Wednesday, February 8, 2017

A. Prospek Bisnis Budi Daya Jamur Kuping

bisnis budi daya jamur kuping
Bisnis Budi Daya Jamur Kuping. Peluang bisnis jamur kuping masih terbuka lebar. Pasalnya, jumlah petani jamur kuping relatif lebih sedikit dibandingkan dengan petani jamur tiram dan jamur merang. Sementara itu, kebutuhan jamur kuping tidak kalah bersaing dengan jamur konsumsi lainnya. Ironisnya, untuk memenuhi permintaan yang selalu meningkat, pemerintah melakukan impor jamur kuping kering dari berbagai negara. Jika dilihat dari segi bisnis, budi daya jamur kuping sudah layak untuk diusahakan. Selain itu, pasar jamur kuping juga sudah tersedia luas.

B. Persiapan Perlengkapan Budi Daya Jamur Kuping

  1. Siapkan kumbung dengan luas 5 x 10 meter. Usahakan kumbung memenuhi syarat tumbuh jamur kuping, seperti suhu 15?28 C, kelembapan 80?90%, intensitas cahaya matahari baik, dan sirkulasi udara baik.
  2. Buat rak untuk mengisi kumbung menggunakan bambu, kayu, atau besi. Buat rak dengan ukuran panjang 5 meter dan lebar 1 meter. Rak biasanya terdiri atas 3?5 tingkat.
  3. Siapkan baglog jamur kuping yang telah ditumbuhi miselium berwarna putih dan bebas dari kontaminasi.
  4. Siapkan alat pemeliharaan berupa tangki, sprayer, blower, termometer, higrometer, slang air, dan noozle.
  5. Siapkan alat panen berupa pisau, gunting, dan keranjang panen.

C. Penumbuhan dan Pemeliharaan Budi Daya Jamur Kuping

pemeliharaan budi daya jamur kuping
  1. Seleksi baglog dengan cara memilih baglog yang memiliki miselium berwarna putih merata di seluruh bagian. Pasalnya, baglog dengan miselium tidak merata akan menghasilkan sedikit jamur kuping.
  2. Susun baglog di atas rak yang telah disediakan. Penyusunan baglog dapat dilakukan dengan cara direbahkan atau diberdirikan. Jika baglog direbahkan, penataannya harus saling berlawanan untuk mencegah terhambatnya pertumbuhan jamur. Sementara itu, baglog yang diberdirikan maksudnya baglog diletakkan di atas rak dengan posisi berdiri dan ditata rapi sesuai dengan luas rak yang digunakan. Penyusunan baglog yang baik, rapi, dan memperhatikan kapasitas kumbung akan berdampak positif terhadap pertumbuhan jamur kuping.
  3. Lakukan penyayatan dengan menggunakan pisau tajam apabila baglog diletakkan dengan cara direbahkan. Penyayatan umumnya berbentuk huruf L dengan ukuran 1 x 1 cm. Penyayatan dilakukan dua kali, yaitu ketika baglog dimasukkan ke dalam kumbung dan setelah panen pertama. Bagi baglog yang diletakkan dengan posisi berdiri, penyayatan tidak perlu dilakukan karena jamur akan keluar melalui lubang yang dibuat di bagian atas baglog.
  4. Kondisikan di dalam kumbung tetap optimal, yaitu suhu 15?28 C dan kelembapan 80?90%. Caranya, lakukan penyiraman (pengabutan) menggunakan sprayer. Jika suhu dan kelembapan relatif normal, pengabutan cukup dilakukan sekali pada pagi hari. Sementara itu, jika cuaca panas, lakukan pengabutan sebanyak dua kali pada pagi dan sore hari.
  5. Usahakan sirkulasi udara dan intensitas cahaya matahari di dalam kumbung berjalan lancar. Pasalnya, sirkulasi yang buruk akan menghambat pertumbuhan jamur. Sirkulasi udara dapat diatur dengan cara membuka jendela kumbung selama 1?2 jam setiap hari.
  6. Lakukan pengamatan rutin terhadap jamur yang tumbuh. Benjolan keras berwarna cokelat kehitaman (pin head) akan muncul setelah 3?7 hari. Lepas kertas koran yang menutupi lubang baglog jika pin head tidak dapat menembus koran.
  7. Segera pisahkan baglog yang terkontaminasi agar tidak menular ke baglog lainnya. Ciri-ciri kontaminasi di antaranya jamur tidak tumbuh, miselium tumbuh menjadi berwana kehijauan atau bahkan kehitaman, dan terlihat adanya jamur jenis lain yang tumbuh di baglog.
  8. Lakukan sanitasi baglog dengan cara membuang kotoran dan hama yang menyerang baglog.
  9. Usahakan kondisi kumbung dalam keadaan steril dan higienis. Tujuannya, untuk mencegah kontaminasi dan serangan organisme pengganggu, seperti gulma, lalat, tungau, rayap, dan cacing.

