Monday, December 5, 2016

Aktivitas perkebunan kelapa sawit seringkali menimbulkan dampak tertentu bagi kelestarian lingkungan di sekitarnya. Dampak tersebut ada yang bersifat positif, namun tidak sedikit pula yang tergolong negatif. Salah satu ancaman yang paling besar ialah eksistensi hutan di Indonesia yang berpotensi mengalami kerusakan.

dampak-kelapa-sawit.jpg

Di bawah ini dampak-dampak negatif dari perkebunan kelapa sawit :

  1. Pada umumnya, budidaya kelapa sawit dilakukan dengan sistem monokultur. Hal ini dapat memicu hilangnya keragaman hayati dan kerentanan alam seperti kualitas lahan menurun, terjadinya erosi, serta merebaknya hama dan penyakit tanaman.
  2. Kebanyakan kegiatan pembukaan lahan kelapa sawit dilakukan dengan metode tebang habis (land clearing) agar menghemat biaya dan waktu. Akibatnya makhluk hidup yang tinggal di dalamnya pun menjadi terganggu.
  3. Kelapa sawit membutuhkan air dalam jumlah sangat banyak mencapai 12 liter/pohon. Proses pertumbuhan tanaman ini juga acapkali dirangsang memakai pestisida, zat fertilizer, dan bahan kimia lainnya.
  4. Kebun sawit pun dapat mengakibatkan kemunculan hama baru. Penyebab utamanya tidak lain karena penerapan sistem lahan monokulturasi.
  5. Aktivitas pembukaan kebun yang dikerjakan dengan membakar hutan menimbulkan polusi udara yang parah. Bahkan asap pencemaran ini bisa terbawa angin sampai ke negeri tetangga.
  6. Timbulnya konflik baik yang bersifat horisontal maupun vertikal. Misalnya konflik antar-pekerja daerah dengan para pendatang atau konflik antara pemilik kebun dengan pemerintah setempat.
  7. Di beberapa kasus sebelumnya, perkebunan sawit sering menjadi penyebab utama timbulnya bencana alam seperti tanah longsor dan banjir bandang. Hal ini dikarenakan struktur tanah mengalami perubahan sehingga kondisinya menjadi labil.

Namun tidak fair bila kita melihat suatu pokok permasalahan hanya dari segi buruknya saja. Oleh karena itu, berikut ini dampak-dampak positif dari perkebunan kelapa sawit :

  1. Meningkatnya pembangunan di daerah. Paling mencolok adalah dibangunnya akses jalan dari perkebunan ke pusat kota yang juga bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar.
  2. Pendapatan per kapita daerah semakin naik. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya kebutuhan tenaga yang diperlukan oleh suatu perkebunan kelapa sawit.
  3. Untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan para pekerja, seringkali pihak perkebunan juga mendirikan pusat layanan kesehatan dan pendidikan terpadu. Walaupun kualitasnya masih di bawah standar, setidaknya fasilitas tersebut cukup berguna bagi warga sekitar.


reff : http://klpswt.blogspot.com/2015/12/dampak-positif-dan-negatif-perkebunan.html
Category: articles

Dasar Pertanian - Manfaat oksigen bagi tanaman memang sangat penting sekali untuk menunjang pertumbuhan tanaman tersebut. Sama halnya dengan tanaman hidroponik, juga sangat membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan tanaman. Bercocok tanam dengan tehnik hidroponik ini sangat menguntungkan bila dibanding dengan metode lain karena tidak banyak membutuhkan lahan. Untuk lebih jelas tentang pengertian dan manfaat tanaman hidroponik ini, silahkan bacaPengertian Tanaman Hidroponik dan Manfaatnya. Sedangkan media yang paling penting dalam budidaya hidroponik adalah air. Jadi karena menggunakan media air, maka kebutuhan oksigen bagi tanaman hidroponik akan lebih banyak.

Hidroponik, sebagaimana namanya, hydro yang artinya air, sistem penanaman hidroponik ini memang sangat mengandalkan air sebagai media utamanya. Namun tentu saja bukan air saja yang dibutuhkan, masih ada unsur lain yang perlu kita digunakan, seperti pasir, pecahan batu karang dan batu bata, serabut kelapa, batu kerikil, busa, gabus atau sterofoam, potongan kayu, batu apung, sumbu kompor, dan masih banyak lagi media yang bisa kita gunakan untuk kebutuhan media tanam hidroponik.

Kembali lagi kepada topik kita kali ini yakni masalah pentingnya oksigen dalam air bagi tanaman hidroponik. Oksigen adalah salah satu problem yang sering dialami dalam budidaya tanaman secara hidroponik. Apabila tanaman hidroponik kekurangan oksigen, maka akan menyebabkan tanaman tidak tumbuh maksimal bahkan bisa mati. Karena kebutuhan oksigen dalam air sangat diperlukan untuk respirasi dan tenaga dalam penyerapan nutrisi oleh akar. Apabila terjadi kegagalan dalam respirasi akar, akan mengakibatkan akar gagal menyerap unsur hara dan pada akhirnya akar akan membusuk.

