Monday, December 14, 2015

Budidaya Kina - Budidaya Petani. Kina sangat cocok dibudidayakan di daerah pegunungungan. manfaat kina sangat penting terutama untuk penyakit jantung dan malaria. Budidaya kina yang benar akan memberi nilai manfaat bagi pembudidayanya. Berikut adalah bagaimana cara budidaya kina.


SEJARAH SINGKAT KINA
Kina merupakan tanaman obat berupa pohon yg berasal dari Amerika Selatan di sepanjang pegunungan Andes yg meliputi wilayah Venezuela, Colombia, Equador, Peru sampai Bolivia. Daerah tersebut meliputi hutan-hutan pada ketinggian 900-3.000 m dpl. Bibit tanaman kina yg masuk ke Indonesia tahun 1852 berasal dari Bolivia, tetapi tanaman kina yg tumbuh dari biji tersebut akhirnya mati. Pada tahun 1854 sebanyak 500 bibit kina dari Bolivia ditanam di Cibodas & tumbuh 75 pohon yg terdiri atas 10 klon. Nama daerah : kina, kina merah, kina kalisaya, kina ledgeriana

JENIS TANAMAN KINA.
Klasifikasi Kina
  • Divisi : Spermatophyta
  • Sub divisi : Angiospermae
  • Kelas : Monocotyledonae
  • Keluarga : Rubiaceae
  • Genus : Chinchona
  • Spesies : Chinchona spp.
Gambaran
  1. C. succirubra : Tanaman berupa pohon dengan tinggi hingga 17m, cabang berbentuk galah yg bersegi 4 pada ujungnya, mula-mula berbulu padat & pendek kemudian agak gundul & berwarna merah. Daun letaknya berhadapan & berbentuk elips, lama kelamaan menjadi lancip atau bundar, warna hijau sampai kuning kehijauan, daun gugur berwarna merah. Tulang daun terdiri dari 11 ? 12 pasang, agak menjangat, berbentuk galah, daun penumpu sebagian berwarna merah, sangat lebar. Ukuran daun panjang 24 ? 25cm, lebar 17 ?19cm. Kelopak bunga berbentuk tabung, bundar, bentuk gasing,
    bergigi lebar bentuk segitiga, lancip. Bunga wangi, bentuk bulat telur sampai gelendong.
  2. C. calisaya : Letak daun berhadapan, bentuk bundar sungsang lonjong, panjang 8 ?15cm, lebar 3 ? 6cm, permukaan bagian bawah berbulu halus seperti beludru terutama pada daun yg masih muda, panjang tangkai 1 ? 1.5cm. Daun penumpu lebih panjang dari tangkai daun, bila sudah terbuka daun penumpu akan gugur. Bunga bentuk malai, berbulu halus, bunga mengumpul di setiap ujung perbungaan, kelopak bentuk tabung & bergigi pada bagian atasnya. Bunga bentuk bintang, berbau wangi dengan ukuran panjang 9mm, helaian mahkota bunga bagian dalam berwarna merah menyala, berbulu rapat & pendek, panjang benang sari setengan bagian tabung bunga. Buah berwarna kemerahan bila masak, bentuk seperti trelur panjang 4mm & bersayap.
  3. C. ledgeriana : Tinggi pohon antara 4 ? 10m, cabang bentuk segi empat, berbulu halus atau lokos. Daun elip sampai lanset, bagian pangkal lancip & tirus, ujung daun lancip & jorong, helaian tipis, berwarna ungu terang tetapi daun muda
    berwarna kemerahan, tangkai daun tidak berbulu, berwarna hijau atau kemerahan, panjang tangkai 3 ? 6mm. Ukuran daun panjang 25.5 ? 28.5cm, lebar 9 ? 13cm, namun adakalanya panjang 7cm & lebar 2cm. Daun penumpu bundar sampai lonjong panjang 17 ? 32mm & tidak berbulu. Mahkota bunga berwarna kuning agak putih & berbau wangi, bentuk melengkung dengan ukuran panjang 8 ? 12mm. Panjang malai 7 ? 18cm & gagang segi empat sangat pendek & berbulu rapat. Kelopak bunga bentuk limas sungsang 3 ? 4mm, tabung tebal ditutupi bulu warna putih, tabung mahkota bunga bagian luarnya berbulu pendek tapi bagian dalamnya gundul dengan 5 sudut. Tangkai sari tidak ada. Buah lanset sampai bulat telur dengan ukuran panjang 8 ? 12mm & lebar 3 ? 4mm. Biji lonjong sampai lanset panjang 4 ? 5mm.
Jenis Tanaman
Dari sekian banyaknya spesies kina di Indonesia, hanya 2 spesies yg penting yaitu C. succirubra Pavon (kina succi) yg dipakai sbg batang bawah & C. ledgriana (kina ledger) sbg bahan tanaman batang atas..Klon-klon unggul yg dianjurkan adalah antara lain: Cib 6, KP 105, KP 473, KP 484dan QRC. C. calisaya Wedd. (kina kalisaya) juga banyak dikenal & ditanam oleh masyarakat.

MANFAAT TANAMAN KINA
Kulit kina banyak mengandung alkaloid-alkaloid yg berguna utk obat. Di antara alkaloid tersebut ada dua alkaloid yg sangat penting yaitu kinine utk penyakit malaria & kinidine utk penyakit jantung. Manfaat lain dari kulit kina ini antara lain adalah utk depuratif, influenza, disentri, diare, & tonik.

SENTRA PENANAMAN KINA
Sentra produksi kina di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur & Sumatra Barat.

