Monday, November 21, 2016

budidaya-pare
Cara Budidaya Pare. Tanaman pare merupakan salah satu tanaman sayuran yang mempunyai manfaat baik untuk kesehatan manusia. Tanaman ini dapat tumbuh dimana saja termasuk di pekarangan rumah karena memang tanaman ini mempunyai tingkat sesesuaian tumbuh yang cukup tinggi. Sehingga budidaya pare sangat prospek, baik dalam lingkup makro ataupun sekedar untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

Tanaman pare adalah tanaman herba berumur satu tahun atau lebih yang tumbuh menjalar dan merambat. Tanaman ini mempunyai daun yang berbentuk menjari dan mempunyai bunga yang berwarna kuning. Permukaan buahnya berbintil bintil dan rasa buahnya pahit. Budidaya pare adalah sangat mudah karena tumbuhnya tidak bergantung pada musim.

Untuk mengetahui mengetahui manfaat buah pare silahkan dibaca postingan saya sebelumnya: Segudang Manfaat buah pare

TEKNIK BUDIDAYA PARE

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam budidaya pare ini diantaranya:

1. Syarat Tumbuh
  • Pare mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi dan tanaman ini juga dapat menyesuaikan diri terhadap iklim yang berlainan baik suhu dan curah hujan yang tinggi.
  • Tanaman ini juga dapat hijau sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim asal drainase tanah cukup baik.
  • Dalam budidaya pare yang perlu diperhatikan adalah kondisi tanahnya. Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik serta memerlukan pH tanah sekitar 5-6.
  • Dapat ditanam di ketinggian antara 1-1500 meter dpl.
2. Pengolahan tanah
Sebelum melakukan penanaman sebaiknya tanah diolah dahulu dengan membersihkan tanaman lain seperti rumput dan mencangkul tanah agar gembur, minimal 10 hari sebelum tanam. Jika budidaya pare pada lahan yang luas maka pengolahan tanah dapat menggunakan bajak atau traktor.

Setelah tanah diolah lantas buat guludan atau bedengan dengan lebar 150-250cm, sedangkan panjangnya dapat mencapai 10 meter atau disesuaikan dengan kondisi lahan. Buat juga parit dengan ukuran lebar 75cm dan kedalaman 30 cm untuk memudahkan drainase.

Dalam membuat guludan perhatikan juga arahnya. Arah yang baik adalah membujur dari utara ke selatan agar tanaman mendapat sinar matahari secara langsung dan penuh untuk proses fotosintesis.

Untuk lobang tanam dengan ukuran 25x25x25cm. Sedangkan jarak antar lobang 75x75cm.

3. Benih/Bibit
Kita bisa mendapat benih buah pare dengan dua cara yaitu benih langsung atau biji yang langsung ditanam dan benih yang didapat dari hasil persemaian. Untuk mengaplikasikan kedua jenis benih ini dapat disesuaikan dengan musim. Jika musim penghujan maka yang baik adalah benih langsung karena daya tumbuh benih di lapangan pada kondisi tersebut dapat baik. Sedangkan jika budidaya pare ini dikerjakan pada musim kemarau maka sebaiknya menggunakan benih yang disemai terlebih dahulu karena akan terjamin daya tumbuh benih yang akan ditanam.

Pemilihan benih harus berasal dari tanaman yang sehat, kuat, dan mempnyai tingkat produktifitas yang tinggi. Atau anda bisa membeli benih pare di toko pertanian terdekat sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Balai Pengendalian Mutu dan Sertifikasi Benih.

4. Penanaman
Penanamn dapat dilakukan dengan melalui dua cara yaitu dengan benih langsung ditanam dan benih terlebih dahulu dilakukan persemaian.

