Saturday, November 28, 2015

Budidaya Buah Pisang ? Budidaya Petani. Buah pisang adalah buah yang bermanfaat dan dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Pohon pisang banyak dijumpai di daerah tropis basah. Dalam budidaya buah pisang tentunya banyak hambatannya, yaitu hama dan penyakit. Berikut ini adalah teknik cara budidaya pisang.

Menu Budidaya Buah Pisang:

1. SEJARAH SINGKAT PISANG
2. JENIS TANAMAN PISANG
3. MANFAAT TANAMAN PISANG
4. SENTRA PENANAMAN PISANG
5. SYARAT TUMBUH TANAMAN PISANG
6. PEDOMAN BUDIDAYA PISANG
7. HAMA & PENYAKIT PISANG
8. PANEN BUAH PISANG
9. PASCA PANEN


Budidaya Buah Pisang

Budidaya Buah Pisang
1. SEJARAH SINGKAT PISANG
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yg berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan & Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah & Jawa Timur dinamakan gedang.

2. JENIS TANAMAN PISANG
Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
  • Divisi : Spermatophyta
  • Sub divisi : Angiospermae
  • Kelas : Monocotyledonae
  • Keluarga : Musaceae
  • Genus : Musa
  • Spesies : Musa spp.
Jenis pisang dibagi menjadi tiga:
  1. Pisang yg dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan & mas.
  2. Pisang yg dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk & kepok.
  3. Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yg di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu & klutuk.
  4. Pisang yg diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).[jenis pisang]
3. MANFAAT TANAMAN PISANG
Pisang adalah buah yg sangat bergizi yg merupakan sumber vitamin, mineral & juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang & tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol & asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang yg telah dipotong kecil & daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara radisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri & pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing & penawar racun.

4. SENTRA PENANAMAN PISANG
Untuk budidaya buah pisang hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa Barat adalah Cianjur, Sukabumi & daerah sekitar Cirebon. Tidak diketahui dengan pasti berapa luas perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah satu negara tropis yg memasok pisang segar/kering ke Jepang, Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat & Perancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina.

Teknik Budidaya Buah Pisang

5. SYARAT TUMBUH TANAMAN PISANG
5.1. Iklim
  1. Iklim tropis basah, lembab & panas untuk budidaya buah pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yg berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan.
  2. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun & mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
  3. Curah hujan optimal adalah 1.520?3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
5.2. Media Tanam
  1. Pisang dapat tumbuh di tanah yg kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya budidaya buah pisang di tanah berhumus dengan pemupukan.
  2. Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 - 200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm & di daerah kering 50 - 150 cm. Tanah yg telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yg baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yg mengandung garam 0,07%.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian & kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka & tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl. [syarat tumbuh tanaman pisang

Budidaya Buah Pisang

Budidaya Buah Pisang

6. PEDOMAN BUDIDAYA PISANG
6.1. Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).
  1. Persyaratan Bibit : Tinggi anakan yg dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari pohon yg berbuah baik & sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dlm tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda & dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga & persediaan makanan di dlm bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit yg berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yg lebar.
  2. Penyiapan Bibit : Bibit dapat dibeli dari daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
  3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam : Untuk menghindari penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut:
    1. Setelah dipotong, bersihkan tanah yg menempel di akar.
    2. Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun yg lebar.
    3. Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dlm insektisida 0,5?1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
    4. Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
    5. Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dlm air panas beberapa menit.
6.2. Pengolahan Media Tanam
  1. Pembukaan Lahan : Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi & letak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yg masih padat; pembuatan sengkedan & pembuatan saluran pengeluaran air.
  2. Pembentukan Sengkedan Bagian tanah yg miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan yg berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N & juga penahan angin.
  3. Pembuatan Saluran Pembuangan Air Saluran ini harus dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil & tanah-tanah datar. Di atas landasan & sisi saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari landasan saluran itu sendiri.
6.3. Teknik Penanaman
  1. Penentuan Pola Tanaman : Jarak tanam dalam budidaya buah pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim. Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yg curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa & arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.
  2. Pembuatan Lubang Tanam : Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang & 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
  3. Cara Penanaman : Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15?20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
  1. Penjarangan : Untuk mendapatkan hasil yg baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dlm satu rumpun terdapat anakan yg masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yg baru.
  2. Penyiangan : Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak & juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan & penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran & tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
  3. Perempalan : Daun-daun yg mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman & sanitasi lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
  4. Pemupukan : Pisang sangat memerlukan kalium dlm jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl & 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dlm satu tahun yg diletakkan di dlm larikan yg mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat & kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dlm setahun).
  5. Pengairan & Penyiraman : Pisang akan tumbuh subur & berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yg berada di antara barisan tanaman pisang.
  6. Pemberian Mulsa : Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah & menekan gulma, tetapi pemulsaan yg terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
  7. Pemeliharaan Buah : Jantung pisang yg telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas & 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan bambu yg dibenamkan sedalam 30 cm ke dlm tanah. [pedoman budidaya buah pisang]

