

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Sebagai peluruh air seni:
49 buah rimpang kering, dipotong-potong kemudian ditambah dengan 2 gelas air dan dididihkan hingga volume air tinggal 1 gelas, disaring, kemudian diminum 2 kali sehari.

Demam karena buang air kecil berdarah:
1 sendok penuh rimpang alang-alang, rebus dengan beberapa potong tang kwe (daging buah beligu setengah matang yang dibuat manisan kering) dalam dua gelas sampai airnya tinggal separuh. Air ini diminum 2 gelas 1 hari. Air kencing akan normal dan suhu badan turun.

"Zwartwaterkoorts" (Bld):
Minum air rebusan akar alang alang sebagai teh.

 Artikel Lainnya:
 Manfaat dan Khasiat Akar Wangi
 Manfaat dan Khasiat Akar Manis
 Manfaat dan Khasiat Ajeran
 Manfaat dan Khasiat Adem Ati


reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/10/manfaat-dan-khasiat-alang-alang.html
Category: articles
Cara Mendapatkan Bibit Belimbing Unggul - Budidaya Petani. Benih adalah bagian dari penentu hasil. Berikut ini akan menyajikan perihal mengenai bibit belimbing, semoga bermanfaat.

Persyaratan Benih dan Bibit
  • Bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, dan susuan). Pembiakan secara generatif dengan biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dengan induknya. Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.
Penyiapan Benih
Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif yaitucangkok, okulasi, susuan dan enten. Khusus pada perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yang berasal dari biji (pembiakan generatif). Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih) belimbing sebagai berikut:
  • Pilih buah belimbing yang sudah matang dipohon dan keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.
  • Ambil (keluarkan) biji dari buah dengan cara membelahnya, kemudian tampung dalam suatu wadah.
  • Cuci biji belimbing dengan air bersih hingga bebas dari lendirnya.
  • Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh dan kering hingga kadar airnya berkisar antara 12?14 %.
  • Simpan biji belimbing dalam suatu wadah tertutup rapat dan berwarna, atau langsung disemai di persemaian.
Teknik Penyemaian Benih
Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut:
  • Tentukan area untuk lahan persemaian di tempat yang strategis dan tanahnya subur.
  • Olah tanahnya cukup dalam antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama ? 15 hari. Buat bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedengan sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.
  • Tambahkan pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedengan dengan alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.
  • Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100-150 cm dan di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.
  • Pasang atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening (transparan), sehingga bedengan persemaian lengkap dengan atapnya siap disemai biji belimbing.
Cara menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut:
  • Rendam biji belimbing dalam air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C) selama 30 menit atau lebih.
  • Kecambahkan biji belimbing dengan cara disimpan dalam gulungan kain basah di tempat yang lembab selama beberapa waktu.
  • Semai biji belimbing yang telah berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dengan tanah tipis.
  • Biarkan kecambah tumbuh dan berkembang menjadi bibit muda.
Pemeliharaan Pembibitan/ Penyemaian
Pemeliharaan bibit selama di pesemaian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
  • Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca.
  • Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dalam air dengan dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali.
Pemindahan Bibit pada umur 6?8 bulan dari pesemaian ke dalam polibag atau keranjang atau lahan yang telah diisi media campuran tanah dengan pupuk kandang. [baca juga artikel tentang Manfaat Belimbing Manis]

Demikian artikel tentang Cara Mendapatkan Bibit Belimbing Unggul , semoga bermanfaat


reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/09/cara-mendapatkan-bibit-belimbing-unggul.html
Category: articles
Cara Memelihara Semangka - Budidaya Petani. beberapa hal yg perlu diperhatikan dalam memelihara Tanaman Semangka. Berikut adalah Tips cara Memelihara Semangka.
  • Penjarangan & Penyulaman : Tanaman semangka yg b?umur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila tumbuh t?lalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dgn bibit baru yg tlah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman t?lalu lebat dgn m?pangkas daun & batang yg tidak diperlukan, karena menghalangi sinar matahari yg m?bantu perkembangan tanaman.
  • Penyiangan : Tanaman semangka cukup m?punyai dua buah saja, dgn pengaturan cabang primer yg cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa m?otong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yg tidak b?guna, ujung.cabang sekunder dipangkas & disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yg tumbuh pada ruas yg ada buah ditebang karena mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama & cabang primer agar semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, s?hingga pembagian sinar merata, yg m?pengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.
  • Pembubunan : Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah agar akar menyerap makanan secara maksimal & dilakukan setlah beb?apa hari penanaman.
  • Perempalan : Dilakukan melalui penyortiran & pengambilan tunas-tunas muda yg tidak b?guna karena m?pengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yg sedang b?kembang. Perempelan dilakukan utk mengurangi tanaman yg t?lalu lebat akibat banyak tunas-tunas muda yg kurang b?manfaat.
  • Pemupukan : Pemb?ian pupuk organik pada saat sebelum tanam tidak akan semuanya t?serap, maka dilakukan pemupukan susulan yg disesuaikan dgn fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative diperlukan pupuk daun (Topsil D), pada fase pembentukan buah & pemasakan diperlukan pemupukan Topsis B utk m?perbaiki kualitas buah yg dihasilkan. Pemb?ian pupuk daun dicampur dgn insekstisida & fungisida yg disemprotkan b?samaan secara rutin. Adapun penyemprotan dilakukan sebagai b?ikut:
    1. Pupuk daun dib?ikan pada saat 7, 14, 21, 28 & 35 hari setlah tanam;
    2. Pupuk buah dib?ikan pada saat 45 & 55 hari setlah tanam;
    3. ZA & NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setlah tanam sebanyak 300 ml, 25 hari setlah tanam sebanyak 400 ml & 55 hari setlah tanam sebanyak 400 ml.
  • Pengairan & Penyiraman : Sistim irigasi yg digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada musim kemarau 4-6 hari dgn volume pengairan tidak b?lebihan. Bila dgn pompa air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dgn bantuan slang plastik yg cukup besar s?hingga lebih cepat. Tanaman semangka m?erlukan air secara terus menerus & tidak
    kekurangan air.
  • Waktu Penyemprotan Pestisida : Selain pupuk daun, insktisida & fungisida, ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang tumbuhan); bahan perata & perekat pupuk makro (Pm) b?bentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc & Metalik (Pm): 10 cc utk setiap 14-17 litter pelarut. Penyemprotan campuran obat dilakukan setlah tanaman b?usia >20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dgn sprayer utk areal yg tidak t?lalu luas & menggunakan mesin b?tenaga diesel bila luas lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi & sore hari t?gantung kebutuhan & kondisi cuaca.
  • Pemeliharaan Lain : Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yg penting utk m?peroleh kualitas yg baik (berat buah cukup besar, t?letak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman), calon buah yg dekat dgn perakaran b?ukuran kecil karena umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar telur ayam dlm bentuk yg baik & tidak cacat). Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Setiap calon buah ? 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yg kurang baik akibat ketidak-merataan t?kena sinar matahari, s?hingga warna kurang menarik & menurunkan harga jual buah itu sendiri. Baca Juga tentang Budidaya Semangka dan Budidaya Bunga Anggrek.
http://www.budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/cara-memelihara-semangka.html

reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/cara-memelihara-semangka.html
Category: articles
SYARAT PERTUMBUHAN SALAK - Budidaya Petani. Salah satu point penting dalam budidaya salak adalah syarat tumbuh tanaman salak. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan syarat tumbuh tanaman salak.
Iklim yang cocok untuk budidaya salak.
  1. Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc & Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun & C : 5-7 bulan/tahun.
  2. Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dlm bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yg tinggi.
  3. Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.
  4. Suhu yg paling baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.
Kondisi Tanah.
  1. Tanaman salak menyukai tanah yg subur, gembur & lembab.
  2. Derajat keasaman tanah (pH) yg cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5.
Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.

Ketinggian Tempat
Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl. Baca selengkapnya tentang budidaya salak di >> http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/03/salak.html

 Syarat Pertumbuhan Salak 


reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/04/syarat-pertumbuhan-salak.html
Category: articles
Budidaya Gladiol ? Budidaya Petani. Pada kesempatan kali ini akan disajikan tentang bagaimana "cara budidaya gladiol". Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dlm famili Iridaceae.

Budidaya Gladiol

1. SEJARAH SINGKAT GLADIOL
Gladiol berasal dari bahasa latin ?Gladius? yg berarti pedang kecil, seperti bentuk daunnya. Berasal dari Afrika Selatan & menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa & berkembang di Belanda. Tanaman gladiol yg termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, & tanaman ini membentuk pula akar kontraktil yg tumbuh pada saat pembentukan subang baru. Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapat bertahan lama sekitar 5-10 hari & dapat berbunga sepanjang waktu.