- Cara langsung
Lubang dengan ukuran 25x25x25 cm yang telah dibuat tadi dicampur dengan pupuk kandang yang telah matang. Lantas masukkan benih pare ke dalam lubang tanam tersebut dengan kedalaman sekitar 3-4cm. Lalu tutup kembali dengan tanah. Untuk menghindari hama yang merusak benih pare berikan insektisida bersamaan dengan penanaman. Insektisida yang baik adalah furadan.

- Cara Tidak langsung
cara penanaman tidak langsung ini dapat dilakukan dengan 2 cara. Yaitu persemaian dengan kotak dan persemaian dengan menggunakan tanah lapang terpisah.
a. Persemaian Dengan Kotak
caranya:
  • Buat kotak persemaian yang terbuat dari papan dengan ukuran panjang 5 meter, lebar 2 meter dan tinggi 15 cm.
  • Masukkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Aduk hingga rata
  • Tanam benh/biji pare dengan ukuran 2x2cm
  • sebelum ditanam biji pare direndam dengan menggunakan atonik 2cc/liter selama 10-15 menit
  • angkat benih pare yang telah tumbuh, kira-kira setelah berumur 10 hari dan masukkan ke dalam polybag kecil.
  • Setelah berumur 15-20 hari atau bibit pare mempunyai 3 helai daun baru dipindahkan ke media tanam.
b. Persemaian di tanah lapang
  • Buat bedengan kecil berukuran 1,5 x 4 m dan cangkul tanah sedalam 30cm
  • campurkan tanah yang ada dalam bedengan tersebut dengan pupuk kandang 40-50kg dan pupuk TSP 0,5 kg dan aduk hingga rata.
  • Buat naungan untuk bedengan tersebut bisa dari daun kelapa atau rumbia dengan tinggi tiang 1 meter disebelah timur dan 0,75 m di sebelah barat.
  • Tanam biji pare seperti yang dilakukan di kotak kayu
  • selanjutnya perlakukan sama seperti dengan di kotak kayu.
5. Pemeliharaan Budidaya Pare
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pemeliharan yang baik. Pemeliharan tersebut diantaranya penyiangan, pembumbunan, penyulaman, pemangkasan, pembebanan, pembuatan turus dan para-para.
Penyiangan
penyiangan dilakukan untuk membersihkan semua jenis tanaman yang tumbuh selain pare. Rumput, gulma dan tanaman lainnya dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pare. Dapat dilakukan dengan menggunakan tangan atau alat seperti cangkul.

Pembumbunan
Tujuan pembumbunan adalah untuk memperbaiki areasi tanah sekitar akar yang menjadi padat akibat siraman air hujan atau air siraman tanaman. Dapat dilakukan dengan cara dicangkul untuk menaikkan tanah yang ada di sekitar tanaman pare.

Pemangkasan
Untuk mengontrol batang utama perlu dilakukan pemangkasan. Tinggi ideal batang utama pare adalah 2-3 meter. Jika panjangnya melebihi dari itu maka tanaman bisa jadi kurang produktif.

Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan tujuan untuk mengganti tanaman pare yang tidak tumbuh. Sebaiknya dilakukan pada saat pare berumur 7-10 hari.

Pembungkusan
Tuuan pembungkusan buah pare adalah untuk mencegah serangan lalat buah yang menyerang pada saat buah pare masih muda. Waktu ideal untuk melakukan pembungkusan adalah pada saat pare berumur kira-kira 1,5 bulan. Bahan untuk membungkus dapat menggunakan kertas atau daun pisang kering (klaras). Dengan melakukan pembungkusan maka berpotensi untuk mendapatkan buah pare yang mulu dan permukaan kulit tidak bolong.
Pemupukan
Pemupukan adalah salah satu hal yang sangat perlu dalam menanam tanaman apapun dalam rangka untuk mendapatkan tanaman yang sehat, kuat dan dapat berproduksi sesuai dengan potensi yang ada dalam tanah tersebut.
Pemupukan pertama dapat dilakukan pada 1-2 minggu sebelum tanam, pada saat pengolahan tanah, dan atau pada waktu pembuatan lubang tanam.
Sedangkan pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman telah berumur 3 minggu. Jenis pupuk dapat menggunakan kombinasi antara Urea, TSP dan KCL dengan perbandingan 1:2:2.
Untuk hasil maksmial perlu juga dilakukan pemupukan susulan kedua yaitu pada 2 minggu setelah pemupukan susulan pertama. Sedangkan dosisnya adalah 1/2 dari pemupukan susulan pertama. Dapat juga menambahkan pupuk NPK.