D. Panen dan Pascapanen Budi Daya Jamur Kuping

  1. Lakukan pemanenan jamur kuping dua minggu setelah pin head muncul atau saat tubuh buah mencapai ukuran yang diinginkan. Jika pemeliharaan dilakukan dengan baik, pemanenan dapat dilakukan secara terusmenerus selama lima bulan.
  2. Lakukan pemanenan pada pagi hari atau sore hari.
  3. Pilih jamur kuping yang berukuran besar dengan bobot 65 gram dan lebar tubuh buah 10?25 cm. Pemanenan dapat dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus seperti pemanenan jamur tiram. Pasalnya, jamur kuping yang berukuran masih kecil tidak akan membusuk jika dibiarkan di dalam baglog.
  4. Potong jamur kuping yang dipilih menggunakan gunting atau pisau yang tajam.
  5. Setelah panen, bersihkan baglog dan buka plastik pengemas media dengan cara menurunkan sepertiga bagiannya agar jamur lebih banyak tumbuh.
  6. Kumpulkan hasil panen jamur kuping di keranjang panen.
  7. Gunting bagian akar jamur untuk membuang sisa kotoran yang melekat.
  8. Untuk jamur kuping basah, cuci jamur terlebih dahulu, lalu tiriskan. Sementara itu, untuk jamur kuping kering, pengeringan dapat dilakukan secara alami (dikeringanginkan).
  9. Kemas jamur kuping basah dan kering dengan menggunakan kantong plastik, styrofoam, atau kemasan lain agar lebih menarik.

E. Kendala dan Solusi Budi Daya Jamur Kuping

Kendala
Solusi
Tingginya tingkat kontaminasi dan serangan hama dan penyakit Lakukan manajemen pemeliharaan dengan baik dan usahakan semua pekerjaan dilakukan dengan steril dan higienis.
Kerusakan saat panen dan pascapanen
  1. Pastikan pasar yang akan dituju.
  2. Pisahkan jamur yang kondisinya kurang baik agar tidak menular ke jamur lainnya.
  3. Kemas jamur dengan baik, agar selama perjalanan sirkulasi udara tetap lancar.

F. Analisis Usaha Budi Daya Jamur Kuping

a. Asumsi

  1. Lahan diasumsikan milik sendiri. Kumbung yang digunakan berukuran 5 x 10 meter.
  2. Bibit baglog dibeli sebanyak 5.000 baglog seharga Rp1.800/baglog.
  3. Produktivitas jamur kuping diasumsikan 0,4 kg/baglog dengan daya hidup 90%. Artinya, dari 5.000 bibit baglog diperoleh jumlah panen jamur kuping sebanyak = 0,4 kg/baglog/periode x 5.000 baglog x 90% = 1.800 kg.
  4. Periode panen diasumsikan selama tiga bulan.
  5. Hasil panen dijual dalam bentuk segar dengan asumsi harga jual Rp10.000/kg.

b. Perhitungan Biaya Budi Daya Jamur Kuping

? Biaya Investasi

Komponen
Satuan
Harga (Rp) Jumlah (Rp)
Kumbung
50 m?
200.000
10.000.000
Sapu
1 buah
15.000
15.000
Sprayer
1 buah
300.000
300.000
Termometer dan higrometer
1 buah
250.000
250.000
Alat panen
1 set
50.000
50.000
Total Biaya Investasi
10.615.000

? Biaya Tetap

Uraian
Masa Pakai
Harga (Rp)
Penyusutan (Rp)
Total Biaya (Rp)
Penyusutan kumbung 60 bulan
10.000.000
3/60 x 10.000.000
500.000
Penyusutan sapu 24 bulan
15.000
3/24 x 15.000
1.875
Penyusutan sprayer 60 bulan
300.000
3/60 x 300.000
15.000
Penyusutan termometer dan higrometer 60 bulan
250.000
3/60 x 250.000
12.500
Penyusutan alat panen 36 bulan
50.000
3/36 x 50.000
4.167
Total Biaya Tetap
533.542