Cara Budidaya Buah Pisang

    7. HAMA & PENYAKIT PISANG
    7.1. Hama
    1. Ulat daun (Erienota thrax.)
      • Bagian yg diserang adalah daun.
      • Gejala: daun menggulung seperti selubung & sobek hingga tulang daun.
      • Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yg cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion.
    2. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
      • Bagian yg diserang adalah kelopak daun, batang.
      • Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dlm kelopak daun, batang pisang penuh lorong.
      • Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yg telah disucihamakan.
    3. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
      • Bagian yg diserang adalah akar.
      • Gejala: tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dlm akar, akar bengkak.
      • Pengendalian: gunakan bibit yg telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah & gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
    4. Ulat bunga & buah (Nacoleila octasema.)
      • Bagian yg diserang adalah bunga & buah.
      • Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.
      • Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.
    7.2. Penyakit
    1. Penyakit darah
      • Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yg diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam.
      • Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.
      • Pengendalian: dengan membongkar & membakar tanaman yg sakit.
    2. Panama
      • Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yg diserang adalah daun.
      • Gejala: daun layu & putus, mula-mula daun luar lalu daun di bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam.
      • Pengendalian: membongkar & membakar tanaman yg sakit.
    3. Bintik daun
      • Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yg diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yg makin meluas.
      • Pengendalian: dengan menggunakan fungisida yg mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
    4. Layu
      • Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian yg diserang adalah akar.
      • Gejala: tanaman layu & mati.
      • Pengendalian: membongkar & membakar tanaman yg sakit.
    5. Daun pucuk
      • Penyebab: virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yg diserang adalah daun pucuk.
      • Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok.
      • Pengendalian: cara membongkar & membakar tanaman yg sakit.
    7.3. Gulma
    Tidak lama setelah tanam & setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan yg harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
    1. Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Roundup & dalapon.
    2. Menanam tanaman penutup tanah yg dapat menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hama-penyakit, tidak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
    3. Menutup tanah dengan plastik polietilen.
    8. PANEN BUAH PISANG
    8.1. Ciri & Umur Panen
    Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah & bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yg cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yg masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yg diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima konsumen.
    8.2. Cara Panen
    Dalam budidaya buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yg diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yg tajam & bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dlm posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yg dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
    8.3. Periode Panen
    Pada perkebunan pisang yg cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
    8.4. Perkiraan Produksi
    Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) & perkebunan besar (> 30 ha), produksi yg ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.