SYARAT PERTUMBUHAN POHON KINA
Iklim Yang Cocok Untuk Budidaya Tanaman Kina
    • Tanaman ini memerlukan penyinaran matahari yg tidak terlalu terik.
    • Tanaman tumbuh baik pada temperatur antara 13,5-21 derajat C.
    • Tanaman menghendaki daerah beriklim lembab dengan kelembaban relatif harian minimum dalam satu tahun 68 % & 97 %.
    • Angin yg kencang & lama menyebabkan banyak kerusakan karena patahnya cabang & gugurnya daun.
    • Curah hujan tahunan utk lokasi budidaya kina yg ideal adalah 2.000-3.000mm/ tahun & merata sepanjang tahun.
      Media Tanam Kina
        • Tanah yg cocok utk tanaman kina adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, tidak bercadas & berbatu.
        • Derajat keasaman (pH) antara 4,6-6,5 dengan pH optimum 5,8.
          Ketinggian Tempat Yang Cocok Untuk Budidaya Kina
          Di daerah asalnya di pegunungan Andes tanaman ini tumbuh pada ketinggian 1050 ? 1500 m diatas permukaan laut (dpl). Di Indonesia tanaman ini menyukai daerah dengan ketinggian 800-2.000 m dpl dengan ketinggian optimum utk budidaya tanaman kina adalah 1.400-1.700 m dpl.[syarat tumbuh kina]