2. JENIS TANAMAN GLADIOL
Klasifikasi tanaman gladiol adalah sebagai berikut:
  • Divisi : Tracheophyta
  • Subdivisi : Pteropsida
  • Klas : Angiospermae
  • Subklas : Monocotyledoneae
  • Ordo : Iridales
  • Famili : Iridaceae
  • Genus : Gladiolus
  • Spesies : Gladiolus hybridus
Ragam jenis bunga gladiol adalah :
  • Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat bertumpang tindih, panjang 90-150 cm.
  • Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai halus tetapi kuat & panjangnya mencapai 90 cm.
  • Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100-300 cm.
  • Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, & panjang hanya 35 cm.
Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya yg telah di uji di Indonesia adalah: Red Majesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr. Mansoer, Albino, Salem, Marah Api, Queen Occer, Ceker & lain sebagainya

3. MANFAAT TANAMAN GLADIOL
Gladiol di produksi sebagai bunga potong yg mempunyai nilai ekonomi. & memiliki nilai estetika. Bunga potong juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan & keperluan ritual lainnya.

4. SENTRA PENANAMAN GLADIOL
Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia utk daerah Jawa Barat terdapat di Parongpong (Bandung), Salabintana (Sukabumi) & Cipanas (Cianjur). Di Jawa tengah terdapat di daerah Bandungan (Semarang) sedangkan di Jawa Timur berada di daerah Batu (Malang).

5. SYARAT PERTUMBUHAN GLADIOL
5.1. Iklim yang Cocok Untuk Budidaya Gladiol
Gladiol membutuhkan curah hujan rata-rata 2.000-2500 mm/tahun. Di Indonesia gladiol dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Tanaman gladiol membutuhkan sinar matahari penuh utk pertumbuhan & perkembangannya. Keadaan kurang optimal akan menyebabkan bunga mengering & floret tdk terbentuk secara normal. Kekurangan cahaya terjadi pada waktu pembentukan daun ke 5, 6, & 7, yg menyebabkan kekeringan tampak pada kuncup bunga saja. Kultifat Eurovision, Peter, Friendship, Jessica, & Mascagni kurang peka terhadap cahaya matahari. Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10-25 derajat C. Suhu udara rata-rata kurang dari 10 derajat C akan menyebabkan pertumbuhan & perkembangan tanaman terhambat, jika berlangsung lama pertumbuhan tanaman dapat terhenti. Suhu udara maksimum pertumbuhan gladiol adalah 27 derajat C, kadang-kadang dapat menyesuaikan diri sampai suhu udara 40 derajat C, bila kelembaban tanah & tanaman relatif tinggi.

5.2. Media Tanam Gladiol
  • Jenis tanah yg cocok utk tanaman gladiol adalah andosol & latosol yg subur, gembur & banyak mengandung bahan organik.
  • Tanaman bunga gladiol dapat tumbuh subur diatas tanah yg memiliki pH 5,5-5,9.
5.3. Ketinggian Tempat Yang Cocok Untuk Gladiol
Tanaman gladiol dapat tumbuh dgn baik di daerah ketinggian 500-1500 m dpl & beriklim sejuk.[syarat tumbuh gladiol]