    9. PASCAPANEN PANEN
    Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan & diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dlm beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan. artikel lainnya ada di http://budidaya-petani.blogspot.com/
    >> KEMBALI KE MENU

    Demikian artikel tentang Cara Budidaya Buah Pisang, semoga bermanfaat.
    http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/03/pisang.html 

    Baca Juga:
    Teknik Budidaya Buah Pepaya 
    Cara Budidaya Buah Nangka
    Hama dan Penyakit Lebah


    reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/03/pisang.html
    Category: articles
    Iklim Yang Cocok Untuk Budidaya Jambu Mete - Budidaya Petani. Ada beberapa hal yang ada dalam Iklim Yang Cocok Untuk Budidaya Jambu Mete.Terimakasih telah berkunjung di blog ini.
    • Tanaman jambu mete sangat menyukai sinar matahari. Apabila tanaman jambu mete kekurangan sinar matahari, maka produktivitasnya akan menurun atau tidak akan berbuah bila dinaungi tanaman lain.
    • Suhu harian di sentra penghasil jambu mete minimun antara 15-25°C dan maksimun antara 25-35°C. Tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila ditanam pada suhu harian rata-rata 27°C.
    • Jambu mete paling cocok dibudidayakan di daerah-daerah dengan kelembaban nisbi antara 70-80%. Akan tetapi tanaman jambu mete masih dapat bertoleransi pada tingkat kelembaban 60-70%.

    Iklim Yang Cocok Untuk Budidaya Jambu Mete

    Iklim Yang Cocok Untuk Budidaya Jambu Mete

    • Angin kurang berperan dalam proses penyerbukan putik tanaman jambu mete. Dalam penyerbukan bunga jambu mete, yang lebih berperan adalah serangga karena serbuk sari jambu mete pekat dan berbau sangat harum.
    • Daerah yang paling sesuai untuk budi daya jambu mete ialah di daerah yang mempunyai jumlah curah hujan antara 1.000-2.000 mm/tahun dengan 4-6 bulan kering (<60 mm). 
    Demikian artikel tentang  Iklim Yang Cocok Untuk Budidaya Jambu Mete, semoga bermanfaat.

    Baca juga :
    Budidaya Jambu Mete


    reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/iklim-yang-cocok-untuk-budidaya-jambu.html
    Category: articles
    JENIS TANAMAN KRISAN - Budidaya Petani. Klasifikasi botani tanaman hiaskrisan adalah sebagai berikut:
    • Divisi : Spermathophyta
    • Sub Divisi : Angiospermae
    • Famili : Asteraceae
    • Genus : Chrysanthemum
    • Species : C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy dll
    Jenis & varietas tanaman krisandi Indonesia umumnya hibrida berasal dari Belanda, Amerika Serikat & Jepang. Krisan yg ditanam di Indonesia terdiri atas:
    1. Krisan lokal (krisan kuno) : Berasal dari luar negri, tetapi telah lama & beradaptasi di Indoenesia maka dianggap sebagai krisan lokal. Ciri-cirinya antara lain sifat hidup di hari netral & siklus hidup antara 7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Contoh C. maximum berbunga kuning banyak ditanam di Lembang & berbunga putih di Cipanas (Cianjur).
    2. Krisan introduksi (krisan modern atau krisan hibrida) : Hidupnya berhari pendek & bersifat sebagai tanaman annual. Contoh krisan ini adalah C. indicum hybr. Dark Flamingo, C. i.hybr. Dolaroid,C. i. Hybr. Indianapolis (berbunga kuning) Cossa, Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van Zaal (berbunga merah) & Pink Pingpong (berbunga pink).
    3. Krisan produk Indonesia : Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas telah melepas varietas krisan buatan Indonesia yaitu varietas Balithi 27.108, 13.97, 27.177, 28.7 & 30.13A. 
    Demikian artikel tentang JENIS TANAMAN KRISAN, semoga bermanfaat.
    http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/02/jenis-tanaman-krisan.html

    Baca Juga:
    HAMA & PENYAKIT KODOK
    PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA KODOK 
    PERSYARATAN LOKASI BUDIDAYA KODOK

    reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/02/jenis-tanaman-krisan.html
    Category: articles
    Khasiat dan Manfaat Apel - Budidaya Petani. Buah apel merupakan jenis buah yang dihasilkan dari pohon buah apel yang biasanya berwarna merah kulitnya jika masak, namun bisa juga kulitnya berwarna hijau atau kuning. Kulit buahnya agak lembek, daging buahnya keras. Buah ini memiliki beberapa biji di dalamnya. Apel dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi. Nama Lokal : Apel (Indonesia, Malang), Apple (Inggris), Appel (Perancis)

