Tuesday, December 27, 2016

Dasar Pertanian : Kelebihan dan Kekurangan Budidaya Hidroponik - Budidaya hidroponik merupakan salah satu cara mengembangkan tanaman dengan tehnik sederhana tanpa tanah dan air. Banyak tehnik yang bisa diterapkan dalam menanam hidroponik ini. Adapun sistem hidroponik yang paling populer dan banyak diterapkan khususnya bagi para pemula adalah hidroponik sistem sumbu ( wick ) dan hidroponik sitem apung ( floating system ).

Didalam membudidayakan tanaman menggunakan tehnik hidroponik ini, tentu ada sisi positif dan juga negatifnya, sisi posistif dapat berupa keuntungan dan kelebihan sedangkan sisi negatif dapat berupa kekurangannya. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan budidaya hidroponik ini anda bisa terus simak artikel ini, karena pada postingan kali ini dasar pertanian akan share apa saja kelebihan dan kekurangan menanam dengan sistem hidroponik.

Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik


Adapun Kelebihan dan Kekurangan Bercocok Tanam Hidroponik antara lain adalah sebagai berikut :

Kelebihan Hidroponik

  1. Menanam hidroponik sangat cocok dan sesuai bagi anda yang mempunyai lahan sedikit atau terbatas. Bagi anda yang tinggal di daerah perkotaan dan tentunya memiliki lahan yang sangat terbatas, maka jika ingin menanam berbagai macam tanaman seperti sayuran maupun buah-buahan, anda bisa menggunakan sistem hidroponik ini. Anda bisa memanfaatkan sedikit lahan atau pekarangan anda untuk budidaya tanaman, salah satu tehnik atau sistem budidaya yang bisa anda terapkan adalah dengan metode hidroponik verticulture atau menanam dengan sistem vertikal.
  2. Menanam hidroponik sangat sesuai untuk dilakukan di daerah dengan kondisi tanah yang kering dan gersang. Perlu anda ketahui bahwa tehnik menanam hidroponik ini tidak membutuhkan tanah sebagai tempat atau media tanam, maka meskipun kondisi tanah daerah anda kering dan gersang, anda tetap bisa melakukan budidaya pertanian atau perkebunan seperti jenis sayuran dan buah-buahan.
  3. Dengan tehnik hidroponik ini, maka hasil panen akan lebih banyak bila dibandingkan dengan menggunakan cara konvensional atau menggunakan media tanah, jika dengan kondisi luas yang sama. Jadi bila anda bandingkan dua tempat yang ukurannya sama, dan anda coba gunakan sama-sama untuk menanam, lahan yang satu anda pakai cara konvensional dan lahan satu lagi anda pakai cara hidroponik, maka hasilnya saya jamin lebih unggul tanaman hidroponik.
  4. Tanaman hidroponik akan lebih menghemat air. Meskipun namanya hidroponik, tetapi sebenarnya dengan metode ini justru akan menghemat air karena air yang habis tidak akan terbuang sia-sia, melainkan akan terserap oleh tanaman. Berbeda dengan tanaman yang tumbuh ditanah, meskipun banyak disiram air, maka air akan habis merembes lagi kedalam tanah.
  5. Dengan metode hidroponik ini, kita akan lebih memperkecil pencemaran zat kimiawi pada tanah. Coba anda perhatikan jika kita menanam pada media tanah atau lahan pertanian, ketika pupuk kimia ditebarkan, maka lama kelamaan akan merusak unsur hara pada tanah dan pencemaran zat kimia akan terjadi. Berbeda dengan tehnik hidroponik ini karena tanaman hidroponik jelas tidak menggunakan media tanah, jadi meskipun ada zat kimia tidak akan merusak tanah karena zat kimia tersebut akan langsung diserap oleh tanaman.

Namun disamping kelebihan hidroponik ini, tentu ada juga kekurangannya. Nah untuk kekurangan menaman hidroponik ini silahkan anda baca penjelasannya dibawah ini.

Kekurangan Hidroponik

  1. Kebutuhan nutrisi dan pupuk masih sangat sulit untuk didapatkan. Kalaupun anda ingin membeli ditoko pertanian, masih jarang dijumpai kebutuhan nutrisi untuk tanaman hidroponik ini, jadi anda harus pandai-pandai mencari alternatifnya, bisa melakukan browsing internet dan bisa melakukan belanja online. Jadi bagi anda yang masih gaptek alias gagap teknologi, tidak paham degan internet dan sebagainya, hal ini tentu akan menyulitkan.
  2. Menanam hidroponik dibutuhkan modal awal yang lumayan besar, kecuali anda bisa kreatif membuat sendiri peralatan dan media yang digunakan untuk menanam sistem hidroponik ini. Contohnya dengan menggunakan paralon bekas, botol aqua bekas, dan bahan lain yang kira-kira bisa dijadikan alternatif untuk menanam dengan tehnik hidroponik.
  3. Tanaman hidroponik lebih membutuhkan perawatan dan ketelitian bila dibanding dengan menanam langsung pada lahan atau tanah. Karena anda harus teliti dan selalu mengecek kadar pH pada tanaman, yang mana kadar pH ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman tersebut.

