Monday, December 26, 2016

Dasar-Pertanian - Budidaya pertanian tidak akan pernah lepas dari yang namanya hama dan penyakit. Apapun jenis tanamannya pasti akan mengalami kendala berupa hama dan penyakit tanaman. Seperti hal nya tanaman padi, juga akan mengalami masalah berupa serangan hama dan penyakit. Padi ( Oryza Sativa ) adalah tanaman penghasil beras yang perlu dikembangkan agar pasokan beras dinegeri kita tidak habis. Dengan adanya beras yang langsung ditanam oleh para petani kita, maka kita tidak perlu lagi menggunakan beras-beras impor yang justru banyak disalahgunakan oknum tertentu. Jadi apabila budidaya padi meningkat baik, maka untuk mencukupi kebutuhan pokok seperti beras ini tidak akansulit. Namun yang menjadi permasalahan dalam budidaya padi adalah serangan hama dan penyakit yang semakin meningkat. Salah satu hama yang sering menyerang tanaman padi adalah tikus.

Tips Ampuh Mengatasi Hama Tikus Pada Tanaman Padi


Tikus adalah hama padi yang sangat merugikan para petani padi. Perkembangbiakan yang sangat cepat membuat repot para petani padi untuk menanam padi. Untuk mengendalikan hama tikus ini ada banyak trik dan caranya. Jika anda paham dengan morfologi tikus dan bagaimana perkembangbiakannya, maka tidak akan sulit untuk membasmi hama tikus tersebut. Menanggulangi hama tikus pada tanaman padi harus benar-benar dilakukan serius jika tidak ingin terjadi gagal panen. Karena akibat serangan hama tikus ini, banyak para petani yang mengalami kerugian, hasil panen menyusut karena tanaman padi habis dirusak dan dimakan tikus sawah tersebut. Untuk mengetahui cara membasmi hama tikus pada tanaman padi dengan mudah, anda bisa coba cara dibawah ini.

Tips Ampuh Mengatasi Hama Tikus Pada Tanaman Padi


1. Pembersihan Lahan dan Lingkungan Sekitar Lahan

Untuk mengatasi hama tikus pada tanaman padi ini anda harus selalu membersihkan lahan persawahan atau lahan tempat menanam padi dengan cara membersihkan rumput-rumput atau semak belukar yang ada disekitar tanaman padi. Karena tikus sangat senang tinggal disemak-semak sekitar padi. Selain itu juga anda harus membersihkan tanggul-tanggul sawah agar tidak dihuni oleh tikus.

2. Lakukan Pemburuan

Cara mengatasi hama tikus pada tanaman padi yang selanjutnya adalah dengan memburu dan membunuh tikus-tikus yang menyerang tanaman padi. Bongkar semua lubang atau sarang tikus yang ada diarea sawah atau lahan padi. Aliri sarang lubang tikus dengan air agar tikus keluar dari sarang. Jika perlu berikan racun tikus pada sarang tikus dan area yang biasa dilalui tikus. Namun pemberian racun tikus ini cukup beresiko jika lahan persawahan anda berdekatan dengan ternak.

3. Lakukan Penanaman Serempak

Untuk mengatasi hama tikus ini anda juga bisa melakukan penanaman serempak. Maksudnya ialah menanam padi secara bersamaan agar tersedianya makanan bagi tikus, jika tidak dilakukan penanaman serempak, maka yang akan diserang hanya lahan tertentu yang ditanami padi.
Baca Juga: Mengenal Jenis dan Hama Penyakit Pada Tanaman Padi

Itulah beberapa Tips Mengatasi Hama Tikus Pada Tanaman Padi, mudah-mudahan artikel singkat ini dapat menambah wawasan anda semua.


reff : http://dasar-pertanian.blogspot.com/2016/08/inilah-tips-ampuh-mengatasi-hama-tikus.html
Category: articles