          PEDOMAN BUDIDAYA KINA
          Pembibitan.Pada kebun produksi, kina diperbanyak dengan cara vegetatif. Penyediaan bahan tanaman dilaksanakan dengan semai sambung, stek sambung, semai ledger, & stek ledger. Di Indonesia penyiapan dilakukan dengan cara stek sambung.
          1. Pembibitan Semai Sambung
              • Batang bawah : Batang bawah adalah semai kina succi yg ditanam di kebun & batang atas entres kina ledger. Penyambungan dilaksanakan pada saat bibit bawah berumur 8-12 bulan, tinggi 30-40 cm & diameter batang 1 cm. Satu-dua minggu sebelum penyambungan daun semai succi dirempel sampai ketinggian 20-25 cm dari permukaan tanah.
              • Entres batang atas : Didapat dari tanaman berumur 3-5 tahun dengan daya regenerasi optimal. Setiap 5 tahun pohon induk entres dipangkas setinggi 1 m dari permukaan tanah agar ranting entres selalu muda.
              • Penyambungan : Batang bawah, pada ketinggian 4-5 cm dari permukaan tanah, disayat dari atas ke bawah sepanjang 1,5 cm. Siapkan entres kina ledger (1 cm) yg daunnya sudah dibuang & runcingkan bagian bawah entres. Selipkan entres ke sayatan di batang bawah, ikat dengan tali bambu & oleskan lilin sambungan penutup luka (lilin dicairkan dulu) sampai tertutup rapat. Penyambungan dilakukan sekitar pukul 12.00, jika cuaca tidak terik dpt dilakukan sampai pukul 14.00. Setelah sambungan berumur 3 minggu tunas entres telah tumbuh, pucuk batang bawah succi dipotong. Pada saat umur 7-8 minggu panjang tunas 3-4 cm batang bawah dipotong setengahnya. Setelah berumur 12 minggu & panjang tunas sambungan 12 cm, batang suci dipotong kira-kira 1 cm dari sambungan.
              • Pemeliharaan : Pemeliharaan yg dilakukan selama periode persemaian bibit ini (disebut persemaian II) adalah penyiangan, pemberantasan hama-penyakit & pemupukan. Pupuk diberikan setiap 3 bulan dimulai pada waktu bibit sambungan berumur 2 bulan & berakhir 1 bulan sebelum dicabut (dipindahtanam). Pupuk berupa 160-200 g Urea, 80-100 g TSP & 160-200 g KCl yg diberikan dalam larikan sedalam 2-3 cm di antara barisan bibit setelah disiangi.
              • Pindah tanam : Bibit dipindahkan ke kebun produksi saat berumur 1 tahun di persemaian II, tinggi 40 - 50 cm & akar tunggang 50 cm. Seminggu sebelum bibit dibongkar 2/3 bagian daun dibuang & sehari sebelum dibongkar tanah pembibitan disiram air sampai basah. 50 bibit diikat menjadi satu.
              1. Pembibitan Stek Sambung.
                  • Batang bawah Succi : Berasal dari batang muda atau tunas-tunas dari bekas tebangan, bukan dari cabang. Pohon induk yg baik dipilih dari pohon yg pertumbuhannya cepat & mudah berakar dalam penyetekan. Bahan stek diambil setelah tunas berumur 8-12 bulan dan, mempunyai ukuran sebesar pinsil.
                  • Batang atas ledger : Pohon induk batang atas ledger dipilih dari klon-klon yg dianjurkan. Pohon induk ditanam pada jarak 1,25 cmx1,25 cm, lokasi kebun dipilih datar, dekat tempat pembibitan. Pohon induk yg siap diambil
                    steknya pada umur 3-5 tahun.
                  • Bahan tanaman & penyambungan : Batang bawah succi yg baik diambil dari pertumbuhan tunas berumur 10-12 bulan yg dipotong pada pohon induk sampai pangkal pangkasan. Semua daun dibuang, batang dibungkus dengan batang pisang & disimpan di tempat teduh. Bahan stek diambil dari bagian batang yg masih berair, berwarna coklat muda & agak tua. Batang dipotong miring 45-60° menjadi stek-stek berukuran 10 cm dengan satu mata tunas. Bagian sisi ujung atas batang bawah dibelah sedalam 1,5-2,0 cm utk menyelipkan batang atas. Pohon induk batang atas ledger terbaik berumur 3-5 tahun setelah pemangkasan. Batang atas hanya diambil pucuknya sekitar 12 cm, terdiri dari 3-4 ruas paling ujung. Pangkal pucuk dipotong runcing sepanjang 2 cm. Batang atas diselipkan ke belahan batang bawah, diikat dengan tali bambu.
                  • Media tanam : Pembibitan stek sambung dilakukan di kantung plastik/polibag ukuran 12x25 cm. Pada sekeliling & di tengah polibag bagian bawah diberi luang-lubang. Media tanaman berupa tanah andosol dengan pH 4,6- 6,0 yg diisikan ke dalam polibag sebanyak 2/3 bagiannya. Sebelumnya tanah disterilkan dengan larutan Trimaton 150 ml/15 l atau Vapam 250 ml/15 l utk 1 m 3 .
                  • Penanaman stek : Media dalam polibag disiram sampai lembab, oleskan Rootone (perangsang akar) pada ujung tanaman stek sambung lalu tanamkan pada media sedalam 5 cm. Padatkan tanah di sekitar stek supaya tanaman tegak.
                  • Penyungkupan : Bedengan diberi sungkup plastik dengan rangka dari bambu, besi atau kawat dengan jari-jari 50-70 cm dengan tinggi puncak 70 cm. Sungkup jangan bocor & air hujang yg menggenangi plastik harus dibuang.
                  • Pemeliharaan : Penyiraman dilakukan 3-4 minggu sekali. Sungkup dibuka setelah stek berumur 3-4 bulan & tinggi 20-25 cm. Pembukaan dilakukan secara bertahap. Jika hujan, sungkup ditutup. Pada bulan ke 6 sungkup dibuka sama sekali & pada bulan ke 7 dilakukan seleksi bibit. Tanaman diberi pupuk daun Gandasil atau Bayfolan 0,2-0,3% setiap minggu atau urea 0,2%. Pemupukan hanya dilakukan pada bibit yg tumbuhnya lambat sebanyak 1-5 g NPK 15-15-15/polibag. Penyiangan.dilakukan dengan tangan, penyemprotan insektisida dilakukan jikaada gejala serangan.
                  • Pindah tanam : Bibit dipindahkan ke kebun setelah berumur 10-12 bulan, tinggi 40-50 cm. & akar telah mencapai dasar polibag.
                  1. Pembibitan Semai Ledger
                    • Bibit semai kina ledger : Adalah bibit semai dari biji kina ledger yg berasal dari poliklonal dengan klon-klon yg terpilih & dipelihara khusus. Penyiapan bibit relatif singkat hanya 1,5 tahun karena tidak perlu penyambungan.
                    • Persemaian : Dilakukan langsung pada bedengan atau dengan memakai polibag berukuran 12 x 25 cm berisi tanah hutan.
                    • Pindah tanam : Bibit dipindahtanamkan pada umur 1 tahun & tinggi 40-50 cm. Bibit dari bedengan dipindahkan dengan cara dicabut sedangkan bibit dari polibag dipindahkan dengan tanahnya setelah polibag disobek dengan hati-hati.
                    1. Pembibitan Stek Ledger
                        • Stek ledger : Setek ledger adalah bibit kina dari pucuk ledger. Tanaman kina ledger umumnya sulit dikembangbiakan dengan stek. Bahan stek yg digunakan adalah pucuk, dari pohon induk yg telah berumur 3-5 tahun, & setiap 3-5 tahun harus dipangkas setinggi 25-30 cm dari sambungan. Pohon induk ditanam dari bibit semai sambung dengan jarak tanam 1,25x1,25 m. Bahan stek dipilih dari pucuk yg coklat muda, masih berair tetapi sudah agak tua dengan panjang 20-25 cm & dipetik di pagi hari. Panjang stek 12-15 cm terdiri dari 3-4 ruas. Sebelum ditanam daun dibuang /dirompes setengahnya.
                        • Pembibitan : Persiapan pembibitan, media, bedengan, penanaman stek, penyungkupan & pemeliharaan sama dengan pembibitan stek sambung. Bibit dipindahtanamkan ke lapangan umur 10-12 bulan, tinggi rata-rata 40-50 cm.
                        Pengolahan Media Tanam
                        Pengolahan tanah dimaksudkan utk mendapatkan tanah yg gembur, bersih dari tunggul sisa-sisa akar & gulma. Pengolahan tanah pertama dilakukan dengan pencangkulan tanah sedalam 60 cm, & pengolahan tanah ke dua sedalam 40 cm dilakukan 2-3 minggu setelah pengolahan tanah pertama. Pada pertanian organic saat pengolahan tanah yg kedua yaitu menghancurkan bongkahan & membuat struktur tanah lebih remah & gembur, juga dilakukan penebaran pupuk kandang atau kompos sekitar 50 ? 60 ton per hektar sbg pupuk dasar..
                        1. Persiapan Lahan : Setelah pengolahan tanah dilakukan pengukuran & pematokan dengan memberi tanda, setiap 20 m ke arah mendatar, ke arah kemiringan atas & bawah. Dengan demikian terbentuk petakan-petakan areal seluas 20 x 20 m2 = 400m 2 yg disebut satu patok. Tanda-tanda patok berupa hanjuang dipelihara dengan baik & mati segera diganti.
                        2. Pengapuran : Pengapuran hanya dilakukan jika pH tanah lebih rendah dari 4,5 dengan dosis kapur yg sesuai dengan keperluan. Kapur berupa dolomit, kalsit, dicampurkan merata 100gram/lubang.
                        3. Pemupukan (sebelum tanam) : Pupuk utk memacu pertumbuhan bibit diberi 50 gram TSP. Diberikan dalam larikan sekitar tanaman.
                        Teknik Penanaman Kina.
                        1. Penentuan Pola Tanaman : Pola penanaman tergantung tofografi lahan. Tiga macam jarak tanam yaitu jarak tanam rapat 75 cm x 75 cm, jarak tanam menengah 100 cm x 100 cm, & jarak tanam lebar yaitu 1,25 cm x 1,25 cm. PTP Nusantara VIII di Bukit Tunggul menerapkan jarak tanam 100 x 150 cm dengan populasi tanaman per hektar sekitar 6.500.
                        2. Pembutan Lubang Tanam : Pengajiran utk pedoman penanaman sehingga sesuai dengan pola & jarak tanam yg dibuat. Lubang tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 40 cm (untuk bibit dari polibag) & 30 cm x 30 cm x 40 cm (untuk bibit cabutan).
                        3. Cara Penanaman :
                            • Bibit cabutan : Panjang akar bibit sekitar 30 cm, tinggi bibit 40-50 cm & 2/3 daunnya dirompes. Masukkan bibit dengan tegak jangan miring. Tanah timbunan dipadatkan dengan cara diinjak dengan kaki, kemudian diratakan.
                            • Bibit dalam Polibag : Polibag dibuka dengan cara menyobeknya lalu bibit ditanam bersama medianya, disangga dengan belahan bambu, ditimbun dengan tanah. Tanah di sekitar batang dipadatkan & tanaman disiram.
                            • Tanaman pelindung : Tanaman ini berfungsi sbg penutup tanah & memperbaiki iklim mikro agar lebih segar. Tanaman berupa legum Crotalaria atauTephrosia yg ditanam selama 3 tahun.
                            1. Perioda Tanam : Masa penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan yaitu pada bulan September & biasanya di saat kondisi tidak terlalu terik utk menghindari penguapan yg terlalu banyak dari bibit yg akan ditanam. Dengan menentukan masa tanam secara tepat maka akan menentukan keberhasilan pertumbuhan tanaman.
                            Pemeliharaan Tanaman Kina
                            1. Penyulaman : Penyulaman dilakukan satu bulan setelah penanaman, dilakukan secara terus-menerus sampai 3 bulan, menjelang kemarau. Penyulaman pada tahun ke tiga tidak dianjurkan. Kebutuhan bibit sulaman maksimum 10% & pada tahun kedua 5%.
                            2. Penyiangan : Penyiangan dimaksudkan utk penggemburan tanah sedalam 10 cm dengan menggunakan cangkul. Penyiangan dilakukan 1,5?2 bulan sekali. Kegiatan penyiangan sampai umur 2-3 tahun.
                            3. Pembubunan : utk pertanaman kina sebenarnya tidak diperlukan kegiatan pembubunan karena memang tanaman ini merupakan tanaman pohon yang berumur dalam. Namun demikian pada tanaman muda dpt dilakukan kegiatan ini utk menimbun kembali tanah di sekitar daerah perakaran yg terbawa air & dilakukan sekaligus pada saat pemberian pupuk organic kompos setiap 3 ? 4 bulan sekali agar pertumbuhan perakarannya lebih baik.
                            4. Pemupukan :
                              1. Pemupukan Organik : Pemupukan secara organic dengan menggunakan pupuk kompos yg merupakan pupuk organic komplek bias diberikan sbb: utk tanaman muda dilakukan pemupukan secara rutin setiap 2 ? 3 bulan sekali sebanyak 5 ? 7 kg per tanaman. Sedangkan untuk tanaman yg telah tua (diatas 3 tahun) bias dilakukan pemupukan kompos organic setiap 6 bulan sekali sebanyak 10 ? 12 kg pertanaman. Adapun pemberian pupuk di sekitar batang tanaman di daerah perakaran dilakukan sekaligus dengan pekerjaan dangir & penyiangan.
                              2. Pemupukan Konvensional
                                • Tanaman muda
                                  • 1 tahun: Urea 108 kg, TSP 62 kg, KCl 30 kg & Kieserit 19 kg.
                                  • 2 tahun: Urea 173 kg, TSP 83 kg, KCl 40 kg & Kieserit 37 kg..
                                  • 3 tahun: Urea 217 kg, TSP 124 kg, KCl 60 kg & Kieserit 37 kg.
                                  • 4 tahun: Urea 325 kg, TSP 165 kg, KCl 80 kg & Kieserit 56 kg.
                                • Tanaman dewasa
                                  • 5 tahun: Urea 390 kg, TSP 186 kg, KCl 80 kg & Kieserit 56 kg.
                                  • 6 tahun: Urea 390 kg, TSP 186 kg, KCl 80 kg & Kieserit 56 kg.
                                  • 7 tahun keatas: Urea 433 kg, TSP 207 kg, KCl 100 kg & Kieserit 75 kg.
                            Catatan : Kieserit iberikan jika ada gejala kekurangan Mg. Pemupukan dilakukan saat curah hujan terakhir antara 100-300 mm, dilaksanakan dua kali setahun. Cara pemberian pupuk diberikan secara setempat.[pedoman budidaya kina]