Itulah sedikit penjelasan tentang Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik, mudah-mudahan menambah wawasan anda dibidang pertanian hidroponik.
Salam pertanian...



reff : http://dasar-pertanian.blogspot.com/2016/05/inilah-kelebihan-dan-kekurangan.html
Category: articles

Bagaimana cara menggunakan kapur dolomit yang benar? Perlu diketahui, kapur dolomit mengandung kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Kegunaan utama kapur ini adalah untuk meningkatkan pH tanah serta menetralkan kadar keasamannya. Tingkat keasaman tanah perlu disesuaikan dengan habitat alami tanaman yang akan dipelihara agar mampu beradaptasi dengan baik.

Kapur ini dihasilkan dari pabrik pupuk ZA yang menggunakan bahan baku berupa Phosphor gypsum, amoniak (NH3), dan karbon dioksida (CO2). Oleh karena itulah, kapur ini juga mengandung unsur hara makro dan mikro. Pada umumnya, kapur dolomit berbentuk halus (powder/tepung halus) yang bersifat homogen dan berwarna putih kecokelatan dengan kadar kelarutan 0,15 mg/L serta kerapatan jenisnya mencapai 0,762 ton/m3.

Kapur dolomit mempunyai 10 manfaat penting antara lain :

  1. Meningkatkan pH tanah
  2. Memperbanyak unsur hara di dalam tanah
  3. Menetralisir tanah dari senyawa beracun
  4. Menambah populasi mikroorganisme
  5. Merangsang pertumbuhan akar tanaman
  6. Menghijaukan tanaman
  7. Menaikkan produktivitas dan kualitas panen
  8. Menyediakan unsur Ca dan Mg
  9. Menetralkan unsur Al
  10. Membunuh bibit penyakit

cara-penggunaan-kapur-dolomit.jpg

Agar hasilnya optimal, kapur dolomit yang akan diaplikasikan ke lahan kelapa sawit harus dipilih berdasarkan faktor-faktor tertentu. Di antaranya yaitu sifat kimia, harga, kecepatan reaksi, serta kehalusan bahan. Sedangkan dalam penggunaannya, ada tiga metode yang dapat dilakukan untuk mengaplikasikan kapur ini ke lahan pertanian. Di antaranya yaitu :

Metode 1 : Penyebaran ke Lahan secara Merata

Untuk memperbaiki kondisi tanah, kapur dolomit bisa disebarkan dengan cara menaburkannya ke area lahan. Kapur ini harus benar-benar disebarkan ke seluruh bagian lahan secara merata. Proses ini biasanya dikerjakan pada saat tahap pengolahan lahan dan sebelum proses penanaman bibi tumbuhan. Lahan yang sudah diberi kapur ini selanjutnya didiamkan selama 2-3 minggu agar kondisinya normal kembali.

Taburkan kapur dolomit secara merata setelah pengolahan tanah pada tahap pertama. Yap, kapur ini harus dicampurkan ke tanah melalui mekanisme pengolahan tanah tahap kedua. Waktu pemberian kapur sebaiknya dilakukan paling cepat 2 minggu sebelum waktu penanaman bibit dimulai yaitu pada awal musim penghujan sehingga reaksinya dapat berjalan dengan baik. Dalam sekali pemberian kapur dolomit cukup untuk jangka waktu selama 5 tahun mendatang. Jadi sebaiknya gunakanlah 2-3 kali takaran yang dibutuhkan. Sehingga pada pemberian kapur berikutnya yakni tahun ke-6, takaran kapur yang dipakai adalah 0,25 dari takaran semula.

Metode 2 : Penaburan Pada Lubang Tanam

Kapur dolomit juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dasar pada proses pembudidayaan tanaman perkebunan. Caranya adalah pupuk ini ditaburkan dengan dosis secukupnya ke dalam lubang tanam. Setelah itu, tutupi lapisan kapur tersebut menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang. Biarkan lubang tanam dalam waktu 2-3 minggu sebelum boleh digunakan. Berikutnya Anda bisa menanamkan bibit ke dalam lubang tersebut.