? Biaya Variabel

Uraian
Satuan
Harga (Rp)
Total Biaya (Rp)
Baglog jamur kuping
5.000 baglog
2.000
10.000.000
Biaya tenaga kerja 3 bulan
500.000
1.500.000
Biaya listrik dan air 3 bulan
75.000
225.000
Total Biaya Tidak Tetap
11.725.000
? Total Biaya Operasional per Periode
Total biaya operasional = Total biaya tetap + total biaya variabel
= Rp533.542+ Rp11.725.000
= Rp12.258.542

c. Pendapatan dan Keuntungan

? Pendapatan per Periode
Pendapatan = Jumlah produksi x harga jamur tiram
= 1.800 kg x Rp10.000/kg
= Rp18.000.000
? Keuntungan per Periode
Keuntungan = Pendapatan ? Total biaya operasional
= Rp18.000.000 ? Rp12.258.542
= Rp5.741.458

d. Kelayakan Usaha

? R/C Rasio
Rasio R/C= Pendapatan : Total biaya operasioanal
= Rp18.000.000 : Rp12.258.542
= 1,47
R/C lebih dari satu artinya usaha budi daya jamur kuping layak dijalankan. R/C 1,47 artinya setiap penambahan modal sebesar Rp1 akan memberikan pendapatan sebesar Rp1,47.
? Pay Back Period
Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp10.615.000 : Rp5.741.458) x 1 bulan
= 1,84 bulan
Artinya, titik balik modal usaha budi daya jamur kuping dapat dicapai pada 1,84 bulan.


reff : http://panduanbertanam.blogspot.com/2016/04/bisnis-budi-daya-jamur-kuping.html
Category: articles

A. Prospek Bisnis Bertanam Wortel

bisnis bertanam wortel
Bisnis Bertanam Wortel. Pilihan tren gaya hidup sehat seperti vegetarian semakin banyak terjadi di masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan. Sejak dahulu, wortel dikenal sebagai sayuran yang kaya vitamin A dan baik untuk kesehatan mata. Tidak hanya itu, wortel mengandung enzim pencernaan dan bersifat diuretik. Konsumsi wortel dalam keadaan mentah?
jus atau lalapan?relatif lebih sehat karena kandungan gizinya tidak hilang akibat pemasakan.
Peluang budi daya wortel masih terbuka lebar bagi petani pemula. Melalui teknik budi daya yang tepat, wortel yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Kualitas wortel sangat mempengaruhi serapan pasar. Peluang pasar retail modern akan terbuka lebar seiring kualitas wortel yang tetap baik dan kuantitas hasil panen dapat terjaga. Tentunya, harga yang akan diterima petani jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wortel dengan kualitas standar yang masuk ke pasar tradisional.

B. Persiapan Benih, Pupuk, dan Peralatan Bisnis Bertanam Worter

  1. Pilih benih wortel yang berasal dari varietas unggul, murni, serta memiliki daya kecambah lebih dari 90%. Kebutuhan benih wortel untuk lahan satu hektare sekitar 9 kg.
  2. Rendam benih wortel dalam air dingin selama 12?24 jam atau dalam air hangat dengan suhu 60 C selama 15 menit. Perendaman bertujuan untuk mempercepat proses pengecambahan. Tiriskan benih dalam satu wadah hingga cukup kering. Benih siap untuk ditebar di lahan persemaian.
  3. Siapkan pupuk kandang dengan dosis 20?30 ton/ha.
  4. Siapkan pupuk urea, SP-36, dan KCl dengan jumlah masing-masing 100 kg, 400 kg, dan 150 kg. Jika pH tanah terlalu asam, tambahkan kapur pertanian dengan dosis 75?100 kg/ha.
  5. Siapkan alat pertanian seperti cangkul, garu, kored, ember, dan gembor.
  6. Siapkan alat panen berupa keranjang panen, timbangan, pisau, dan tali rafia.