                            HAMA dan PENYAKIT KINA
                            Hama Kina
                              Ulat : Ulat yg menyerang daun atau ranting muda adalah:
                                1. Ulat jeungkal (Boarmia bhurmitra, Antitrygoides divisaria, Hyposidra talaca) dikendalikan dengan insektisida Thiodan 35 EC;
                                2. Ulat sinanangkeup (Paralebeda plagifera) dikendalikan dengan Dedevap 650 EC;
                                3. Ulat bugrug (Metanastria hirtaca) dikendalikan dengan Lebaycid 550 EC;
                                4. Ulat badori (Attacus atlas), dikendalikan dengan Baythroid 50 EC;
                                5. Ulat kaliki (Samia cyntia) dikendalikan dengan Bayrusil 250 EC;
                                6. Ulat kenari (Cricula trifenestrata) dikendalikan dengan Karphos 25 EC;
                                7. Ulat bajra (Setora nitens) dikendalikan dengan Lannate L;
                                8. Ulat kantong (Clania variegata) dikendalikan dengan Decis 2,5 EC, Thuricide, Ripcord 5 EC;
                                9. Ulat merang (Euproctis flexuosa) dikendalikan dengan Lannate 25 WP; Pengendalian mekanis: dilakukan dengan mengumpulkan telur, kupu serta telur-telurnya, kemudian dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar.
                                Penggerak cabang merah. Gejala: menyerang cabang & ranting hingga layu & mudah patah. Pada ranting patah ada lubang gerekan. Pengendalian: memangkas cabang atau ranting yg terserang. 