Sahabat Tani. Anda pasti penasaran dengan tips dari kami, mengenai cara sukses bertani pada kesempatan ini tema yang kami angkat adalah ?Cara Budidaya Ikan Lele (Biofloc)? Sebelum kita pelajari cara budidaya ikan lele terlebih dahulu kita simak syarat hidup ikan lele berikut ini :


Ikan Lele

  1. Ikan lele dapat hidup pada suhu 20 Celcius dengan suhu optimal antara 25 sampai 28 C. Adapun untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26 sampai 30C dan untuk pemijahan suhu berkisa 24 - 28C.
  2. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak dan bahan lainnya yang dapat mematikan ikan lele.
  3. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup walaupun kondisi airnya buruk, keruh, kotor dan hanya mengandung sedikit sekali zat O2 (oksigen)
  4. Perairan yang baik adalah banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir
  5. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup (jangan menanam terlalu banyak enceng gondok)
  6. Mempunyai tingkat pH 6.5-9 kesadahan (derajat butiran kasar) maksimal 100ppm dan optimal 50 ppm, turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30-60 cm, kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar dari 0.3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak, dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157.56 mg/liter.
Sistem Budidaya Dengan Biofloc

Menurut buku ?Probiotik? Editor dari Prof.Dr. Soeharsono, Msc, hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran unsur Karbon (C), Nitrogen (N) dan Posfor (P) dalam tubuh ikan atau udang yang merupakan cerminan dari pakan ikan atau udang, rata-rata 13%, 29% dan 16%, namun jumlahnya sangat sedikit dalam tubuh, karena ternyata pakan yang dimakan oleh ikan hanya 20%-30%, artinya tersisa 70-80% dalam kolam atau sedimen dan itu jumlah yang sangat besar. Sisa 70%-80% inilah yang biasa menjadi sumber penyakit muncul, Kualitas air menurun dan berakibat dengan pertumbuhan ikan lele yang kurang maksimal. Artinya saat kita mampu mengolah sisa 70% tersebut maka kita mampu memberikan lingkungan yang terbaik untuk ikan lele. Ada banyak teknik pengelolaan sisa kotoran dan pakan bisa menggunakan sistem sirkulasi, sistem penyedotan, sistem probiotik dan yang akan kami gunakan yaitu sistem BIOFLOC.

Apa itu BIOFLOC ?

Biofloc merupakan agregat diatom, makroalga, pelet sisa, eksoskeleton organisme mati, bakteri, protista dan invertebrata juga mengandung bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain yang berdiameter 0,1-2 mm. Bahan-bahan organik itu merupakan pakan alami ikan dan udang yang mengandung nutrisi baik, yang mampu disandingkan dengan pakan alami, sehingga pertumbuhan akan baik bahkan jumlah pakan yang diberikan bisa diturunkan.(Probiotik)

Menurut Teori Biofloculasi

Biofloc adalah tehnik pengolahan limbah cair untuk makroagregat yang dihasilkan dalam sistem lumpur aktif. Lumpur aktif bisa juga diibaratkan sebagai sup mikroba yang terbentuk dari pemberian aerasi terus menerus pada biomassa tersuspensi dan mikroorganisme penguraian dalam limbah cair.

Bagaimana terbentuknya BIOFLOC di dalam air?

Proses ini dimulai dari proses nitrifikasi yang reaksinya adalah amonia plus oksigen menjadi ion nitrit dan akhirnya nitrat dan air, pada reaksi ini terdapat campur tangan bakteri oksidasi amonia dan bakteri oksidasi nitrit, artinya semua proses ini memerlukan oksigen yang cukup tinggi yaitu 4 ppm pada siang hari dan 6 ppm pada malam hari.