C. Persiapan Lahan yang Tepat Bertanam Wortel

  1. Siapkan lahan dengan persyaratan seperti tanah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, serta memiliki saluran drainase dan irigasi yang baik. Wortel dapat tumbuh optimal di ketinggian 1.000?1.200 meter dpl dengan suhu sekitar 20 C dan pH tanah 6?6,8.
  2. Jika pH tanah terlalu asam, tambahkan kapur pertanian dengan dosis 0,75?1 ton/ha di lapisan tanah atas (top soil) sambil digaruk atau dibalik hingga benar-benar merata. Usahakan kondisi tanah agak basah atau lembap.
  3. Bersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman lainnya.
  4. Cangkul tanah sedalam 40 cm, lalu beri pupuk kandang atau kompos dengan dosis 15 ton/ha.
  5. Buat bedengan dengan lebar 120?150 cm, tinggi 30?40 cm, dan jarak antar-bedengan 50?60 cm.
  6. Buat alur atau larikan dengan jarak 20 cm di bedengan.

D. Penanaman dan Pemeliharaan Bertanam Wortel

  1. Sebarkan benih dalam alur atau larikan secara merata, lalu tutup dengan tanah sedalam 0,5?1 cm.
    menanam wortel
  2. Buat alur-alur dangkal berjarak 5 cm dari alur benih untuk pemupukan. Pupuk yang digunakan berupa campuran SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 400 kg dan 150 kg untuk luas satu hektare. Setelah itu, tutup dengan tanah kembali.
  3. Tutup alur dengan daun kering atau pelepah daun pisang selama 7?10 hari untuk mencegah hanyutnya benih akibat air. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga kelembapan tanah. Setelah benih tumbuh, segera buka penutup tersebut.
  4. Saat tanaman berumur satu bulan, lakukan pemupukan dengan urea sebanyak 100 kg/ha. Bersamaan dengan itu, siangi gulma atau tanaman pengganggu lainnya.
  5. Lakukan penyiraman 1?2 kali sehari pada fase awal pertumbuhan wortel. Semakin tua umur wortel, kurangi volume penyiraman. Namun, kondisi lahan jangan sampai kering, usahakan tetap lembap.
  6. Amati tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Lakukan tindakan pencegahan dengan memasang perangkap atau menggunakan pestisida organik untuk mengatasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman.

E. Panen dan Pascapanen Bertanam Wortel

  1. Beberapa hari sebelum panen, lakukan penyiraman secara merata untuk memudahkan pencabutan umbi wortel.
  2. Panen wortel dilakukan pada usia 60?90 hari setelah tanam dengan cara mencabut umbi wortel beserta akarnya. Jika pemeliharaan dilakukan secara intensif, panen wortel dapat menghasilkan 20?30 ton/ha.
  3. Kumpulkan wortel yang sudah dipanen. Penempatan sementara dapat di pinggir kebun atau langsung menuju gudang penyimpanan.
  4. Lakukan sortasi berdasarkan kondisi hasil panen. Pisahkan umbi yang baik dengan umbi cacat, rusak, atau busuk. Setelah itu, kelompokkan umbi wortel yang baik berdasarkan bentuk dan ukuran.
  5. Untuk memudahkan pengangkutan dan penyimpanan, ikat umbi wortel, lalu potong tangkai dan daunnya.
  6. Cuci wortel dengan air mengalir untuk membersihkannya dari tanah yang masih menempel, lalu kering anginkan.
  7. Simpan umbi wortel dalam wadah atau ruangan dengan suhu dingin dan memiliki ventilasi baik.
  8. Untuk komoditas wortel yang ditujukan ke pasar swalayan, lakukan pengemasan menggunakan plastik bening dan beri label.


reff : http://panduanbertanam.blogspot.com/2016/04/bisnis-bertanam-wortel.html
Category: articles

Apakah tujuan pruning pada kelapa sawit? Pada dasarnya, pemangkasan (pruning) ialah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan beberapa bagian dari tumbuh-tumbuhan. Pemangkasan bisanya ditujukan pada bagian-bagian tanaman yang tidak berkembang sesuai semestinya. Sebagai contoh yaitu bagian tanaman yang sedang terjangkit penyakit, tidak memiliki produksi yang bagus, dan bagian yang tidak diharapkan.