                                Penggerek pangkal batang (Phasus damor). Gejala: kerusakan pada leher akar, daun kuning atau kemerahan, layu, kering, rontok & tanaman mati. Pengendalian: menanam bibit yg sehat & insektisida.

                                Penggerek cabang (Xyleberus. Sp). Gejala: pada ranting, cabang atau batang terlihat adanya tahi gergaji yg halus. Hama ini berasosiasi dengan jamur ambrosia. Pengendalian: menyemprot larutan fungisida sistemik & insektisida Gusadrin 150 ESC, Benlate 50 W).
                                Penggerek pucuk. Gejala: bekas serangan menyebabkan pucuk berwarna coklat & mati.Pengendalian: penyemprotan dengan insektisida Gusadrin 150 ESC, Benlate 50 WP.
                                Kutu putih.Gejala: menyerang ranting & mengisap cairan selnya, ranting menjadi berwarna putih & dihuni oleh hewan kecil lonjong. Hama ini tidak menimbulkan kerugian & serangan akan hilang dengan datangnya musim hujan.
                                Helopeltiss. Gejala: daun & pucuk yg terserang menjadi salah bentuk. Pada serangan berat tanaman mati & dari jauh bagian daun kebun kina kelihatan warna kehitam-hitaman. Pengendalian: dengan penyemprotan insektisida Lannate L, Lannate 25 WP, Lebaycid 550 WP.
                                Penyakit Kina
                                1. Kanker batang
                                  • Penyebab: jamur Phytophthora Sp. Terdapat tiga spesies jamur kanker batang yaitu:
                                    1. P. cinnamomi penyebab kanker garis, serangannya di Indonesia sangat luas.
                                    2. P. parasitica penyebab kanker gelang, serangannya relatif sedikit.
                                    3. P. citricola hanya menyerang tunas-tunas kina muda, serangannya juga terbatas. Kanker garis membentuk jalur sempit yg mengendap pada kulit batang.
                                  • Gejala: berbeda-beda tergantung umur & klon. Kanker gelang membentuk warna karat pada permukaan kulit batang. Jika kulit luar dikupas tanpak
                                    bahwa kulit bagian dalam membusuk. Pembusukan ini berkembang melingkari batang yg dpt menyebabkan tanaman mati.
                                  • Pengendalian: kulit yg sakit dikorek, jaringan busuk dipotong sampai ke bagian sehat & dilumasi Antimucin WBR 0,5% & Difolatan 4F 3%. Setelah obat mengering luka ditutupi dengan petrolatum 2295 A, Shell Tapflux atau.Shell Otina Compound. Permukaan kayu yg terbuka ditutup ter utk mencegah masuknya kumbang penggerek.
                                2. Penyakit jamur upas (Upasia salmonicolor)
                                  • Gejala: sebelum mengering daun-daun dari cabang yg sakit berwarna kuning kemerahan. Pada batang atau cabang terdapat benang-benang jamur
                                    yang belum masuk ke dalam kulit, & mirip dengan sarang laba-laba.
                                  • Pengendalian: menyemprotkan bubur Bordeaux. dpt juga dilakukan pelumasan dengan bubur bordeaux pekat, Perenox 3%, Calixin Ready mix atau Calixin RM (tridemorf) dengan menggunakan kuas.
                                3. Penyakit mopog (Rhizoctonia solani)
                                  • Gejala: di bedengan-bedengan pesemaian terdapat kelompok-kelompok semai yg mati seperti tersiram air panas.
                                  • Pengendalian : dengan mengurangi kelembaban persemaian, menyemprotkan fungisida pada tanah bedengan berupa Brassicol sebanyak 30 g/m 2 dan
                                    mengurangi penyiraman. Persemaian dpt disemprot dengan Dithane M-45 atau Brestan 0,05%.
                                Gulma. Gulma di areal tanam terdiri atas golongan rumput-rumputan seperti lempuyangan (Panicum repens) & paparean (Phalaris arundinaceae); golongan berdaun lebar seperti sintrong (Crassocephalum crepidioides) & babadotan (Ageratum conyzoides). Pengendalian: dengan memperbaiki kultur teknis, menyiangi/mencabut, menggunakan tanaman penutup tanah lebum & dengan herbisida pra tumbuh & purna
                                tumbuh.