Mikroorganisme seperti bakteri dengan kemampuann lisis bahan organic memanfaatkan detritus sebagai makanan. Sel bakteri mensekresi lendir metabolit , biopolymer (polisakarida , peptida, dan lipid) atau senyawa kombinasi dan terakumulasi di sekitar dinding sel serta detritus. Kesalingtertarikan antar dinding sel bakteri menyebabkan munculnya flog bakteri. (Aquacultur.blogspot)

Penggunaan BIOFLOC dalam budidaya ikan lele kita ketahui dengan sifat nafsu makan yang tinggi dan usus pendek dari ikan lele menyebabkan ikan lele mudah lapar namun cepat menyebabkan akumulasi kotoran menumpuk. Tehnik Biofloc pada intinya mereduksi bahan-bahan organik dan senyawa beracun yang terakumulasi dalam air pemeliharaan ikan. Dengan sistem self-purifikasi didapat hasil akhir meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan dan peningkatan kualitas air. Hasilnya adalah :

Pakan ikan lele akan lebih effisien
  1. Pertumbuhan ikan lele akan rampag artinya selama kegiatan budidaya tidak ada kegiatan penyortiran.
  2. Kecepatan pertumbuhan ikan yang lebih optimal dengan masa waktu panen yang lebih singkat.
  3. Padat tebar per meter3 yang lebih tinggi kisaran 500 benih-1000 benih/m3.
  4. kan sehat dan gesit serta mengurangi penyakit pada ikan.

Persyaratan Kolam Biofloc

  1. Membutuhkan probiotik pembentuk floc. Dengan menggunakan bakteri Bacillus sp seperti Bacillus Substilis, Bacillus cereus.Probiotik bisa dibeli dipasaran dengan harga yang murah dan bisa diperbanyak dengan molase supaya lebih hemat.

  2. Membutuhkan oksigen yang tinggi didalam kolam kisaran 4 ppm-6 ppm. Untuk mengatasinya bias menggunakan pompa celup dengan ketinggian pompa 2,5 meter dengan kekuatas 43 watt.
  3. Penambahan bahan baku stater yang mengandung karbon seperti molase, tepung tapioka, tepung terigu, bekatul atau gula.
  4. Kondisi lingkungan air kolam dibuat selalu mengaduk dengan bantuan semburan air atau aerator.

Ciri-Ciri Air Kolam Yang Terbentuk Sistem Biofloc
  1. Warna air kolam coklat kekuningan semakin lama akan coklat kemerahan.
  2. Air kolam tidak berbau.
  3. Air kolam lebih encer dan tidak kental.
  4. Jika diambil sampel airnya didiamkan beberapa menit, terdapat endapan coklat kehijauan yang melayang-layang didalam air.
  5. Ikan lele sehat dan gesit.

Mengapa dibutuhkan bahan penambahan bahan yang mengandung karbon kedalam air kolam.
Didalam sistem biofloc membutuhkan oksigen, sisa pakan, air yang tersuspensi dan bantuan bakteri probiotik didalam kolam. Bakteri ini membutuhkan makanan untuk bermetabolisme dan berkembang menjadi jumlah yang mampu menguraikan sisa pakan didasar kolam. Bakteri dapat memanfaatkan ammonia-nitrogen dengan effisien jika perbandingan C/N sekitar 15-25 : 1. Sehingga kekurangan karbon dilakukan kegiatan penambahan bahan ke dalam kolam seperti gula, molase , tepung tapioka, tepung terigu, dan dedak.

Pedoman Teknis Budidaya
Penyiapan Sarana dan Peralatan -Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen.

Pembudidayaan dilakukan dengan prinsip-prinsip dasar ilmu tanah dan air untuk mengkondisikan ekosistem kolam yang dapat mendukung makro-mikro flora-fauna yang menguntungkan budidaya. Selain itu juga menekan dan meminimalkan pengaruh negatif flora-fauna yang merugikan. Dengan melambungkan harga pakan dan biaya listrik yang sangat tinggi dan hasil jual yang murah dan berdasarkan reset makan maka mengembangkan sebuah sistem baru yang disebut dengan Sistem Lele Organik (Plock Bakteri).

I.Teknis Budidaya dan Persiapan Asumsi :
?Kolam ukuran 4x6 meter.
?Ketinggian air 1-1? meter.
?Padat penebaran 200-350 ekor/m3
?Masa budidaya 90 hari.
?Lokasi kolam yang kena matahari langsung dan maksimal.