    Khasiat dan Manfaat Apel

    Khasiat dan Manfaat Apel

    Penyakit Yang Dapat Diobati :
    Kencing manis (diabetes mellitus), Diare;

    Pemanfaatan :
    1. Diabetes Mellitus : Bahan: 1 biji buah apel berukuran sedang. Cara membuat : dibelah menjadi 4 bagian dan direbus dengan air 3-4 gelas sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas. Cara menggunakan : diminum pagi-sore, dan dilakukan secara rutin.

    2. Diare : Bahan: buah apel yang belum begitu masak. Cara menggunakan: dimakan biasa.

    Komposisi :
    KANDUNGAN KIMIA : Buah apel (Pyrus malus) selain mempunyai kandungan senyawa pektin juga mengandung zat gizi, antara lain (per 100 gram) : - Kalori 58 kalori - Hidrat arang 14,9 gram - Lemak 0,4 gram - Protein 0,3 gram - Kalsium 6 mg - Fosfor 10 mg - Besi 0,3 mg - Vitamin A 90 SI - Vitamin B1 0,04 mg - Vitamin C 5 mg - dan Air 84 %.

    Demikian artikel Khasiat dan Manfaat Apel, semoga dapat bermanfaat. Konsultasikan pada ahlinya karena iniformasi diatas hanyalah bersifat informasi saja.

     Artikel Lainnya:
     Manfaat dan Khasiat Anyang Anyang
     Khasiat dan Manfaat Anting-anting
     Khasiat dan Manfaat Alpukat
     Manfaat dan Khasiat Alang - Alang
     Manfaat dan Khasiat Angsana
     Manfaat dan Khasiat Andong


    reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/12/khasiat-dan-manfaat-apel.html
    Category: articles
    Salak - Budidaya Petani. Buah salak adalah buah yang warnanya gelap kulitnya, ada sisiknya, namun rasanya segar apalagi kalau dimakan sehabis memetik dari pohonnya. Tetapi tahukah bagai mana teknik budidaya salak tersebut?? Berikut adalah Cara Budidaya Buah Salak, semoga saja memberi manfaat.

    Peta Artikel Budidaya Salak:
    1. SEJARAH SINGKAT SALAK.
    2. JENIS TANAMAN SALAK .
    3. MANFAAT TANAMAN SALAK.
    4. SENTRA PENANAMAN SALAK.
    5. SYARAT PERTUMBUHAN SALAK.
    6. PEDOMAN BUDIDAYA SALAK.
    7. HAMA & PENYAKIT SALAK.
    8. PANEN SALAK.
    9. PASCAPANEN SALAK.

    Budidaya Salak


    1. SEJARAH SINGKAT SALAK

    Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yg disukai & mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia & Indonesia. Ada pula yg mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei & Muangthai.

    2. JENIS TANAMAN SALAK

    Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora & S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yg juga disebut S. wallichiana, C. Martus yg disebut rakum / kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman), monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yg disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lama-kelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya yg kecil). Banyak varietas salak yg bisa tumbuh di Indonesi. Ada yg masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yg telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), & lain-lain. Sebenarnya jenis salak yg ada di Indonesia ada 3 perbedaan yg menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yg berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yg berbiji 1- 2 butir, & salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yg berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yg tinggi.

    3. MANFAAT TANAMANSALAK

    Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat manisan & asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar yg diperdagangkan biasanya masih dlm tandan atau telah dilepas (petilan). Buah salak yg dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat manisan. 

    4. SENTRA PENANAMAN SALAK

    Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB & Kalimantan Barat. 

