Thursday, January 19, 2017

cara membuat komposter pupuk organik
Tingginya tumpukan sampah di berbagai tempat dapat disebabkan belum adanya pengelolaan dan pemisahan sampah dari masyarakat. Tidak banyak warga yang menggunakan tempat sampah yang berbeda fungsi untuk memisahkan berbagai jenis sampah. Misalnya, menggunakan tong sampah biru untuk sampah basah (organik) dan tong sampah oranye untuk sampah kering (non-organik).
Masyarakat sebenarnya dapat berperan serta mengurangi efek negatif sampah dengan memisahkan sampah organik dan non-organik yang dimulai dari dalam rumah. Pengolahan sampah sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan sesuatu yang lebih bermanfaat. Sampah kering dapat didaur ulang menjadi berbagai macam kerajinan. Sementara itu, sampah basah dapat dimanfaatkan menjadi kompos dan pupuk cair. Pupuk cair memiliki berbagai manfaat. Selain untuk pupuk, pupuk cair juga bisa menjadi aktivator untuk pembuatan kompos.

A.Apa itu Komposter?

Komposter merupakan suatu alat yang digunakan untuk membuat pupuk cair. Komposter dapat berupa tong sampah plastik atau kotak semen yang biasanya diletakkan di dalam atau di luar ruangan. Secara sederhana, komposter dapat dibuat sendiri menggunakan tong plastik bekas yang dimodifikasi.
Ukuran komposter dapat disesuaikan dengan skala limbah. Untuk skala limbah keluarga kecil dapat menggunakan komposter berukuran 20?200 liter. Sementara itu, untuk skala besar seperti limbah rumah makan atau rumah sakit dapat menggunakan komposter berukuran 200 liter.
Komposter memiliki instalasi untuk sirkulasi udara di dalamnya sehingga dapat membantu proses pengomposan aerob dan mempercepat proses penguraian sampah. Selain itu, komposter juga mampu menjaga kelembapan dan suhu sehingga bakteri dan jasad renik dapat bekerja mengurai bahan organik secara optimal. Komposter juga memungkinkan aliran lindi terpisah dari material padat sehingga memudahkan untuk mendapatkan pupuk cair.
Bersama dengan aktivator kompos seperti organik dekomposer, EM, dan Green Phoskko, sampah sisa rumah tangga dapat diubah menjadi kompos hanya dalam waktu 10?12 hari. Khusus untuk pembuatan pupuk cair dari limbah organik rumah tangga ini perlu digunakan bio- aktivator, seperti Propuri. Fungsi Propuri memang sama dengan aktivator lainnya, tetapi sedikit lebih praktis dalam penggunaannya. Untuk memperoleh Propuri, Anda bisa menghubung penulis. Berikut langkah-langkah membuat komposter skala rumah tangga dengan ukuran 20 liter.

B. Alat dan Bahan Membuat Komposter

a. Alat

- Gergaji - Bor
- Meteran - Cutter
- Pensil - Gunting
- Lem paralon
alat membuat komposter pupuk organik

b. Bahan

? 1 buah tong plastik ukuran 20 liter
? 2 buah pipa paralon dengan panjang 14 cm dan diameter1 inch
? 2 buah pipa paralon dengan panjang 10 cm dan diameter1 inch
? 1 buah pipa paralon dengan panjang 9 cm dan diameter 1 inch
? 2 buah pipa paralon dengan panjang 1 cm dan diameter 1 inch
? 2 buah sambungan pipa berbentuk T
? 1 buah keran plastik
? Kasa plastik secukupnya
bahan membuat komposter pupuk organik

C. Cara Membuat Komposter Pupuk Organik

a. Persiapan Pembuatan

  • Buat dua lubang di sisi kanan dan kiri tong menggunakan bor. Untuk tong berukuran 20 liter, lubang berada di ketinggian 28 cm dari alas tong. Diameter lubang harus sama dengan diameter pipa paralon. Kedua lubang ini berfungsi sebagai lubang udara.
  • Buat satu lubang lagi di antara kedua lubang tong yang telah dibuat, posisi lubang ketiga ini harus lebih rendah dari lubang sebelumnya atau sekitar 10 cm dari alas tong.
  • Untuk pipa, potong-potong pipa berdiameter 1 inch sesuai ukuran yang diinginkan. Buat lubang-lubang kecil di badan pipa paralon 14 cm dan pipa paralon 10 cm. Bungkus badan pipa yang berlubang tersebut dengan kasa plastik, hingga tertutup rapi.
    persiapan pembuatan komposter pupuk organik
    bor tangki pembuatan komposter pupuk organik
    melubangi tangki pembuatan komposter pupuk organik