6. PEDOMAN BUDIDAYA GLADIOL

6.1. Pembibitan Gladiol
Bibit gladiol dapat berasal dari pembiakan generatif, vegetatif, & kultur jaringan.Umumnya, pembibitan yg berasal dari vegetatif & kultur jaringan lebih cepat dapat dipetik hasilnya dari pada pembibitan dgn cara generatif.
  • Persyaratan Benih Gladiol : Bibit dari subang bibit yg baik menghasilkan bunga berdiameter minimum 2,5 cm, kecuali utk kultivar Golden Boy yg cukup berdiameter 1 cm. Bibit harus dipilih yg sehat, tdk cacat. Bibit vegetatif yg baik yg mempunyai daya kecambah lebih dari 90%. Bibit generatif harus berasal dari induk dgn pertumbuhan baik & cukup umur.
  • Penyiapan Benih Gladiol : Perbanyakan generatif gladiol dgn biji, digunakan utk mendapatkan kultivar baru bukan utk tujuan bibit produksi. Biji didapat dgn cara penyerbukan buatan dibantu manusia. Perbanyakan vegetatif gladiol dilakukan dgn menggunakan umbi (anak subang), bibit belah (subang belah), kultur jaringan maupun suspensi sel. Umbi & anakan umbi diambil dari tanaman yg sudah dipanen. Teknik kultur jaringan merupakan salah satu cara alternatif utk menanggulangi kendala-kendala dlm perbanyakan secara konvensional. Bibit (subang) yg dibutuhkan utk 1 hektar lahan adalah sekitar 213.063 buah. Subang & anak subang yg akan dijadikan bibit tdk dapat segera tumbuh bila ditanam meskipun pada lingkungan tumbuh yg cocok & optimal, karena memerlukan masa dormansi. Selama masa dormansi subang & anak subang yg telah kering disimpan ditempat yg beraliran udara baik & terhindar dari cahaya matahari langsung. Subang yg telah dipisahkan dari batangnya disimpan selama ? 2 minggu.
  • Teknik Penyemaian Benih Gladiol : Biji gladiol dapat langsung disemai, tanpa mengalami masa dormansi, biji akan berkecambah setelah 7-12 hari. Daun yg tumbuh dari biji hanya berjumlah 1-2 helai. Tanaman tumbuh sampai kira-kira 5 bulan & menghasilkan anak subang yg berdiameter kurang dari 1 cm. Anak subang ini kemudian memasuki masa dormansi.
  • Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Gladiol : Penanaman gladiol dgn bibit anak subang yg baru muncul dari stolon yg menghubungkan subang induk dgn subang baru. Perbanyakan dgn menggunakan anak subang yg berdiameter sekitar 1,0 cm memerlukan 2 kali penanaman utk mencapai ukuran subang yg dapat menghasilkan bunga. Penanaman pertama dari anak subang tersebut memerlukan waktu sekitar 4 bulan hingga panen subang kecil. Subang kecil hasil panen pertama akan berdiameter sekitar 2 cm. Subang kecil setelah dipanen akan mengalami masa dormansi minimal 3,5 bulan. Setelah masa dormansi terlewati, subang kecil dapat ditanam kembali. Waktu yg diperlukan utk penanaman kedua kira-kira sama dgn waktu penanaman pertama. Subang dari panenan kedua akan berdiameter 3 cm & merupakan bibit yg siap berbunga. utk rata-rata setiap kultivar gladiol, anak subang yg berdiameter sekitar 1 cm akan menjadi subang bibit yg siap berbunga dlm waktu 16 bulan.
  • Pemindahan Bibit Gladiol : Bibit gladiol siap ditanam bila sudah melewati masa dormansinya dgn ciri munculnya akar berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar dibagian bawah subang. Pecahnya dormansi juga ditandai dgn munculnya mata tunas. Bila tunas mencapai tinggi 1 cm, maka subang siap ditanam. Penanaman yg terlambat menyebabkan tunas semakin tinggi & akar semakin panjang, sehingga akan terjadi kerusakan akar pada waktu penanaman,