II.Cara Memilih Bibit yang Baik

?Pilih bibit yang aktif, kuat dan bebas dari jamur.

?Bibit sudah disterilisasi dari pembibitan.

?Tidak ada cacat, luka dan kumis putus.

?Bibit minimal ukur 5.

?Bibit ditebar pada waktu dingin (jam 6 sore ? jam 9 pagi).

III. Manajemen Pakan

?Mulai pemberian pakan pada hari berikutnya.
?Gunakan pakan yang dijual secara komersial.
?Jangan memberikan pakan secara berlebihan karena pakan yang terbuang akan membusuk dan melepas gas beracun yang menyebabkan stress lele.
?Jangan campurkan bahan kimia khususnya antibiotic dalam pakan.

IV. Manajemen Air

?Kondisikan air berwarna cokelat.
?Air perlu diganti/disirkulasi atas apabila terdapat buih dan berlendir.
?Jangan ganti air jika tidak ada gejala diatas tersebut.
?Air agak bau perlu ditambah probiotik 5 ppm pada waktu matahari terik (jam 8 pagi ? jam 1 siang).

V.Pemahaman Tentang Buku Catatan Harian Kolam

?Rincian persiapan kolam.
?Informasi mengenai kualitas bibit yang unggul.
?Nama unit pembenihan bibit unggul.
?Tanggal penebaran.
?Pengeluaran yang dikeluarkan dan hasil dari penjualan.

VI. Meningkatkan Kemampuan dalam Pemasaran Hasil Budidaya (Penjualan)

Kelebihan
1.Angka kehidupan lebih tinggi.
2.Pakan lebih irit.
3.Air tidak perlu diganti.
4.Lebih ekonomis.

Pemupukan

Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gram/m 2. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m 2, dan amonium nitrat 15 gram/m 2. Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.

Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele. Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.

Pemberian Pakan

Makanan Alami Ikan Lele -Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air. Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta). Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.

Makanan Buatan (Pellet)

Cara pemberian pakan:
? Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.
? Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pellet.
? Mulai pemberian pakan pada hari berikutnya.
? Gunakan pakan yang dijual secara komersial.
? Jangan memberikan pakan secara berlebihan karena pakan yang terbuang akan membusuk dan melepas gas beracun yang menyebabkan stress lele.
? Jangan campurkan bahan kimia khususnya antibiotic dalam pakan.
? Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.
Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5?3 ppm selama 30 menit.

Makanan Tambahan

Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai. Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1).
Pemeliharaan Kolam/Tambak

Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2 malam.

Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m 2 selama satu minggu. Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.

Hama Dan Penyakit

Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama.

Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla. Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7?0,8 x 1?1,5 mikron. Gejala: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7?10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3?4 hari.

? Penyakit Tuberculosis

Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5?7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5?15 hari.

? Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.

Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5?3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1?0,2 ppm selama 1 jam atau 5?10 ppm selama 15 menit.

? Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis

Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12?24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.

? Penyakit Cacing Trematoda

Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m 3 air selama 15 menit; (2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ? 30 menit; (4) memakai larutan NaCl 2% selama ? 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ? 10 menit.

? Parasit Hirudinae

Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.

Hama Kolam/Tambak

Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :

? Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
? Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
? Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
? Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
Panen

Penangkapan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
? Lele dipanen pada umur 3 (tiga) bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 70-100 gram/ekor.
? Sebelum pemanenan dilakukan ikan lele selama 1-2 hari tanpa diberi makan untuk menghindari penumpukan amonia pada perairan. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring. Setelah dipanen lele tersebut di taruh dalam tong/bak/hapa
? Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
Pembersihan

Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
? Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
? Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalium (PK) dengan cara yang sama.
? Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.