b. Instalasi Komposter

  • Pasang keran plastik ke dalam lubang yang paling bawah (terletak di ketinggian 10 cm dari alas tong). Selalu gunakan seal yang telah tersedia agar tidak terjadi kebocoran. Kencangkan ulir keran plastik.
  • Untuk pipa, sambungkan pipa 9 cm dan kedua pipa 10 cm ke dalam sambungan T. Instalasi ini tidak perlu diberi perekat atau lem untuk memudahkan pelepasan apabila sewaktu-waktu terjadi kebocoran.
  • Tempatkan instalasi tersebut ke dalam komposter dengan salah satu pipa 10 cm mengarah ke lubang yang telah dipasangi keran plastik. Jadi, pipa 9 cm mengarah ke bawah dan pipa 10 cm lainnya mengarah ke atas.
  • Rangkai instalasi udara dengan menempatkan kedua pipa 14 cm ke dalam lubang bagian atas (terletak di ketinggian 28 cm dari alas tong).
  • Pasangkan sambungan T untuk setiap ujung pipa yang bertemu (antara kedua pipa 14 cm dan pipa 10 cm).
  • Tutup kedua ujung pipa yang mencuat keluar sekitar 3 cm menggunakan kasa plastik. Potong kasa plastik membentuk lingkaran dengan diameter sekitar 1 cm lebih panjang dari diameter pipa.
  • Terakhir, tempelkan kasa lalu beri lem perekat di sekitar ujung pipa. Atur hingga tertutup rapi dengan penutup pipa. Gunting bagian kasa yang paling luar.
    instalasi pembuatan komposter pupuk organik
    instalasi pembuatan komposter pupuk organik
    instalasi tangki pembuatan komposter pupuk organik

    Penting!

    Komposter skala rumah tangga ini dirancang dengan bentuk yang praktis untuk diletakkan di dalam ruangan. Namun, bau tidak sedap dari gas metan yang dihasilkan selama proses pembusukan bisa mengganggu kenyamanan lingkungan di dalam ruangan atau rumah.Karena itu, satu lubang udara komposter sebaiknya disambungkan lagi dengan pipa paralon yang dipasang menuju arah luar ruangan sehingga bau tidak sedap tadi bisa langsung "terlepas" ke udara bebas.




reff : http://panduanbertanam.blogspot.com/2016/04/cara-membuat-komposter-pupuk-organik.html
Category: articles

Salah satu hama yang perlu diwaspadai oleh para petani kelapa sawit adalah ulat kantong. Hama ini termasuk ke dalam keluarga Psychidae. Spesies dari ulat kantong yang kerap menyerang tanaman kelapa sawit di antaranya Metisa plana, Mahasena corbetti, Manatha albipes, Cremastopsyche pendula, Cryptothelea cardiophaga, Brachycyttarus griseus, dan Amatissa sp.

Ulat kantong memiliki nafsu makan yang sangat tinggi. Ulat ini aktif memakan dedaunan kelapa sawit sembari membuat semacam kantong dari potongan daun yang kasar. Setelah kantong sudah terbentuk, ulat ini akan beraktifitas dengan hanya mengeluarkan kepala dan kaki depannya dari dalam kantong.

pengendalian-ulat-kantong.jpg

Awalnya ulat kantong hidup di bagian atas permukaan daun kelapa sawit. Namun ketika kantongnya telah berukuran cukup besar, ulat ini akan berpindah ke bagian bawah daun dengan cara menggantungkan diri. Ukuran tubuh rata-rata ulat ini sekitar 35 mm dengan kantong yang berukuran antara 30-50 mm. Sedangkan siklus hidup ulat kantong berlangsung selama 126 hari yaitu stadia ulat selama 80 hari dan stadia kepompong selama 30-50 hari.

Gejala Serangan Ulat Kantong

Gejala awal dari serangat ulat kantong ialah mengeringnya bagian tajuk tanaman seperti terbakar. Potensi kehilangan daun tanaman kelapa sawit bahkan bisa mencapai 46 persen. Celakanya, ulat kantong dapat menyerang tanaman di rentang usia berapapun, terutama ketika sudah berumur lebih dari 8 tahun. Tanaman yang telah cukup tua memiliki daun yang panjang dan saling bersinggungan sehingga memudahkan ulat kantong dalam berpindah tempat.

Pengendalian Ulat Kantong

Sedikitnya ada dua metode ampuh untuk mengendalikan hama ulat kantong yang menyerang kelapa sawit, antara lain :

1. Pengendalian Secara Biologi

Pengendalian secara biologi dilakukan dengan melestarikan parasit dan predator alami ulat kantong. Di antara parasitoid yang berkerja cukup efektif adalah Goryhus bunoh, Hiper parasitoid, dan Dolichogenidea metesae. Selain itu, Bacillus thuringiensis dapat dimanfaatkan sebagai insektisida alami yang ramah terhadap lingkungan.

2. Pengendalian Secara Kimiawi

Pengendalian ulat kantong secara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan insektisida yang terbuat dari bahan-bahan kimia tertentu. Pengaplikasian metode ini juga bisa dikerjakan menggunakan teknik fogging dan injeksi. Tanaman kelapa sawit yang berusia kurang dari 2 tahun bisa disemprot memakai knapsack sprayer. Sedangkan tanaman yang berusia lebih dari 3 tahun bisa diasapi atau disuntik menggunakan Monocrotophos dan Methamidophos.



reff : http://klpswt.blogspot.com/2016/01/pengendalian-ulat-kantong-pada-tanaman.html
Category: articles