 Cara Budidaya Gladiol

Cara Budidaya Gladiol
Cara Budidaya Gladiol

6.2. Pengolahan Media Tanam Gladiol
  • Persiapan : Lahan yg akan di tanami gladiol perlu di ukur pH tanahnya. Bila sesuai dgn pH tanah yg disyaratkan, lakukan pengukuran luas lahan yg akan ditanami.Kemudian analisa jenis tanah, apa bila lahan tersebut sebelumnya pernah ditanami gladiol sebaiknya tanah didiamkan minimal selama satu tahun.
  • Pembukaan Lahan : Lahan yg telah dianalisa, diukur & dibersihkan dari gulma, batu-batuan, serta tanaman liar lain, kemudian bajak & dicangkul sampai gembur. Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan 2 minggu sebelum tanam.
  • Pembentukan Bedengan : Bila pemanenan bunga dilakukan setiap saat, maka lahan yg digunakan sebaiknya dibuat beberapa petak. Pemetakan lahan dimaksudkan agar dapat diatur mana utk lahan yg akan diolah, ditanami, & dipanen. Pada setiap petakan dibuat selokan (saluran air), agar drainase baik & tanaman dapat tumbuh dgn subur. Lahan selanjutnya diberi pupuk dasar agar tanah tdk kekurangan unsur haranya. Luas arel petakan dibuat sesuai dgn kebutuhan, Bila kebutuhan pasar sebanyak 1.000 tangkai setiap dua minggu, maka dibutuhkan lahan seluas 600 m 2 . Lahan dibuat menjadi 7 petak dgn luas setiap petak 72 m 2 .
  • Pengapuran : Pengapuran dilakukan pada tanah yg memiliki derajat kemasaman tanah (pH) kurang dari 5,5.
  • Pemupukan : Pemberian pupuk dasar dilakukan pada saat tanam. Pupuk yg diberikan adalah yg mengandung unsur N, K, Ca & P, yg diberikan sesuai dosis yg dianjurkan.
6.3. Teknik Penanaman Gladiol
  • Penentuan Pola Tanam Gladiol : Tanaman gladiol dapat ditanam dgn sistem guludan atau tanpa guludan. Jika pengairan menggunakan cara leb, maka penanaman sebaiknya dgn guludan agar air irigasi tdk merusak struktur tanah. Beberapa hal yg perlu diketahui dlm cara penanaman adalah tempat & waktu penanaman serta jarak & kedalaman tanaman. Tempat penanaman gladiol harus terkena cahaya matahari langsung. Atap plastik yg tembus cahaya & bersih digunakan utk menghindari kerusakan akibat hujan. Jadwal penanaman disesuaikan dgn kebutuhan berkisar antara 60-80 hari, karena umur tanaman tergantung pada kultivarnya.
  • Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat dgn mencangkul lahan sedalam 10-15 cm, utk subang berdiameter =2,5 cm.
  • Cara Penanaman Gladiol : Subang ditanam setelah masa dormansi sekitar 3,5 bulan. Cara penanaman dgn guludan, yg disesuaikan dgn kedalaman tanam subang gladiol. Bila kedalaman 10-15 cm, maka tinggi guludan dibuat =15 cm dgn anggapan bahwa lapisan tanah atas lambat laun akan menurun. Bila dilakukan tanpa guludan maka sering kali tanaman rebah atau tangkai bunga bengkok yg menyebabkan turunnya kualitas bunga. Kerapatan tanaman perlu diperhatikan karena menentukan kekekaran tanaman & kualitas bunga. Jika jumlah tanaman per meter persegi terlalu banyak, maka tanaman akan menjadi lemah & panjang. Semakin kecil diameter subang maka kerapatan tanam semakin besar. utk anak subang berdiameter kurang dari 1 cm, biasanya ditanam dlm barisan pada guludan. Jarak tanam utk subang berdiameter =4 cm adalah 20 x 20 cm sedangkan utk lubang yg berdiameter lebih kecil ditanam lebih rapat. dlm menentukan kedalaman tanam yg perlu diperhatikan adalah tekstur tanah & waktu tanam. Pada tekstur tanah yg berat, (tanah liat & berlempung) subang harus ditanam lebih dangkal dari pada tanah yg ringan & berpasir. Pada musim kemarau subang ditanami lebih dlm dibanding musim penghujan. Suhu tanah akan lebih rendah pada tempat yg lebih dalam. Letak bibit yg dangkal, terutama pada tanah berpasir, akan mengakibatkan tanaman mudah rebah.
  • Pemberian Ajir : Pemberian ajir pada tanaman bunga gladiol dilakukan apabila tanaman rebah atau tangkai bunga bengkok yg menyebabkan turunnya kualitas bunga. Hal ini dapat terjadi bila penanaman bunga dilakukan tanpa menggunakan guludan.
6.4. Pemeliharaan Tanaman Gladiol
  • Penyiangan : Penyiangan gulma pada pertanaman anak subang penting karena gulma dapat menutupi pertumbuhan anak subang sehingga pertumbuhan terhambat & menyulitkan dlm pemanenan. Penyiangan biasa dilakukan sebelum pemberian pupuk N (saat berumur sekitar 25 hari setelah tanam) & dilakukan tiga kali dlm satu siklus tanaman.
  • Pembubunan : Pembubunan dilakukan bersamaan waktunya dgn penyiangan, utk menjaga agar subang baru yg tumbuh tdk terlihat di atas tanah.
  • Pemupukan : Tanaman gladiol memerlukan pemupukan agar tanaman tumbuh cepat & berproduksi dgn baik. Jumlah pupuk yg diberikan sangat bervariasi tergantung pada tekstur tanah, keadaan lingkungan, curah hujan, pengairan & kandungan hara di dlm tanah. Pada tanah berpasir, diperlukan pemupukan lebih sering terutama pada musim penghujan. Pemupukan dilakukan dua kali (umur 20 hari & 45 hari setelah penanaman). Dosis pemupukan gladiol 90-135 kg N (diberikan sebagian dlm bentuk nitrat, sebagian lagi amonium), 90-180 kg P (sebagai P2O5) & 110-180 kg K (sebagai K2O) per hektar pada tanah berpasir. Pupuk diberikan tdk sekaligus, pertama saat tanam, ( pupuk K & P), setelah tanam membentuk 2-3 helai daun diberikan pupuk N sepertiga dosis. Pemberian pupuk N kedua & ketiga masing-masing dilakukan pada saat mulai terbentuknya primordia bunga & setelah panen bunga. Pemupukan terakhir sangat penting guna pembesaran subang & pembentukan anak subang. Pupuk yg digunakan biasanya TSP & Urea, masing-masing sebanyak satu sendok teh utk setiap tanam.
  • Pengairan & penyiraman : Pengairan harus diperhatikan karena drainase berpengaruh terhadap tanaman. Penyiraman dilakukan hanya apabila tanah mulai kering (musim kemarau).
  • Waktu Penyemprotan Pestisida : Kerusakan tanaman gladiol dapat disebabkan oleh hama atau penyakit, yg dapat diatasi dgn pestisida yg tepat. Penanggulangan serangan hama digunakan pestisida padat (Aldikarb), dgn dosis 300 gram/100 m 2 air. Digunakan pestisida cair (Permetrin & deltametrin) dosis 5 cc per 100 m 2 . Pemberantasan penyakit digunakan pestisida Procymidon, dosis 5 gram/100 m 2 , atau Kaptofol, dosis 400 gram/100 liter air. Pemberian pestisida sebaiknya setelah tanaman berumur 50 hari.
7. HAMA & PENYAKIT GLADIOL