Pembuatan Turus atau Para-Para
Turus adalah media untuk perambatan untuk tanaman pare. Dalam bahasa jawa juga disebut Lanjaran. Turus dibuat untuk memanjat batang utama pare sedangkan para-para digunakan untuk menjalarnya tunas-tunas dari batang utama yang nantinya akan menghasilkan buah pare. Tinggi turus dan para-para berkisar antara 1,5 sampai 2 meter. Usahakan pembuatan turus dan para-para ini dikerjakan dengan baik sehingga buah pare dapat menggantung dengan baik.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Salah satu kendala dari budidaya pare atau budidaya tanaman apapun adalah hama dan penyakit. oleh karenanya perlu melakukan pencegahan dan pengobatan jika memang sudah terserang. Pengendalian hama dan penyakit harus didasarkan pada prinsip ekonomi, artinya tindakan ini dapat dilakukan secara intensif apabila dari segi ekonomi serangan hama dan penyakit dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar.

Pada dasarnya serangan hama dan penyakit pada budidaya pare tidak banyak namun perlu diketahui untuk mengantisipasinya.
Adapun hama yang sering menyerang pada tanaman pare adalah:
- Ulat Grayak
Biasanya Ulat ini menyerang pada malam hari sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi di dalam tanah. Akibat dari serangan hama ini adalah dapat mengakibatkan daun pare akan habis dimakannya. Untuk mengatasinya dapat dilakukan secara mekanis yaitu memusnahkan telur-telur yang baru menetas bersama dengan daun yang ditempeli oleh telur tersebut. Dapat juga dengan melakukan penyemprotan insektisida.

- Lembing (Epilachma sparsa)
Efek dari serangan hama ini adalah daun pare hanya akan tersisa tulangnya saja. Kemudian daun akan menjadi kering dan kecoklat-coklatan, yang dapat mengakibatkan produksi pare menjadi turun. Langkah pengendaliannya adalah dengan menangkap telur atau larvanya atau dengan melakan rotasi tanaman dan penyemprotan insektisida.

- Kepik (Leptoglossus australis)
Gejala serangan hama ini adalah kualitas buah menurun, bekas serangan hama ini sering ditumbuhi cendawan Nematospora, akhirya buahnya menajadi busuk. Pengendaliannya dengan menyemprotkan racun kontak seperti azodrin dengan dosis 2cc/liter.

- Lalat Buah (Dacus cucurbitae cog)
Hama ini tidak hanya menyerang tanaman pare, tapi juga tanaman lainnya. Gejala serangannya adalah daging buah tidak dapat dimakan karena busuk dan berair dengan ratusan belatung. Untuk mengendalikannya adalah dengan membungkus tanaman pare pada waktu buah masih mudah dengan menggunakan kertas atau daun pisang yang telah kering.

Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman pare antara lain:
Penyakit Embun Tepung
Gejala awal ditandai dengan adanya tepung putih pada daun terbawah. daun yang terserang menjadi kuning, cuklat dan akhirnya mengering. Pengedaliannya dapat dilakukan dengan cara mengurangi kelembaban disekitar tanaman, membuang bagian tanaman yang terserang, menanam varietas yang resisten dan disemprot dengn fungisida sulful dosis 2gr/liter.