Baiklah sahabat tani Mungkin itu yang kami dapat sajikan pada kesempatan kali ini mengenai cara budidaya ikan lele. Silahkan anda praktekan. semoga berhasil. terimakasih



reff : http://www.carabertani.com/2015/05/cara-budidaya-ikan-lele-yang-benar.html
Category: articles

Cara menanam jahe - Jahe merupakan salah satu jenis umbi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang kita dulu. Sejak dahulu jahe sudah dimanfaatkan sebagai obat untuk menghangatkan badan, bahkan setelah diteliti, ternyata jahe tidak hanya bermanfaat untuk menghangatkan badan saja ketika kedinginan, tetapi masih banyak manfaat lain yang terkandung didalam jahe.
Karena manfaat yang banyak yang dimiliki oleh jahe, saat ini harga jahe cukup mahal. Oleh karena itu banyak yang ingin menjadi petani jahe karena keuntungan yang bisa dihasilkan saat jahe mulai panen cukup besar.
Apakah anda juga berencana ingin menjadi petani jahe yang sukses yang dapat menghasilkan untung atau uang seperti yang anda harapkan ? Jika iya maka anda perlu mengetahui bagaimana cara menanam jahe yang baik dan benar agar uang yang anda harapkan dari bertani jahe dapat tercapai.
Cara Menanam Jahe
Kali ini sahabat tani akan berbagi tips cara menanam jahe ampuh yang akan membantu anda memulai menanam jahe dari tahap persiapan. Langsung saja silahkan anda baca cara menanam jahe agar sukses dibawah ini.

Cara Menanan Jahe Yang Baik dan Benar

Tahap Tahap Persiapan
Hal-hal yang harus anda persiapkan ketika berencana akan menanam atau bertani jahe adalah sebagai berikut:
  • Bibit
    Bibit jahe diperoleh dari rimpang yang sudah tua berumur 9 sampai 10 bulan. Rimpang-rimpang yang akan dijadikan bibit dipotong-potong dengan ukuran 2,5 cm sampai 5 cm atau sebesar 2 sampai 3 jari dengan bobbot 25 sampai 80 gram. Potongan-potongan bibit disimpan dahulu dalam ruangan sampai tumbuh tunasnya. Penyimpanan ini dilakukan di tempat yang kering serta terlindung dari terik matahari cara penyimpanannya dilakukan dengan menghampar bergitu saja. Lama menyimpan berkisar antara 1 sampai 2 minggu dimana pada periode ini biasanya tunas-tunasnya sudah mulai tumbuh. Pilih bibit yang mempunyai 2 sampai 3 mata tunas baru.
  • Pupuk Kandang
    Pupuk kandang yang dipergunakan betul-betul sudah mati atau kering. Artinya pupuk tersebut sudah diolah dan disimpan lebih dari 3 bulan.
  • Pupuk Buatan
    Siapkan juga pupuk buatan yaitu Urea, TSP, dan KCI.
  • Obat Tanaman
    Terakhir adalah obat tanaman. Obat tanaman tertentu yang sesuai untuk tumbuhan Jahe, digunakan untuk memberantas hama dan penyati tanaman jaeh. Yaitu insektisida fungsida.
Alat Alat Untuk Menanam Jahe
Setelah hal-hal diatas sudah siap, sekarang anda siapkan alat alat yang akan digunakan untuk menanam jahe. Alat-alat tersebut adalah:
  • Cangkul
    Digunakan untuk mengolah tanah yang akan ditanami jahe.
  • Sabit
    Digunakan untuk membersihkan area tanah yang akan ditanami jahe.
  • Parang
    Digunakan untuk memotong kayu yang nantinya akan digunakan untuk menanam jahe.
  • Tali Plastik
    Digunakan untuk mengukur dan meluruskan jarak lobang tanaman.
  • Keranjang
    Keranjang digunakan hanya untuk membantu membawa dan memberikan pupuk ke tanaman.
  • Sekop Garpu
    Dipergunakan untuk mencangkul, mencongkel ketika memungut hasil dan bisa juga untuk menggemburkan tanah lahan bercocok tanam jahe.
  • Alat Penyiram
    Untuk menyiram tanaman.
  • Tugal
    Sebuah batang balok dipergunakan untuk membuat lubang ditanah lahan untuk menabur tanaman, tugal yang dibuat runcingan sepanjang 5 cm atau selebar 4 jari tangan.
  • Semprotan
    Untuk menyemprot penyakit hama tanaman.
Langkah Langkah Penanaman Jahe
  • Langkah Pertama
1. Tanaman jahe memerlukan tanah yang gembur, mula-mula tanah dicangkul secara kasar sedalam 30 cm atau sedalam 2 jengkal sambil membersihkan rumput dan tumbuhan liar lainnya.