7.1. Hama Tanaman Gladiol
  • Thrips gladiol (Taeniothrips simplex / Mor) : Hama ini sering dijumpai disetiap area pertanaman gladiol di seluruh dunia, yg dapat menimbulkan kerusakan berat (di lapangan). Gejala: bercak-bercak berwarna keperak-perakan pada permukaan daun, merusak jaringan daun/bunga & mengisap cairan yg keluar dari bagian tanaman dgn menggunakan alat mulutnya. Tanaman yg terserang hama ini akan timbul bercak-bercak putih & akhirnya menjadi coklat & mati. Serangga muda (nimfa) berwarna kuning pucat & lebih suka makan pada bagian bunga & kuncup. Panjang tubuh hama dewasa ? 2,5 mm, berbentuk ramping, pipih, berwarna coklat tua atau hitam. Pengendalian: dapat dilakukan dgn penyiangan gulma atau dengan menggunakan insektisida yg mengandung dimetoat, endusolfan, formothion, karbaril, merkaptodimetur & metomil.
  • Kutu putih (Pseudococcus sp.) : Gejala: menyerang umbi gladiol saat penyimpanan, & di lapangan, dgn menusukan alat mulutnya kedalam umbi utk menghisap cairan tanaman, sehingga tunas/akar terhambat pertumbuhannya & gagal panen. Pada serangan berat umbi jadi keriput, kering & mati. Ukuran tubuh serangga dewasa betina 4 mm & mampu bertelur sampai 200 butir (diletakan berkelompok). Pengendalian: merendam subang dlm larutan insektisida 30-60 menit, yg mengandung bahan aktif asefat, nikotin, triazofos, kuinalfos & lainnya.
  • Ulat pemakan daun (Larva Lepidoptera) : Gejala: hama ini menyerang dgn membuat lubang-lubang pada permukaan daun & bunga. Bentuk, warna, ukuran larva-larva sebagai minor pest pada tanaman gladiol sangat bervariasi, tergantung pada spesiesnya. Panjang ulat famili Lymantriidae mencapai 3,5-4,0 cm. Penanggulangan: menyemprot insektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis.
7.2. Penyakit Gladiol
  • Layu fusarium (Penyakit busuk kering fusarium) : Penyebab: cendawan F. oxysporum var. gladiol atau F. orthoceras var gladiol. Gejala: daun gladiol yg terserang menguning, agak memilin. Pada serangan yg lebih lanjut, pertumbuhan tanaman kerdil & mudah patah. Pada subang yg terserang tampak bercak & dlm keadaan lembab hifa patogen yg berwarna putih seperti kapas menutupi permukaan bercak tadi & menjalar kebagian tanaman lainnya. Pengendalian: menyimpan subang ditempat tdk lembab serta merendam sebelum ditanam, kedalam larutan suspensi fungisida benlate selama 30 menit.
  • Busuk kering : Penyebab: cendawan Botrytis cinerea atau B. gladiolorum. Gejala: bunga berbintik-bintik, berkembang menjadi bercak-bercak, subang yg terserang busuk daun bintik-bintik agak kelabu, kemudian berkembang menjadi bercak-bercak berwarna hitam keabu-abuan. Pengendalian: menganginkan (mengeringkan) subang yg dipanen sebelum disimpan pada tempat yg kering atau dgn menyemprotkan fungisida captan, zineb atau nabam.
  • Busuk keras : Penyebab: Septoria gladioli, Gejala: sama dgn gejala busuk kering, tetapi berbeda pada tubuh buah patogennya. Bintik-bintik kecil coklat tampak pada permukaan bagian bawah/bagian atas daun yg terserang patogen. Tanaman/bibit yg terserang patogen tersebut umumnya berasal dari anak subang, sedang yg berasal dari subang jarang terserang. Pengendalian: sama seperti utk busuk kering.