Pemangkasan dikerjakan oleh manusia dengan menggunakan alat-alat tertentu yang berfungsi sebagai pemotong. Pemangkasan juga bisa terjadi secara alami yang melibatkan angin, salju, atau kabut dari air laut. Dengan memangkas suatu tanaman, kita bisa mengendalikan arah pertumbuhannya secara penuh. Beberapa pemangkasan pun kerap dilakukan untuk mempertahankan kondisi kesehatan tanaman serta meningkatkan produktivitasnya.

tujuan-pruning-kelapa-sawit.jpg

Kebanyakan proses pemangkasan dilakukan pada saat tanaman masih berusia remaja. Sebab pemotongan dalam ukuran yang cukup kecil tidak terlalu mempengaruhi kondisi kesehatan tanaman tersebut. Apalagi jika bagian yang akan dipangkas sebelumnya sudah dalam keadaan patah. Maka kerugian yang timbul tidak terlalu besar, justru keuntungan lah yang akan didapatkan.

Berdasarkan tujuannya, ada tiga macam pemangkasan yaitu pemangkasan bentuk (pollarding), pemangkasan pangkal (coppicing), dan pemangkasan pemeliharaan.

Tujuan utama pemangkasan adalah untuk menjaga keseimbangan bentuknya. Kelapa sawit cenderung akan tumbuh secara terus-menerus, baik tumbuh ke atas maupun samping. Pertumbuhan yang tidak dikendalikan mengakibatkan tumbuhnya tajuk tanaman yang tumbuh ke arah atas saja. Hal ini terutama disebabkan oleh kuatnya dominasi tunas ujung. Pemangkasan akan merangsang tumbuhnya tunas samping.

Pemangkasan juga berguna untuk menjaga kesehatan tanaman. Kelapa sawit yang tidak dipangkas mengakibatkan banyaknya pelepah daun yang dimiliki oleh tanaman tersebut. Pelepah daun yang tidak terkena sinar matahari langsung akan menjadi parasit karena tidak melakukan proses fotosintesis namun tetap mendapatkan fotosintat hasil dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh pelepah-pelepah yang bisa mendapatkan sinar matahari. Inilah penyebabnya kenapa suatu pohon kelapa sawit tidak menghasilkan buah sawit atau buah yang dihasilkannya sangat sedikit meskipun kondisinya sehat. Karena hanya sedikit fotosintat yang dipakai untuk membentuk buah, kebanyakan telah disalurkan ke bagian pelepah yang lain.

Kelapa sawit yang dipangkas secara berkala juga dapat meminimalkan perkembangan jamur dan organisme pengganggu tanaman (OPT). Dengan memangkas tanaman akan tercipta lingkungan yang baik bagi pertumbuhan kelapa sawit itu sendiri. Sehingga sinar matahari dapat mengenai semua bagian tanaman. Hasilnya tingkat kelembaban tanaman dapat terjaga dengan baik dan pertumbuhan tanaman pun menjadi lebih optimal untuk memberikan hasil panen yang sebanyak-banyaknya.



reff : http://klpswt.blogspot.com/2016/11/tujuan-pruning-pada-tanaman-kelapa-sawit.html
Category: articles