                                Pengendalian hama/penyakit secara organic
                                Dalam pertanian organik yg tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yg ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman utk menghindari serangan hama & penyakit tersebut yg dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama
                                Terpadu) yg komponennya adalah sbb:
                                  • Mengusahakan pertumbuhan tanaman yg sehat
                                  • Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami
                                  • Menggunakan varietas-varietas unggul yg tahan terhadap serangan hama & penyakit.
                                  • Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.
                                  • Menggunakan teknik-teknik budidaya yg baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yg saling menunjang, serta.rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya utk memutuskan siklus penyebaran hama & penyakit potensial.
                                  • Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yg ramah lingkungan & tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yg dipanen ma maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yg diperoleh dari hasil pengamatan.
                                    Beberapa tanaman yg dpt dimanfaatkan sbg pestisida nabati & digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:
                                      • Tembakau (Nicotiana tabacum ) yg mengandung nikotin utk insektisida kontak sbg fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.
                                      • Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yg mengandung piretrin yg dpt digunakan sbg insektisida sistemik yg menyerang urat syaraf pusat yg aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, & lalat buah.
                                      • Tuba (Derris elliptica & Derris malaccensis) yg mengandung rotenone utk insektisida kontak yg diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
                                      • Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yg mengandung azadirachtin yg bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng & serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif utk menanggulangi serangan virus RSV, GSV & Tungro.
                                      • Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yg bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yg dpt digunakan sbg insektisida & larvasida.
                                      • Jeringau (Acorus calamus) yg rimpangnya mengandung komponen utama asaron & biasanya digunakan utk racun serangga & pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.[hama dan penyakit tanaman kina]
                                        PANEN KINA
                                        Ciri & Umur Panen Kina
                                        Bagian tanaman kina yg biasa diambil hasilnya adalah bagian kulit batang, dahan, cabang & ranting. Produk ranting dpt dimulai saat tanaman berumur 6-7 tahun tahun (sebelum tebangan), dengan bagian yg terkecil yg diambil adalah kulit cabang yg diameternya lebih 1 cm. Ranting yg diameternya kurang dari 1 cm memiliki kadar kinin sulfat (SQ) yg rendah, & biaya pengambilannya relatif mahal. Umur tanaman yg siap panen utk panen cara tebangan adalah 9-11 tahun & utk panen cara penjarangan adalah 3,5, 5, 6, 7, 8,12, 18 & 24 tahun dengan jumlah tanaman yg dicabut utk masing-masing penjarangan adalah 12,5% dari total tanaman.

                                        Cara Panen Kina
                                          • Cara penebangan. : Tanaman kina ditebang hati-hati dengan gergaji pada ketinggian 20-30 cm dari sambungan, atau leher akar dengan kemiringan 45 derajat. Batang kina dari batas ini dipotong sampai ketinggian 2 meter. Kulit kina dilepaskan dari batang dengan cara dipukul-pukul. Panen tebangan pertama disebut Stumping 1. Dari tunggul diharapkan tumbuh tunas-tunas baru, & dipelihara maksimum 4 tunas utk dipanen berikutnya. Penen berikutnya disebut stumping 2 dst. Setelah 4 kali stumping tanaman dibongkar. Panen tebangan yg baik pada awal musim penghujan, hindari terik matahari.
                                          • Cara penjarangan : Dilakukan dengan cabutan utk memanen secara bertahap dalam persentase yg telah direncanakan. Pemilihan tanaman yg akan dibongkar tergantung persentase panenan setiap periode. Apabila tanaman akan dibongkar adalah 10%, maka dari 10 tanaman diambil 1 tanaman secara rata-rata.
                                          Periode Panen
                                          Pemanenan biasanya dilakukan secara bertahap yaitu pada saat dilakukan pemangkasan cabang & ranting & pemangkasan batang utama. Pemanenan dilakukan pada ranting/cabang yg telah memenuhi ukuran standar yaitu lebih dari 1cm (diameter). Pemanenan sebaiknya dilakukan saat musim kemarau pada pagi hari. Hal ini dimaksudkan utk dpt mengelola hasil panen secara langsung terutama masalah pengeringan. utk menghindari cemaran cendawan karena kadar air yg tinggi pada kulit batang maka sebaiknya setelah panen/pengulitan segera dilakukan pengeringan dengan jalan menjemur di bawah terik matahari.