  • Busuk kubang (Busuk kapang biru) : Penyebab: cendawan Penicillium gladioli yg termasuk patogen lemah. Patogen masuk & menginfeksi subang gladiol bila di bagian subang terdapat luka yg disebabkan oleh serangga, alat-alat pertanian & sebagainya. Gejala: pada subang yg terserang patogen tersebut terdapat lesio berwarna merah kecoklatan yg dlm waktu singkat bagian tersebut akan ditutupi koloni cendawan berwarna biru & subang membusuk. Pengendalian: menyimpan subang dgn baik, setelah dikering udarakan dahulu, serta mencegah subang luka.
  • Hawar bakteri : Penyebab: Xanthomonas gummisudan. yg berkembang dgn cepat pada keadaan lingkungan yg basah atau drainase kurang baik. Gejala: ada bercak-bercak horizontal cekung berair berwarna hijau tua yg berubah menjadi coklat & berkembang sampai menutupi hampir seluruh permukaan daun sampai daun kering. Patogen ditularkan melalui subang atau percikan air hujan. Pengendalian: memilih subang yg sehat & merendam subang tanpa kulit selama 2 jam dlm suspensi larutan bakterisida.[hama dan penyakit gladiol]
8. PANEN GLADIOL
  • Budidaya bunga gladiol dapat diatur sedemikian rupa sehingga panen dapat dilakukan setiap minggu. Biasanya budidaya tanaman gladiol dilakukan berdasarkan pesanan pasar, sehingga panen dapat terus dilakukan pada waktu yg telah ditentukan.
8.1. Ciri & Umur Panen Gladiol
  • Tanaman gladiol berbunga pada umur 60 - 80 hari setelah tanam, tergantung pada kultivarnya. Bunga pertama akan mekar sekitar 10 hari setelah primordia bunga muncul. Bunga dapat dipetik setelah warna dari 1 atau 2 floret terbawah telah dapat dilihat dgn jelas tetapi belum mekar. Jika kuncup bunga dibiarkan sampai mekar penuh,kerusakan akan mudah terjadi terutama selama pengemasan & pengangkutan. Bila bunga dipanen terlalu awal, (sebelum floret terbawah menampakan warna bunga), maka akan ada kemungkinan bunga tdk dapat mekar dgn sempurna.
8.2. Cara Panen Gladiol
  • Pemanenan dilakukan secara hati-hati dgn menyertakan 2-3 daun pada tangkai bunga & menyisakan daun-daun pada tanaman sebanyak mungkin minimum 4 daun. Pemotongan tangkai bunga dgn pisau tajam & bersih supaya terhindar dari kontaminasi jasad renik Jika menggunakan pisau tumpul, terjadi luka lebih lebar pada permukaan dasar tangkai bunga, memungkinkan terjadi infeksi.
8.3. Periode Panen Gladiol
  • Bunga gladiol tergolong bunga yg mudah kehilangan air. Sebaiknya panen bunga dilakukan pagi hari, karena saat tersebut bunga gladiol berturgor optimum. Kandungan karbohidrat yg rendah dapat diperbaiki dgn larutan pengawet yg mengandung gula. Panen bunga tdk dianjurkan pada saat suhu udara tinggi (siang hari) atau pada turgor rendah, bunga basah oleh embun, hujan atau sebab lain. Bunga yg basah akan mudah terserang oleh cendawan Botrytis gladiolorum (blight), walaupun pada kondisi suhu udara yg rendah.
8.4. Prakiraan Produksi Gladiol
  • Untuk seluas 1 hektar akan menghasikan panen bunga ? sebanyak 200.000 potong. Budidaya bunga potong gladiol dapat diatur sedemikian rupa sehingga panen bunga (pemanenan terbanyak) dilakukan setiap minggu. Secara teknis dapat diatur dgn pemetakan lahan, sehingga dlm satu saat terdapat lahan siap olah, siap tanam, & siap panen.
9. PASCAPANEN GLADIOL