A. Peluang Agrobisnis Bawang Merah

bisnis beranam bawang merah
Bisnis dan Cara Menanam Bawang Merah. Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua masakan menggunakan bawang merah sebagai bumbu utama. Tidak hanya itu, industri pengolahan makanan juga menggunakan bawang merah sebagai salah satu bahan bakunya. Tidak heran, jika permintaan pasar terhadap komoditas ini sangat tinggi. Bahkan, terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2010, konsumsi bawang merah mencapai 974.284 ton dan terus meningkat menjadi 1.046.325 ton pada tahun 2011. Sayangnya, jumlah permintaan yang terus meningkat tidak dapat diimbangi oleh produksi dalam negeri. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai peluang usaha bertanam dan bisnis bawang merah.
B. Persiapan Perlengkapan Menananm Bawang Merah
  1. Siapkan benih bawang merah berkualitas unggul dan memiliki daya tumbuh yang tinggi.
  2. Siapkan kompos atau pupuk kandang dengan dosis 5 ton/ha dan kapur pertanian dengan dosis minimum 2 ton/ha.
  3. Siapkan media semai dengan perbandingan tanah dan pupuk kandang sebanyak 2 : 1.
  4. Siapkan berbagai pupuk untuk meningkatkan produktivitas tanaman, seperti 300 kg urea, 200 kg SP-36, 200 kg KCl, dan 200 kg ZA. Sebagai tambahan, siapkan pupuk NPK sebanyak 50 kg/ha.
  5. Siapkan alat pertanian seperti cangkul, garu, kored, ember, dan gembor.
  6. Siapkan alat panen berupa karung, timbangan, pisau, tali rafia, alas bambu, penutup plastik, dan para-para dari bambu.
C. Persiapan Benih Bawang Merah
  1. Pastikan benih merupakan benih bermutu dari penangkar benih yang terpercaya.
  2. Pilih benih siap tanam yang telah disimpan 2?3 bulan.
  3. Jika 80% tunas sudah muncul daun pertama, ujung benih tidak perlu dirompes atau dipotong.
  4. Jika persentase tunas yang muncul hanya 50?60%, potong sepertiga bagian ujung benih menggunakan pisau yang tajam. Tujuannya, untuk mempermudah keluarnya tunas.
  5. Pisahkan benih yang terkena hama dan penyakit. Bersihkan benih dari kotoran dan kulit kering.
D. Persiapan Lahan Menananm Bawang Merah
cara menanam bawang merah
  1. Pilih lahan dengan tipe tanah gembur dan mengandung banyak bahan organik.
  2. Kondisi lahan sebaiknya tidak ternaungi dengan ketinggian 25?500 meter dpl. Selain itu, suhu lingkungan sekitar 25?32 C.
  3. Lakukan pembersihan lahan dari gulma dan sisa pertanaman sebelumnya.
  4. Apabila pH tanah agak asam (kurang dari 5,5?6,5), taburkan kapur pertanian.
  5. Cangkul atau bajak lahan untuk menggemburkan dan membalikkan tanah.
  6. Buat bedengan dengan lebar 180?200 cm, panjang sesuai kondisi lahan. Pisahkan setiap bedengan oleh selokan berukuran 50?60 cm dan kedalaman 50 cm. Untuk lahan bertipe kering, kedalaman selokan boleh agak dangkal. Selain itu, buat pematang lahan atau galengan.
  7. Taburkan pupuk kandang di atas bedengan sebanyak 10 ton/ha.
  8. Lakukan penyiraman secukupnya agar tanah di bedengan menjadi lembap .
  9. Buat lubang tanam dengan jarak antarbaris sesuai standar. Untuk memudahkan pengaturan jarak antarbaris, gunakan tali rafia yang telah diberi tanda jarak tanam antarbaris 15?20 cm untuk benih berukuran kecil atau 20?25 cm untuk benih yang berukuran besar. Sementara itu, pengaturan jarak dalam baris dapat menggunakan kayu yang telah ditandai setiap 10?15 cm.
E. Penanaman dan Pemeliharaan Bawang Merah
  1. Sebelum pembuatan lubang tanam, campurkan 10 ton pupuk kandang, 50 kg urea, 300 kg SP-36, dan 100 kg KCl untuk luas lahan satu hektare. Taburkan pupuk ke dalam lubang tanam secukupnya.
    Kendala
    Solusi
    Tingginya tingkat serangan hama dan penyakit Gunakan varietas unggul tahan hama dan penyakit serta lakukan teknik budi daya dengan manajemen yang baik.
    Manajemen budi daya kurang baik Memperdalam ilmu manajemen budi daya bawang merah dengan cara mengikuti pelatihan, penyuluhan, atau ikut serta dalam kelompok tani, serta mencari informasi dari buku, koran, majalah, televisi, dan internet.
    Ketersediaan air yang kurang Sebelum menanam, pastikan lahan memiliki sumber air yang cukup. Jika terpaksa, buat saluran irigasi baru untuk mengalirkan air ke lahan.
    Musim dan cuaca yang tidak menentu. Lakukan perbaikan budi daya dengan cara pencegahan serta pengendalian hama dan penyakit yang menyerang.