                                          Perkiraan Hasil Panen
                                          Dari 1 batang utama kina (2 meter) didapatkan 1-1,5 kg kulit. Hasil kulit kina diperhitungkan dalam kadar SQ7 maupun besarnya produksi kulit, sehingga hasilnya diperhitungkan dari perkalian kadar SQ7 dengan berat kulit kering dalam kg yg disebut potensi produksi. Pola produksi kulit kering & kadar kinine sulfat (SQ7) hasil panenan cara penjarangan dpt dilihat berikut ini:
                                            • Umur 3,5 tahun, sistim panenan: penjarangan I (12,5% panenan) dengan produksi kulit kering 500 kg/ha pada kadar SQ7 3 proses. Potensi produksi SQ7 adalah 15,00 kg/ha.
                                            • Umur 5,0 tahun, sistim panenan: penjarangan II (12,5% panenan) dengan produksi kulit kering 700 kg/ha pada kadar SQ7 5 proses. Potensi produksi SQ7 adalah 37,50 kg/ha.
                                            • Umur 6,0 tahun, sistim panenan: penjarangan III (12,5% panenan) dengan produksi kulit kering 1.000 kg/ha pada kadar SQ7 6 proses. Potensi produksi SQ7 adalah 60,00 kg/ha.
                                            • Umur 7,0 tahun, sistim panenan: penjarangan IV (12,5% panenan) dengan produksi kulit kering 1.375 kg/ha pada kadar SQ7 6 proses. Potensi produksi SQ7 adalah 82,50 kg/ha..
                                            • Umur 8,0 tahun, sistim panenan: penjarangan V (12,5% panenan) dengan produksi kulit kering 1.750 kg/ha pada kadar SQ7 7 proses. Potensi produksi SQ7 adalah 122,50 kg/ha.
                                            • Umur 12,0 tahun, sistim panenan: penjarangan VI (12,5% panenan) dengan produksi kulit kering 3.125 kg/ha pada kadar SQ7 8 proses. Potensi produksi SQ7 adalah 250,00 kg/ha.
                                            • Umur 18,0 tahun, sistim panenan: penjarangan VII (12,5% panenan) dengan produksi kulit kering 6.250 kg/ha pada kadar SQ7 6 proses. Potensi produksi SQ7 adalah 375,00 kg/ha.
                                            • Umur 24,0 tahun, sistim panenan: penjarangan VIII (12,5% panenan) dengan produksi kulit kering 9.375 kg/ha pada kadar SQ7 5 proses. Potensi produksi SQ7 adalah 468,75 kg/ha.
                                              PASCAPANEN KINA
                                              1. Penyortiran Basah & Pencucian : Batang yg akan diambil kulitnya dikumpulkan di suatu tempat yg teduh. Cabang & ranting dipotong tepat pada pertautan cabang dengan batang, Cabang atau ranting yg ukuran garis tengahnya di atas 1 cm dibersihkan dari ranting kecil & daun-daun. Setelah itu batang tersebut dibersihkan, kemudian dipotong sepanjang 40 - 50 cm utk diambil kulitnya. Pencucian pada kulit batang dilakukan dengan air bersih, jika air bilasannya masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi Hindari pencucian yg terlalu lama agar kualitas & senyawa aktif yg terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran & banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yg belubang-lubang agar sisa air cucian yg tertinggal dpt dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
                                              2. Pengeringan : Pengeringan dpt dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. Pengeringan kulit batang dilakukan selama kira-kira 2 - 3 hari atau setelah kadar airnya dibawah 8%. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan di atas tikar atau rangka pengering, pastikan bahan tidak saling menumpuk. Selama pengeringan kulit batang harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi bahan tersebut dari air, udara yg lembab & dari bahan-bahan yg bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50°C - 60°C. Kulit batang yg akan dikeringkan ditaruh diatas tray oven & alasi dengan kertas Koran & pastikan bahwa tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah yg dihasilkan.
                                              3. Penyortiran Kering.Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yg dikeringkan dengan memisahkannya dari benda-benda asing atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah bahan hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).
                                              4. Pengemasan : Setelah bersih, bahan yg kering dikumpulkan dalam wadah yg bersih & kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya), dpt berupa kantong plastik atau karung. Berikan label yg jelas pada wadah tersebut, yg menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih & metode penyimpanannya.
                                              5. Penyimpanan : Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab & suhu tidak melebihi 30°C, & gudang harus memiliki ventilasi baik & lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yg menurunkan kualitas bahan yg bersangkutan, memiliki penerangan yg cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih & terbebas dari hama gudang.
                                               Artikel Lainnya: 
                                               Budidaya Buah Rambutan
                                               Cara Budidaya Cabe
                                               Budidaya Jambu Biji


                                                reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/02/kina.html
                                                Category: articles

                                                Budidaya tanaman Selada ? selada adalah tanaman yang dibudidayakan di daerah dataran rendah. Selada daun memiliki daun yang berwama hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak, dan lebih enak dimakan mentah. Selada sering digunakan sebagai teman makan yaitu sebgia lalapan. Selada ada yang berwama hijau segar dan ada juga yang berwama merah. Selain sebagai sayuran, daun selada yang agak keriting ini sering dijadikan penghias hidangan.

                                                BUDIDAYA TANAMAN SELADA





                                                Syarat Tumbuh

                                                Selada yang ditanam di dataran rendah cenderung lebih cepat berbunga dan berbiji. Suhu optimal bagi pertumbuhan selada ialah antara 15-25C. Jenis tanah yang disukai selada ialah lempung berdebu, lempung berpasir, dan tanah yang masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada masih toleran terhadap tanah-tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai. Sebaiknya tanah tersebut bereaksi netral. Jika tanah asam, daun selada menjadi kuning. Oleh karena itu, untuk tanah yang asam sebaiknya dilakukan pengapuran terlebih dahulu sebelum penanaman.

                                                Teknis Budidaya

                                                Benih Selada diperbanyak dengan biji. Bijinya yang kecil diperoleh dari tanaman yang dibiarkan berbunga dan bertiuah. Setelah tua tanaman dipetik dan diambil bijinya. Namun, sekarang benih selada banyak dijual di toko pertanian. Khusus untuk benih selada hibrida lebih baik dibeli di toko. Hal ini bertujuan agar produksi dan mutu produksinya tetap prima. Untuk satu hektar lahan dibutuhkan sekitar 250 g benih. Umumnya benih selada disemai terlebih dahulu: Penanaman langsung dapat saja dilakukan, namun lebih baik kalau disemaikan lebih dahulu. Penyemaian dapat dilakukan di dalam kotak ataupun di lahan. Bila di lahan lakukan pengolahan tanah hingga gembur. Tambahkan pasir dan pupuk kandang. Taburkan bibit secara merata. Lalu tutupi dengan lapisan tanah tipis-tipis. Setelah berumur sekitar 3 minggu bibit siap dipindahkan ke lahan. Penanaman Tanah yang hendak ditanami diolah dahulu. Tanah dicangkul sedalam 20 cm. Balu-batu kecil maupun besar dikeluarkan dari lahan. tanah yang mengeras atau berbungkah dihaluskan. Ini penting karena perakaran tanaman selada yang kecil dan dangkal sulit menembus lapisan tanah yang keras. Selada ditanam dalam bedengan-bedengan. Lebar bedengan 1-1,2 m dengan tinggi permukaan tanah sekitar 20 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Antarbedengan dibuat parit kecil tempat mengatur kelebihan atau kekurangan air. Sedang jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 25 cm.