Metode 3 : Pencampuran dengan Pupuk ZA

Kapur dolomit pun dapat disebarkan bersama dengan pupuk ZA dengan mencampurkannya terlebih dahulu. Campuran ini selanjutnya berguna untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman berupa Magnesium dan Sulfat nitrogen tanpa menurunkan kadar keasaman tanah. Adapun metode penerapannya yaitu campuran kapur dolomit dan pupuk ZA ini disebarkan secara merata dalam larikan yang sejajar di dalam barisan tanaman, di sekeliling tanaman, atau dimasukkan ke dalam lubang khusus yang dibuat di sisi kanan dan kiri tanaman.



reff : http://klpswt.blogspot.com/2016/10/3-cara-penggunaan-kapur-dolomit-yang.html
Category: articles

Bagaimana cara pengendalian hama babi hutan pada kelapa sawit? Babi hutan adalah babi liar yang banyak hidup di hutan termasuk di perkebunan kelapa sawit. Binatang ini merupakan hama yang berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan serius bagi tanaman. Tak jarang pohon kelapa sawit bisa tumbang seketika akibat tubrukan dari babi hutan yang memiliki tenaga sangat besar ini.

cara-pengendalian-hama-babi-hutan.jpg

Babi Hutan

Pengendalian hama babi hutan bisa dilakukan dengan berbagai cara yang sudah terbukti manjur. Di antaranya yaitu memasang pagar hidup, mempersulit jangkauan hama, dan menaburkan racun. Penjelasan selengkapnya mengenai metode-metode tersebut akan diterangkan dengan rinci di bawah ini!

1. Memasang Pagar Hidup

Yang dimaksud pagar hidup ialah tumbuh-tumbuhan yang memiliki struktur kokoh. Penanaman pagar hidup terbukti efektif dapat mencegah babi hutan memasuki lahan kelapa sawit. Tanaman yang cocok dijadikan pagar kelapa sawit yaitu salak. Di samping kekuatannya cukup tangguh, batang pohon salak juga dikelilingi duri yang panjang dan runcing sehingga babi hutan akan menghindarinya.

Proses penanaman salak sebagai pagar hidup dilakukan bertepatan dengan penyemaian kelapa sawit. Tujuannya supaya ketika menanam bibit kelapa sawit dimulai, pohon salak sudah siap melindungi kelapa-kelapa sawit tersebut. Adapun jarak penanaman salak yang ideal berkisar antara 35-40 cm. Beruntung jika pohon salak berbuah, anda bisa sekaligus menikmatinya.

2. Mempersulit Jangkauan Hama

Metode pengendalian babi hutan yang kedua ini cukup menghabiskan biaya untuk tukang, namun hasilnya terbukti sangat efektif. Prinsip metode ini adalah menanam sawit di kedalaman tanah yang dikelilingi parit berukuran cukup lebar. Oleh sebab itu, anda perlu mengeluarkan modal yang besar untuk pembuatan lubang dan parit.

Tidak terlalu dalam, buatlah lubang penanaman yang mempunyai ukuran 1 meter dengan diameter menyesuaikan. Kemudian di sekeliling lubang tadi digali parit dengan lebar 1 meter dan kedalaman 1-2 meter. Ilustrasinya, saat babi hutan hendak merusak kelapa sawit maka akan terperosok ke lubang. Kalaupun berhasil melompati lubang, maka tubuhnya akan menghantam langsung pada dahan kelapa sawit yang dipenuhi duri.

3. Menaburkan Racun di Perkebunan

Racun yang ampuh mengatasi babi hutan meliputi thimex, thiodan, pospit, dan lain-lain. Racun yang dimakan oleh babi akan mengakibatkannya mati. Namun karena penciuman hewan ini tajam sekali, diperlukan pengolahan terlebih dahulu biar keberadaan racun tersamarkan.

Ambilah singkong secukupnya, lalu kupas dan rebus sampai matang. Setelah itu, tumbuk singkong rebus tadi dan campuran dengan terasi secukupnya agar menimbulkan aroma menyengat. Setelah menjadi getuk, taburkan racun ke dalamnya dan uleni hingga tercampur rata. Bentuk getuk beracun ini menjadi bola-bola kecil seukuran buah duku, kemudian jemur sampai kering. Terakhir taburkan racun ini secara menyebar acak ke seluruh area perkebunan kelapa sawit. Jangan lupa menutupinya dengan daun supaya racun getuk ini tidak hancur terkena hujan.



reff : http://klpswt.blogspot.com/2015/10/cara-pengendalian-hama-babi-hutan-pada.html
Category: articles