  2. Tanam benih dengan cara membenamkan sepertiga bagian ke dalam lubang tanam, lalu siram.
  3. Pada 15 HST, lakukan pemupukan II sesuai panduan dosis yang tertera di atas. Caranya, aduk campuran pupuk, lalu taburkan pupuk di atas bedengan.
  4. Pada 25 HST, lakukan pemupukan III. Caranya, taburkan campuran pupuk ZA dan KCl di atas bedengan.
  5. Pada 25 HST, lakukan pendangiran di sekitar bedengan.
  6. Lakukan penyiraman sesuai dengan jenis tanah di lokasi. Untuk tanah debu berpasir, lakukan pengairan dengan cara penggenangan selokan (sistem leb) selama 15 menit, lalu buang air di dalam selokan. Sementara itu, untuk tanah lempung berpasir, lakukan penyiraman seperti biasa langsung ke area di sekeliling tanaman.
  7. Pada umur 0?7 hari, lakukan penyiraman setiap hari. Jika umur bibit bawang sudah di atas 7 hari, penyiraman cukup dilakukan dua hari sekali. Penyiraman umumnya dilakukan hingga lima hari sebelum waktu panen.
  8. Lakukan penyiangan dengan cara membersihkan lahan dari gulma.
  9. Lakukan pengamatan terhadap organisme pengganggu tanaman secara berkala. Pisahkan apabila terdapat tanaman yang terserang hama dan penyakit. Segera musnahkan tanaman yang terserang. Jika kerusakan sudah terlalu parah, lakukan pengendalian organisme pengganggu sesuai kondisi serangan dan teknik yang dianjurkan.
F. Panen dan Pascapanen Bawang Merah
harga bawang merah
  1. Lakukan panen setelah tanaman berumur 65?72 HST. Bawang merah siap panen dapat dilihat dari ciri fisiknya, yaitu 80% daun rebah, menguning, leher batang daun kosong, serta umbi tersembul ke permukaan tanah dan berwarna merah.
  2. Congkel umbi bawang merah secara hati-hati, lalu cabut dan angkat umbi keluar dari dalam tanah.
  3. Siapkan alas bambu sebagai alas umbi saat proses pelayuan dan pengeringan.
  4. Jemur bawang merah selama 2?3 hari hingga daun menjadi layu dan setengah kering. Usahakan umbi tidak terkena sinar matahari secara langsung. Caranya, jemur dengan posisi umbi yang tertutupi daunnya. Jadi, hanya bagian daun dan leher yang layu.
  5. Setelah pelayuan, keringkan umbi dengan proses yang hampir sama selama 7?14 hari. Pengeringan dapat juga dilakukan dengan cara menggantungkan umbi di atas para-para yang terbuat dari bambu. Agar umbi kering merata, balik posisi umbi setiap dua hari sekali.
  6. Jika panen dilakukan saat musim hujan, keringkan umbi bawang dengan cara menghembuskan udara panas bersuhu 46o C selama 16 jam dengan kelembapan 70?80%.
  7. Segera sortir umbi yang telah kering. Pisahkan umbi yang baik dengan umbi yang busuk. Satukan umbi yang baik menggunakan tali, lalu ikat. Satu ikatan biasa dikenal dengan istilah satu gedengan.
  8. Hentakkan gedengan agar kotoran seperti tanah yang melekat di umbi dapat terlepas.
  9. Ikat dua buah gedengan menjadi satu. Tujuannya, untuk memudahkan digantung di para-para yang terbuat dari bambu.
  10. Simpan bawang merah yang telah digantung di para-para ke dalam ruang penyimpanan.
  11. Kemas bawang yang akan didistribusikan menggunakan karung jala. Untuk pengiriman jarak dekat, masing-masing karung berisi 90?100 kg bawang merah kering. Sementara itu, untuk jarak jauh, kemas bawang merah menggunakan karung jala dengan bobot masing-masing karung 20?25 kg. Ikat ujung karung jala menggunakan tali rafia.
G. Kendala dan Solusi Menananm Bawang Merah
Kendala
Solusi
Tingginya tingkat serangan hama dan penyakit Gunakan varietas unggul tahan hama dan penyakit serta lakukan teknik budi daya dengan manajemen yang baik.
Manajemen budi daya kurang baik Memperdalam ilmu manajemen budi daya bawang merah dengan cara mengikuti pelatihan, penyuluhan, atau ikut serta dalam kelompok tani, serta mencari informasi dari buku, koran, majalah, televisi, dan internet.
Ketersediaan air yang kurang Sebelum menanam, pastikan lahan memiliki sumber air yang cukup. Jika terpaksa, buat saluran irigasi baru untuk mengalirkan air ke lahan.
Musim dan cuaca yang tidak menentu Lakukan perbaikan budi daya dengan cara pencegahan serta pengendalian hama dan penyakit yang menyerang.
H. Analisis Usaha Menananm Bawang Merah
a. Asumsi
  1. Lahan yang digunakan seluas 10.000 m? dengan sistem sewa Rp700.000/bulan.
  2. Periode perhitungan analisis usaha dilakukan setiap tiga bulan.
  3. Total panen bawang merah dalam satu periode diasumsikan sekitar 10.000 kg dengan perincian grade A sebanyak 7.500 kg dan grade B sebanyak 2.500 kg. Grade A dihargai Rp6.000/kg dan grade B dihargai Rp4.000/kg.
b. Perhitungan Biaya
? Biaya Investasi