2. Kemudian tanah diperhalus agar menjadi gembur dan diratakan. Buatlah bedengan berukuran lebar 1 sampai 1,2 cm dan tinggi 25 sampai 30 cm atau lebar 3 hasta sampai 4 hasta dan tinggi 1 setengah jengkal sampai 2 jengkal. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, sedangkan jarak antara bedeng-an dibuat 30 sampai 50 cm atau 2 jengkal sampai 4 jengkal.


3. Membuat lubang-lubang tanam dengna jarak 25 sampai 30 cm atau 1 setengah jengkal sampai 2 jengkal dalam satu baris dan 40 sampai 60 cm atau 2 setengah jengkal sampai 4 jengkal dari satu baris kebaris yang lain. Lubang tanam sedalam 5 cm atau secalam runcingan tuggal yang telah dipersiapkan.

4. Sebelum penanaman, lahan diberi pupuk kadang sebanyak 1 sampai 2 kg/meter persegi atau setengah sampai satu gantang. Disebar disekitar lubang tanam.

  • Langkah kedua
Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Bibit jahe dimasukan ke lubang tanam dengan bagian mata tunas menghadap ke atas. Sebalanjutnya ditimbun dengan tanah, tetapi bagian tunas sebaiknya agak muncul ke atas (sedikit terlihat).


  • Langkah ketiga
Pemupukan dilakukan dengan maksud untuk menyuburkan tanah. Pemupukan tanaman jahe dilakukan 3 kali. Selain menggunakan pupuk kandang perlu juga diberi pupuk buatan seperti Urea, TSP dan KCI. Pemupukan pertama dilakukan sebelum tanam, selain mnggunakan pupuk kandang sebanyak 1 sampai 2 kg/Meter persegi atau setengah sampai 1 gantang dan dapat dicampur juga dengan pupuk Urea, TSP dan KCI sebagai pupuk dasar.

Pemupukan kedua dilakukan padda umur 1 sampai 1 setengah bulan (saat tanaman mulai membentuk rumpun). Pemberian pupuk dengan ukuran :
a. Urea : 1,9 gram/ Meter Persegi atau 1 sendok penuh/ Meter Persegi.
b. TSP : 3,0 gram/meter persegi atau 1 sendok/meter Persegi
c. KCI : 4.0 gram/ meter persegi atau 1 setengah sendok/meter persegi
Pemupukan ketiga dilakukan pada umur 4 bulan dengan ukuran sama seperti pada pemupukan kedua. Pemupukan di lakukan dengan cara menaburkan di sekitar rumpun atau di antara barisan tanaman jahe.

  • Langkah keempat
Penyiangan dan penggemburan.
Penyiangan memegang peran penting dalam bercocok tanam jahe, tujuannya untuk menjaga agar tanaman jahe tidak terganggu oleh tanaman lain, tujuannya untuk menjaga agar tanaman jahe tidak terganggu oleh tanaman liar sehingga jahe dapat tumbuh dengan baik.

Bersama dengan penyiangan juga dilakukan penggemburan. Penggemburan ini penting sekali terutama pada lahan yang tanahnya mudah sekali padat, dengan demikian dapat membuat tumbuh dan perkembangan tanaman jelas akan baik, sehingga dapat meningkatkan hasil tanamnya. Penggemburan ini dapat dilakukan dengan cangkul atau skop.