9.1. Pengumpulan Gladiol
Bunga gladiol sangat peka terhadap kekuatan gaya berat & akan selalu cenderung melengkung pada suhu udara tinggi, sehingga berakibat terjadinya perubahan bentuk & penurunan kualitas. Oleh karena itu bunga potong gladiol yg dipanen dikumpulkan & diletakan tegak lurus diruangan pada suhu udara rendah (selama penyimpanan/pengangkutan).

9.2. Penyortiran & Penggolongan Gladiol
Setelah dipanen, dilakukan penyortiran & penggolongan sesuai dgn ukuran. Bunga dibersihkan dari kotoran yg menempel, dgn hati-hati,(bila perlu) cukup diperciki atau disemprot air saja. Hal ini menjaga agar mahkota bunga tdk rusak. Bunga dipilih yg bagus bentuknya, tdk terkena penyakit atau luka, dikelompokan sesuai dgn kebutuhan, (berdasarkan tingkat kesegaran/ukuran bunga). Penggolongan ini dimaksudkan utk mempertahankan nilai jual sehingga bunga yg bagus tdk turun harganya akibat tercampur dgn yg bunga gladiol yg berkualitas rendah.

9.3. Penyimpanan Gladiol
Penyimpanan bertujuan utk memperlambat proses kelayuan bunga sebelum sampai kekonsumen, biasanya dilakukan pada saat bunga:
  • Baru saja dipetik, menunggu pemanenan selesai.
  • Setelah dipanen tdk segera dijual/diangkut.
  • Diperjalanan sebelum sampai kekonsumen.
Dalam tahap ini, bunga dikondisikan agar tetap segar, karena bunga potong sangat sensitif terhadap dehidrasi maka air yg hilang harus diimbangi dgn larutan perendam yg mengandung air & senyawa lain yg diperlukan. Penyimpanan berkaitan erat dgn suhu udara. Makin rendah suhu udara, makin lambat terjadi penurunan mutu. Suhu udara penyimpanan bunga yg berasal dari daerah tropika relatif lebih tinggi, umumnya berkisar antara 0-5 derajat C.

9.4. Pengemasan & Pengangkutan Gladiol
Sistem pengemasan yg baik bertujuan melindungi bunga selama pengangkutan & sebagai sarana promosi yg dapat meningkatkan harga jual. Cara pengemasan yg paling sederhana yaitu dgn membungkus tangkai bunga dgn daun pisang, kemudian memasukan kedalam ember berisi air sehingga tangkai bunga tercelup & membungkus bagian atas bunga dgn plastik yg sebelumnya sudah dilubangi. Pengemasan seperti ini umum dilakukan oleh pedagang pengecer yg langsung berhubungan dgn konsumen. Pengemasan yg lebih baik biasa utk bunga yg akan menempuh perjalanan atau utk promosi, digunakan bahan pengawet adalah sukrosan & 8-hydroxyquinoline citrate.

Mengingat sifat bunga yg selalu dikonsumsi dlm keadaan segar & bagus berpenampilan maka dituntut sistem pengangkutan yg bisa bergerak cepat. Faktor yg perlu diperhatikan yaitu suhu udara selama pengangkutan & susunan kemasan agar tdk terlalu tinggi serta tahan goncangan. Sarana pengangkutan biasa menggunakan mobil box yg dilengkapi alat pengatur suhu udara.

10. PENGEMASAN GLADIOL
Untuk pasar lokal, bunga gladiol boleh tdk dikemas, bunga diletakkan berdiri dlm ember plastik yg diberi air perendam tangkai. Kedalam air perendam seyogyanya ditambahkan bahan pengawet bunga. utk pasar jarak jauh, bunga gladiol sebaiknya dikemas dgn keranjang bambu yg diberi lapisan daun pisang, lembaran plastik atau kertas. utk eksport bunga gladiol harus dikemas dgn kotak karton yg sesuai dgn diberi lapisan plastik tipis atau kertas dibagian dalamnya. Ujung tangkai bunga diberi kapas yg dibasahi dgn larutan pengawet kemudian ditutup plastik. Jumlah bunga dlm tiap kemasan disesuaikan dgn permintaan pasar. Label atau gantungan (tag) yg menyertai setiap kemasan harus mudah dilihat/diambil & berisi informasi.
  • Produksi Indonesia.
  • Nama perusahaan/eksportir.
  • Nama kultivar.
  • Kelas mutu.
  • Jumlah bunga dlm kemasan.
  • Berat kotor.
  • Berat bersih.
  • Identitas pembelian ditempat tujuan.
  • Tanggal panen & perkiraan daya tanah.
  • Petunjuk penanganan (suhu udara, kelembaban) yg dianjurkan.
Demikian artikel ttg Bagaimana Cara Budidaya Bunga Gladiol, semoga dapat memeri manfaat. 
 http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/budidaya-gladiol.html

Baca juga:
Budidaya Gerbera/ Hebras
Budidaya Jambu Air


    reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/budidaya-gladiol.html
    Category: articles