    5. SYARAT PERTUMBUHAN SALAK

    5.1. Iklim
    1. Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc & Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun & C : 5-7 bulan/tahun.
    2. Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dlm bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yg tinggi.
    3. Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.
    4. Suhu yg paling baik antara 20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.
    5.2. Tanah
    1. Tanaman salak menyukai tanah yg subur, gembur & lembab.
    2. Derajat keasaman tanah (pH) yg cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5.
    Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.

    5.3. Ketinggian Tempat
    Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl. [syarat tumbuh tanaman salak]

    6. PEDOMAN BUDIDAYA SALAK

    6.1. Pembibitan
    Salah satu faktor yg perlu diperhatikan dlm mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul & bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dlm pemakaian bibit akan berakibat buruk dlm pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yg baik tidak akan memberikan hasil yg diinginkan, sehingga modal yg dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dlm usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yg baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif). Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yg baik diperoleh dari pohon induk yg mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak & seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama & penyakit serta pengaruh lingkungan yg kurang menguntungkan.

    Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:
      • dapat dikerjakan dengan mudah & murah
      • diperoleh bibit yg banyak
      • tanaman yg dihasilkan tumbuh lebih sehat & hidup lebih lama
      • untuk transportasi biji & penyimpanan benih lebih mudah
      • tanaman yg dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah & kekeringan
      • memungkinkan diadakan perbaikan sifat dlm bentuk persilangan.
        Kekurangan perbanyakan secara generatif:
        1. kualitas buah yg dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang
        2. agak sulit diketahui apakah bibit yg dihasilkan jantan atau betina.
          1. Persyaratan Bibit : Untuk mendapatkan bibit yg baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yg akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yg akan dijadikan benih :
              • Biji berasal dari pohon induk yg memenuhi syarat.
              • Buah yg akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.
              • Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.
              • Besar ukuran biji seragam & tidak cacat.
              • Biji sehat tidak terserang hama & penyakit.
              • Benih murni & tidak tercampur dengan kotoran lain.
              1. Penyiapan Bibit
                1. Bibit dari Biji:
                    • Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yg masih melekat.
                    • Rendam dlm air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.
                    1. Bibit dari Anakan:
                        • Pilih anakan yg baik & berasal dari induk yg baik
                        • Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah
                      1. Teknik Penyemaian Bibit
                        1. Bibit dari Biji:
                            • Biji salak yg telah direndam & dicuci, masukkan kedalam kantong plastik yg sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh & lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari
                            • Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP & KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali
                            • Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari
                            1. Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:
                                • Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar & panjang disesuaikan dengan kebutuhan
                                • Diisi dengan tanah subur & gembur setebal 15-20 cm
                                • Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm
                                • Arah pesemaian Utara Selatan & diberi naungan menghadap ke Timur
                                • Benih direndam dlm larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air
                                • Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm
                                • Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah
                              1. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x 25 cm yg diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit dipindahkan ke polibag. Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh & anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dlm polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.
                              2. Pemindahan Bibit : Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.
                            6.2. Pengolahan Lahan
                            1. Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi & sumber air.
                            2. Pembukaan Lahan :
                                • Membongkar tanaman yg tidak diperlukan & mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar & perdu dari areal tanam.
                                • Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yg terlalu besar.
                                6.3. Teknik Penanaman
                                1. Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yg telah jadi sebanyak 10 kg.
                                2. Cara Penanaman : Biji ditanam langsung dlm lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh
                                3. Lain-lain : Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro & sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m & lamtoro 12 x 12 m.
                                6.4. Pemeliharaan Tanaman
                                Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar & teratur sehingga diperoleh produksi kebin yg baik & produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak.
                                1. Penjarangan & Penyulaman : Untuk memperoleh buah yg berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yg baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yg seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yg menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar akar-akar di bagian dlm terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.
                                2. Penyiangan : Penyiangan adalah membuang & memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yg tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yg lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dlm memperebutkan unsur hara & air. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dlm satu tahun, dilakukan pada awal & akhir musim penghujan.
                                3. Pembubunan : Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan & pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yg digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yg berfungsi untuk menguatkan akar & batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yg ada.
                                4. Perempalan & Pemangkasan : Daun-daun yg sudah tua & tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yg terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yg terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yg lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yg kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang.
                                  Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.Apabila dlm rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman. Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yg disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman. Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yg tajam. Pemangkasan yg dilaksanakan pada waktu & cara yg tepat akan membantu tanaman tumbuh baik & optimal.
                                5. Pemupukan : Semua bahan yg diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan & produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yg diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar). Pupuk yg diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik & anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah & sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, & sebagainya. Pupuk organik yg sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang. Umur tanaman :
                                    • 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.
                                    • 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.
                                    • 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.
                                    • 36?dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.
                                    1. Pengairan & Penyiraman : Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yg dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi & aliran permukaan. Sebagian kecil saja yg tertahan di daerah perakaran, air yg tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. dlm budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara & jumlah yg sesuai.
                                    2. Pemeliharaan Lain : Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman tidak roboh. [pedoman budidaya salak]