Pentingnya Oksigen Bagi Tanaman Hidroponik
Budidaya Tanaman Hidroponik


Tanaman hidroponik yang tercukupi kebutuhan oksigen akan tampak dari bentuk akarnya. Tanaman hidroponik yang cukup oksigen, akarnya akan berwarna putih dan tebal. Sementara itu tanaman kekurangan oksigen akarnya akan terlihat sedikit dan berwarna kecoklatan dengan ujung menghitam yang menandakan akar telah membusuk.

Untuk menambah jumlah oksigen dalam tanaman hidroponik dapat dilakukan dengan cara - cara berikut.
  • Pasang aerator di dalam tangki.
  • Mempercepat aliran dan kemiringan sehingga air akan membentur dan bergerak cepat agar oksigen mudah terdifusi.
  • Lakukan pedinginan air di tangki agar daya larut oksigen menjadi lebih besar. Suhu ideal untuk tanaman hidroponik adalah 24 C, tapi range toleran antar 20-34 C.
  • Dengan memberikan H2O2 (Peroksida) dan O3 (Ozon) juga bisa menambah kandungan oksigen. Namun pemberiannya jangan melebihi 8 ppm untuk peroksida dan 1,5 ppm untuk ozon karena dapat menyebabkan akar menjadi layu.
Jadi kesimpulannya adalah bahwa tanaman hidroponik ini sangat membutuhkan oksigen lebih banyak dibanding dengan tanaman lain. Jika kebutuhan oksigen bagi tanaman hidroponik tercukupi, maka pertumbuhan tanaman akan menjadi bagus. Mudah-mudahan bermanfaat.



reff : http://dasar-pertanian.blogspot.com/2016/06/inilah-pentingnya-oksigen-bagi-tanaman.html
Category: articles

Bagaimana metode pengendalian rayap pada kelapa sawit secara tepat? Rayap (Coptotermes curvignathus) merupakan serangga yang dikenal luas sebagai salah satu hama yang menimbulkan kerugian ekonomi cukup besar. Karena serangannya tergolong serius, hama ini perlu ditangani dengan sungguh-sungguh, terutama untuk perkebunan kelapa sawit di lahan gambut.

pengendalian-rayap-pada-kelapa-sawit.jpg

Kelapa Sawit

Rayap dapat merusak seluruh bagian tanaman kelapa sawit. Berbeda dengan hama babi hutan, hewan ini sangat rakus memangsa tumbuhan budidaya, baik ketika masih dalam bentuk bibit, tanaman muda, maupun tanaman dewasa. Rayap menyerang kelapa sawit dengan menggerek dan memakan semua bagian tanaman, tak terkecuali pada titik tumbuhnya. Itulah kenapa serangan yang berat mampu menyebabkan kelapa sawit mengalami kematian.

Di bawah ini gejala-gejala yang muncul jika kelapa sawit terserang rayap, antara lain :

  1. Terlihatnya lorong-lorong tanah berukuran kecil yang ada di permukaan batang dari tanah mengarah tegak ke bagian atas tanaman.
  2. Secara mendadak, daun pupus kelapa sawit mengalami layu dan lambat-laun menjadi kering.
  3. Ditemukannya koloni rayap di sekitar tanaman kelapa sawit.

Cara pengendalian rayap dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu manual dan kimiawi. Metode manual adalah pengendalian dengan tangan kosong, sedangkan metode kimiawi menggunakan bahan-bahan kimia untuk memberantas rayap. Penjelasan tentang kedua metode tersebut akan diterangkan secara lengkap di bawah ini.

Pengendalian Rayap Secara Manual

Pengendalian rayap secara manual dikerjakan dengan menghancurkan sarang rayap dan membunuh serangga-serangga di dalamnya. Metode ini akan lebih efektif jika berhasil menemukan ratu rayap dan membinasakannya. Namun kendalanya sulit sekali menjumpai sarang rayap di kebun kelapa sawit. Para petani biasanya memberantas rayap yang terlihat di batang kelapa sawit agar hubungan antara pokok sawit dengan sarang rayap terputus sementara.

Pengendalian Rayap Secara Kimiawi

Melalui cara kimiawi, pengendalian rayap bisa dilakukan dengan memakai bahan-bahan kimia yang bersifat racun bagi rayap. Salah satunya anda bisa memanfaatkan Regent 50 SC yang mengandung bahan aktif Fipronil dengan dosisi sebanyak 2,50 ml/l air per pohon kelapa sawit. Dapat juga menggunakan Termiban 400 EC yang berbahan aktif Chlorpyriphos dengan dosis penggunaan sejumlah 6,25 ml/l air untuk masing-masing kelapa sawit yang terserang rayap.



reff : http://klpswt.blogspot.com/2015/10/pengendalian-rayap-pada-kelapa-sawit.html
Category: articles