Komponen
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
Alat pertanian
3 set
200.000
600.000
Ember plastik
5 buah
20.000
100.000
Timbangan
2 buah
80.000
160.000
Karung
300 buah
1.000
300.000
Gembor
5 buah
75.000
375.000
Sprayer
1 buah
350.000
350.000
Total Biaya Investasi
1.885.000
? Biaya Tetap
Uraian
Masa Pakai
Harga (Rp)
Penyusutan (Rp)
Total Biaya (Rp)
Sewa lahan 10.000 m?
3 bulan
700.000
2.100.000
Penyusutan alat pertanian
18 bulan
600.000
3/18 x 600.000
100.000
Penyusutan ember plastik
12 bulan
100.000
3/12 x 100.000
25.000
Penyusutan timbangan
18 bulan
160.000
3/18 x 160.000
26.667
Penyusutan karung
3 bulan
300.000
3/3 x 300.000
300.000
Penyusutan gembor
12 bulan
375.000
3/12 x 375.000
93.750
Penyusutan sprayer
30 bulan
350.000
3/30 x 350.000
35.500
Total Biaya Tetap
2.680.917
? Biaya Variabel
Uraian
Satuan
Harga (Rp)
Total Biaya (Rp)
Benih bawang merah 1.000 kg
15.000
15.000.000
Pupuk kandang 10.000 kg
300
3.000.000
Kapur Pertanian 2.000 kg
240
480.000
Pupuk SP-36 300 kg
1.900
570.000
Pupuk urea 100 kg
1.400
140.000
PupukZA 400 kg
1.200
480.000
PupukKCl 300 kg
1.800
540.000
Pestisida Kalicron 200 cc
160
32.000
Decis 300 cc
260
78.000
Daconil 200 cc
160
32.000
PPC : Fertila 100 g
160
16.000
Herbisida 500 g
260
130.000
Pengolahan tanah 10.000 m?
210
2.100.000
luran pengairan atau irigasi 1 musim
75.000
75.000
Tenaga kerja penanaman 20 HKW
12.000
240.000
Tenaga kerja pemupukan 40 HKP
15.000
600.000
Tenaga kerja penyiangan 40 HKW
12.000
480.000
Tenaga kerja penyiraman 125 HKP
15.000
1.875.000
Tenaga kerja penyemprotan 10 HKP
15.000
150.000
Tenaga kerja bantuan umum 15 HKP
15.000
225.000
Tenaga kerja panen (borongan) 15.000 kg
75
1.125.000
Tenaga kerja pascapanen(borongan) 15.000 kg
50
750.000
Total Biaya Tidak Tetap
28.118.000

Keterangan : HKW = Hari Kerja Wanita (6 jam sehari)
HKP = Hari Kerja Pria (8 jam sehari)
? Total Biaya Operasional per Periode
Total biaya operasional = Total biaya tetap + total biaya variabel
= Rp2.680.917 + Rp28.118.000
= Rp30.798.917
c. Pendapatan dan Keuntungan
? Pendapatan per Periode

Pendapatan = Jumlah terjual x harga bawang merah
Pendapatan hasil panen grade A = 7.500 kg x Rp6.000/kg = Rp45.000.000
Pendapatan hasil panen grade B = 2.500 kg x Rp4.000/kg = Rp10.000.000
Total pendapatan = Rp55.000.000
? Keuntungan per Periode
Keuntungan = Pendapatan ? Total biaya operasional
= Rp55.000.000 ? Rp30.798.917
= Rp24.201.083
d. Kelayakan Usaha
? R/C Rasio

Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasioanal
= Rp55.000.000 : Rp30.798.917
= 1,79
R/C lebih dari satu artinya usaha budi daya bawang merah layak dijalankan. R/C 1,79 artinya setiap penambahan modal sebesar Rp1 akan memberikan pendapatan sebesar Rp1,79.
? Pay Back Period
Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp1.885.000: Rp24.201.083) x 1 bulan
= 0,08 bulan
Artinya, titik balik modal usaha budi daya bawang merah dapat dicapai kurang dari satu bulan (0,08 bulan).


reff : http://panduanbertanam.blogspot.com/2016/04/bisnis-dan-cara-menananm-bawang-merah.html
Category: articles