                                      7. HAMA & PENYAKIT SALAK

                                      7.1. Hama
                                      1. Kutu wol /putih (Cerataphis sp.) : Hama ini bersembunyi di sela-sela buah.
                                      2. Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..)
                                      3. Kumbang penggerek batang :
                                        • Menyerang ujung daun yg masih muda (paling muda), kemudian akan masuk ke dlm batang. Hal ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yg banyak di dlm batang tersebut.
                                        • Pengendalian: dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yg terserang atau dengan cara menyemprot. dlm hal ini diusahakan insektisida dapat masuk ke dlm bekas lubang yg digerek. Memasukkan kawat yg ujungnya lancip ke dlm lubang yg dibuat kumbang hingga mengenai hama.
                                      4. Babi hutan, tupai, tikus & luwak
                                        • Pengendalian:
                                      • untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yg rapat. Akan lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat berduri;
                                      • untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit, klerat & lain-lain;
                                      •  untuk memberantas Luwak & Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yg dimasuki Furadan 3 G. 
                                      Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut dijahit & dijadikan umpan.

                                      7.2. Penyakit Salak
                                      1. Penyakit yg sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih,
                                        • Gejala: busuknya buah. Buah yg terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik.
                                        • Pengendalian: mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.
                                      2. Noda hitam :
                                        • Penyebab: cendawan Pestalotia sp.
                                        • Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada daun salak.
                                      3. Busuk merah (pink) :
                                        • Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor.
                                        • Gejala: adanya pembusukan pada buah & batang.
                                        • Pengendalian: tanaman yg sakit & daun yg terserang harus dipotong & dibakar di tempat tertentu.
                                      7.3. Gulma
                                      Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak dibangun di bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma yg merajai kebun adalah gulma-gulma yg biasa terdapat di sawah. Karena lahan sawah yg biasa tergenang air dikeringkan & dibumbun tanahnya maka gulma yg mampu bertahan adalah gulma berdaun sempit & tumbuh menjalar yg sedikit sekali terdapat di sawah. Gulma yg berbatang kurus tegak, berdaun panjang yg umumnya di persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma di lahan bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian secara manual dengan dikored atau dicangkul pun sudah memadai. Pemberantasan gulma secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yg tidak seberapa luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru dibuka, gulma yg terdapat tentu banyak sekali & sulit diberantas hanya dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga kerja relatif murah & hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia dlm membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab racun yg dikandungnya dapat membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak & manusia. Herbisida yg akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yg akan diberantas. Pilihan yg kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yg berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida yg dapat memberantas beberapa jenis gulma.[hama dan penyakit salak]