Antraktosa
Gejala penyakit ini adalah daun bernoda hitam. pada serangan yang berat batan dan buh bisa juga terserang. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan collectrichum sp. pengendaliannya adalah dengan memusnahkan tanaman yang terserang, pergilirian tanaman dan penyemprotan fungisida Benlate dengan dosis 2gr/liter.

Penyakit Layu

Gejala layu dapat dilihat pada ujung daun, kemudian menyebar ke seluruh daun dan akan mengkerut lalu mengering. Cara mengatasinya adalah dengan memusnahkan tanaman yang terserang, menyiram larutan fungisida Benlate ke tanah bekas tanaman yang terserang penyakit.

7. Panen
Dalam budidaya pare ini tanaman pare mulai berbunga sekitar 1,5 bulan dan biasanya 1 bulan kemudian buah pertama sudah dapat dipetik. Untuk panen kedua, ketiga dan seterusnya dengan interval 6-7 hari. Dalam kondisi tanah subur dan pare tumbuh dengan sehat panen dapat dilakukan secara interval selama 4 bulan.

Demikian tadi penjelasan cara budidaya pare secara lengkap. Semoga dapat menginspirasi para petani yang ingin membudidayakan tanaman ini.



reff : http://ozym.blogspot.com/2015/10/cara-budidaya-pare.html
Category: articles

Angka kerapatan panen (AKP) kelapa sawit disebut dengan istilah tasaksi produksi. Ini merupakan suatu perkiraan terhadap kapasitas produksi yang mungkin dihasilkan oleh tanaman-tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan. Biasanya, pekerjaan ini dilaksanakan saat hendak menaksir produksi 6 bulan, 3 bulan, dan 1 bulan yang akan datang atau 1 hari sebelum proses pemanenan buah kelapa sawit dilakukan.

Tujuan tasaksi panen kelapa sawit ialah memprediksi angka kerapatan panen (AKP), mengatur dan menghitung kebutuhan tenaga kerja, serta menyediakan sarana transportasi atau aksesibilitas untuk mengangkut hasil panen.

angka-kerapatan-panen-sawit.jpg

Pada umumnya, pekerjaan tasaksi panen ini dikerjakan sebanyak dua kali setahun yakni pada bulan Juni dan Desember. Hanya tanaman-tanaman sawit yang mempunyai usia seragam saja yang akan diperkirakan produksinya. Penghitungannya sendiri ditujukan pada sample yang diambil sebanyak 5 persen dari total populasi tanaman. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kerapatan panen antara lain iklim, panjang rotasi panen, serta topografi lahan tersebut.

Tasaksi Panen Semesteran dan Harian

Tasaksi panen bisa dilaksanakan dalam tempo semesteran maupun harian. Tasaksi semesteran dilakukan untuk memperkirakan produktivitas tanaman selama 6 bulan ke depan sehingga kita bisa menentukan jumlah kebutuhan anggaran untuk para pekerja di setiap divisi. Sedangkan tasaksi harian dilaksanakan untuk meramalkan produksi TBS yang bakal didapatkan pada keesokan harinya. Sehingga kita bisa menghitung jumlah tenaga pemanen dan alat transportasi yang dibutuhkan nantinya. Ciri-ciri buah yang layak panen besok adalah jumlah brondolan yang berada di piringan sebanyak 5 brondolan.

Penghitungan prosentase AKP dapat dilakukan dengan mengambil sample tanaman kelapa sawit sejumlah 100 pohon dari area yang akan dipanen di keesokan harinya. Adapun rumus yang bisa diaplikasikan untuk menghitung prosentase angka kerapatan panen kelapa sawit yaitu :

AKP = JTM/JTS x 100%

Keterangan :

AKP = Angka Kerapatan Panen
JTM = Jumlah Tandan Matang
JTS = Jumlah Tanaman Sample



reff : http://klpswt.blogspot.com/2016/01/cara-menghitung-angka-kerapatan-panen.html
Category: articles