                                                Pemeliharaan

                                                Pemeliharaan Ketika tanaman berumur 2 minggu sudah harus dilakukan penyiangan. Hal ini karena perakaran selada dangkal sehingga kurang mampu bersaing dengan tanaman lain dalam menyerap hara. Penyiangan juga berfungsi untuk menekan serangan hama-penyakit. Interval pengerjaannya adalah seminggu sekali. Pengairan pada tanaman selada patut mendapat perhatian. Apalagi di dataran rendah di mana udara lebih panas dan sering kekurangan air. Kebutuhan air mutlak dipenuhi pada awal pcnanaman, saat penyiangan pertama (umur 2 minggu), dan ketika tanaman berumur sebulan. Bila hujan tidak turun, lakukan penyiraman dengan gcmbor atau melewatkan air melalui parit pengairan. Jaga pula agar parit pengairan mampu melewatkan kelebihan air di saat turun hujan lebat. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman selada adalah 10 ton/ha. Pupuk ini dicampurkan di permukaan areal tanam. Selain pvpuk kandang, tambahkan juga pupuk kimia terutama Urea. Dosis yang dibcrikan ialah Urea 200 kg, TSP 100 kg, dan KCI 100 kg ger hektar. Pupuk diberikan dalam aluran di kiri-kanan tanaman. Pemberiannya dilakukan saat penanaman.


                                                Hama dan Penyakit

                                                Tanaman selada sering menjadi sasaran kutu daun. Akibat serangan hama ini daun mengerut dan mengering karena kurang cairan. Jika tanaman muda yang diserang maka pertumbuhan tanaman tidak sempurna atau kerdil. Insektisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan kutu- ini antara lain Diazinon; Bayrusil, atau Orthene 75 SP. Semprotkan dengan dosis 2 cc/l air. Hama thrips cukup merisaukan petani selada. Ciri serangan thrips ialah daun menguning, mengering, dan tcrakhir tanaman mati. Hama ini dapat dikendalikan dengan Tamarot 200 EC, Bayrusil 250 EC, atau Tokuthion 500 EC dengan dosis 2 ml/l air. Penyakit yang sering ditemui di lahan selada ialah busuk batang. Gejalanya ditandai oleh batang yang melunak dan berlendir. Penyebabnya ialah cendawan Rhizoctonia solani. Bila menyerang tanaman di persemaian, sering mengakibatkan busuk akar. Saat kondisi lahan lembap serangan penyakit bisa menghebat, Untuk pencegahannya, kebersihan lahan harus dijaga dan kelembapan lahan dikurangi. Dapat pula dilakukan penyemprotan fungisida Maneb atau Dithane M 45 dengan dosiss 2 g/l.

                                                Panen dan Pasca Panen

                                                Selada dapat dipanen ketika berumur 2-3 bulan setelah tanam. Namun, bisa saja kurang dari umur tersebut tanaman sudah layak konsumsi, jadi bisa dipanen lebih cepat. Cara panen selada dengan memotong bagian tanaman di atas permukaan tanah. Bisa juga dengan mencabut semua bagian termasuk akar. Setelah akar dicuci, daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan selada berdasar ukuran. Yang besar dengan yang besar dan yang kecil dengan yarrg kecil. Selada ini harus segera dipasarkan karena tak tahan panas dan penguapan.


                                                reff : http://nangimam.blogspot.com/2014/06/budidaya-tanaman-selada.html
                                                Category: articles

                                                Syarat Tumbuh Tanaman Anggrek - Budidaya Petani. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan pertumbuhan tanaman anggrek supaya dapat tumbuh dengan baik , antara lain:

                                                Iklim

                                                • Angin tidak & curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek.
                                                • Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.
                                                • Suhu minimum utk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan utk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
                                                • Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
                                                Media Tanam

                                                Terdpt 3 jenis media utk tanaman anggrek, yaitu:
                                                A. Media utk anggrek Ephytis & Semi Ephytis terdiri dari:

                                                • Serat Pakis yg telah digodok.
                                                • Kulit kayu yg dibuang getahnya.
                                                • Serabut kelapa yg telah direndam air selama 2 minggu.
                                                • Ijuk.
                                                • Potongan batang pohon enau.
                                                • Arang kayu .
                                                • Pecahan genting/batu bata.
                                                • Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman & akarnya. Utk anggrek Semi Epirit yg akarnya menempel pada media utk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.
                                                B. Media utk anggrek Terrestria : Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis & lainnya.

                                                C. Media utk anggrek semi Terrestria : Bahan utk media anggrek ini perlu pecahan genteng yg agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis & lainnya. Derajat keasaman air tanah yg dipakai adalah 5,2.

                                                Ketinggian Tempat
                                                Ketinggian tempat yg cocok bagi budidaya tanaman ini dpt dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

                                                A. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) :
                                                Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dgn daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:
                                                • Dendrobium phalaenopsis
                                                • Onchidium Papillo
                                                • Phaphilopedillum Bellatum
                                                B. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) :
                                                • Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat Celcius & 15?21 derajat Celcius,pada malam hari, dgn ketinggian 150-1500 m dpl.

                                                B. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) :
                                                • Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari & 9?15 derajat C pada malam hari, dgn ketinggian = 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.


                                                reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/09/syarat-tumbuh-tanaman-anggrek.html
                                                Category: articles