                                      8. PANEN SALAK

                                      Mutu buah salak yg baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yg baik. Buah salak yg belum masak, bila dipungut akan terasa sepet & tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara petik pilih, disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu buah salak yg sudah tua tetapi belum masak.
                                      1. Ciri & Umur Panen : Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yg telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, & bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yg meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yg sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah & beraroma salak.
                                      2. Cara Panen Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih. yg perlu diperhatikan dlm pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yg masir tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.
                                      3. Periode Panen : Tanaman salak dlm masa panennya terdapat 4 musim:
                                          • Panen raya pada bulan Nopember, Desember & Januari
                                          • Panen sedang pada bulan Mei, Juni & Juli
                                          • Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret & April.
                                          • Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September & Oktober. Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut sumber lain panen besar buah salak adalah antara bulan Oktober - Januari.
                                          1. Prakiraan Produksi : dlm budidaya tanaman salak, hasil yg dapat dicapai dlm satu musim tanam adalah 15 ton per hektar.

                                            9. PASCAPANEN SALAK

                                            Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah rusak & tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan bau busuk & daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik buah salak masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia & perombakan fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga buah salak tidak dapat disimpan lama dlm keadaan segar, maka diperlukan penanganan pascapanen.
                                            9.1. Pengumpulan : Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima buah salak yg berasal dari petani atau kebun. dlm gudang pengumpulan ini dilakukan: sortasi, grading & pengemasan.
                                            9.2. Penyortiran & Penggolongan : Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yg baik, tidak cacat, & layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yg tidak berguna seperti tangkai, ranting & kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan kerusakan pada buah. Grading/penggolongan bertujuan untuk:
                                              • mendapat hasil buah yg seragam (ukuran & kualitas)
                                              • mempermudah penyusunan dlm wadah/peti/alat kemas
                                              • mendapatkan harga yg lebih tinggi
                                              • merangsang minat untuk membeli
                                              • agar perhitungannya lebih mudah
                                              • untuk menaksir pendapatan sementara.
                                                Penggolongan ini dapat berdasarkan pada : berat, besar, bentuk, rupa, warna, corak, bebas dari penyakit & ada tidaknya cacat/luka. Semua itu dimasukkan kedalam kelas & golongan sendiri-sendiri.
                                                  • Salak mutu AA (betul-betul super, kekuningan, 1kg= 12 buah)
                                                  • Salak mutu AB (tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, & sehat)
                                                  • Salak mutu C (untuk manisan, 1kg = 25 - 30 buah)
                                                  • Salak mutu BS (busuk atau 1/2 pecah), tidak dijual.
                                                    9.3. Pengemasan & Pengangkutan
                                                    Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi buah salak dari kerusakan, mempermudah dlm penyusunan, baik dlm pengangkutan maupun dlm gudang penyimpanan & untuk mempermudah perhitungan. Ada pengemasan untuk buah segar & untuk manisan salak. Pengemasan untuk buah segar:
                                                      • alat pengemas harus berlubang
                                                      • harus kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari luar
                                                      • dapat diangkut dengan mudah
                                                      • ukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah.
                                                        Pengemasan untuk manisan salak: dikemas dlm kaleng yg ditutup rapat yg telah dipastursasi sehingga semua mikroba seperti jamur, ragi, bakteri & enzim dapat mati & tidak akan menimbulkan proses pembusukan. Untuk manisan yg dikeringkan, umumnya dikemas dlm plastik. Pengangkutan merupakan mata rantai penting dlm penanganan, penyimpanan & distribusi buah-buahan. Syarat-syarat pengangkutan untuk buah-buahan:
                                                          • Pengangkutan harus dilakukan dengan cepat & tepat.
                                                          • Pengemasan & kondisi pengangkutan yg tepat untuk menjamin terjaganya mutu yg tinggi.
                                                          • Harapan adanya keuntungan yg cukup dengan menggunakan fasilitas pengangkutan yg memadai.
                                                            KEMBALI KE ATAS >>

                                                            Demikian artikel Budidaya Buah Salak, semoga bermanfaat.
                                                            http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/03/salak.html

                                                            Baca Juga:
                                                            Budidaya Buah Rambutan
                                                            Budidaya Buah Pisang
                                                            Teknik Budidaya Buah Pepaya


                                                            reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/03/salak.html
                                                            Category: articles