  • Langkah kelima
Penyiraman
Penyiraman perlu sekali terutama pada waktu tanaman kekeringan. Penyiraman ini dapat dilakukan dengan ember atau alat penyiram.

Langkah keenam
Pemberantasan hama dan penyakit

1. Hama
- Kepik hama yang menyerang daun dengan cara melubanginya
- Ulat penggerek yang menyerang akar jahe
Untuk mencegah kedua hama tersebut dilakukan penyemprotan insektisida yaitu thiodah 35 EC dengan ukuran 1 setengah sampai 2 cc/liter air atau 1 pertiga sampai setengah sendok makan dicampur dengan 5 gelas air.

2. Penyakit
Penyakit pada tanaman jahe ada 3 macam :
a. Penyakit layu,
ciri-cirinya: daun berubah warna menjadi kekuning-kunigan menyebar kehelaian daun bagian atas. Selain itu rampangnya membusuk dan berlendir. Upaya pencegahannya ialah dengan mencabut dan memusnahkan (dibakar). Tanaman diganti dengan bibit yang sehat, erta melakukan penyemprotan dengna fungisida seperti Dithane M-45 ukuran 2 gram/liter air atau setengah sendok dicampur dengan air 5 gelas.

b. Penyakit bercak daun.
ciri-cirinya: daun menjadi bercak-bercak. Upaya pencegahan melakukan penyemprotan dengan fungisida Dithane M-45 ukuran 5 gram/liter air atau setengah sendok di campur air 5 gelas.

c. Penyakit cendawan dan baktri
Penyakit ini menyerang rimpang tanaman jahe menyebabkan rimpang busuk. Upaya pencegahan dan penanggulangannya adalah memusnahkan tanaman yang diserang dicabut dan dibakar.

Masa Waktu Panen Dan Cara Panen Jahe
Panenan jahe dapat dilakukan setelah jahe berumur 9 bulan sampai 10 bulan. Tanda-tandanya daun dan batang sudah mulai kering.
Panenan jahe dapat dilakukan secara total atau bersamaan dengan cara mencongkel atau membongkar seluruh bagian tanaman dengan cangkul atau skop garpu. Sedangkan panenan juga dapat dilakukan dengan cara memotong rimpang yang terdapat di bagian pinggir, dengan demikian sisa rimpangnya dapat tumbuh lagi dengan baik dan menjadi tanaman baru.

Yang Dilakukan Setelah Panen
Setelah jahe diangkat dari rumpunnya lalu rimpang tersebut dibesihkan secara hati-hati agar tidak mengalami patah-patah yang dapat menurunkan mutu dan harga jahe.
Setelah rimapang dibersihkan lalu dipisahkan dari batannya kemudian dijemur atau dikeringkan dengan panas sinar matahari. Lama pengeringan 6 sampai 8 hari dan selanjutnya disimpan di tempat yang kering. Selain dengan cara tersebut di atas dapat pula dilakukan secara penyeduhan dengan air mendidih sebagai berikut :

1. Rimpang yang baru dipanen dibersihkan tanahnya dengan air kemudian rimpang diseduh dalam air mendidih. Lamanya penyeduhan 10 sampai 15 menit.
2. Jahe yang sudah diseduh lalu dijemur di panas matahari. Penjemuran sebaiknya di atas lantai penjemuran selama 6 sampai 8 hari.

Sahabat tani, itulah cara menanam jahe yang baik dan benar dari tahap persiapan hingga panen. Semoga artikel diatas dapat membantu anda dalam memulai tani jahe dan dapat membantu anda sukses. Salam Tani!

reff : http://www.carabertani.com/2015/05/cara-menanam-jahe-yang-baik-dan-benar.html
Category: articles

Bagaimanakah sejarah perkembangan kelapa sawit di Indonesia? Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tanaman yang berasal dari Afrika Barat. Tumbuhan ini dikenal sebagai tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi daripada tanaman-tanaman penghasil minyak yang lain.

Kali pertama kelapa sawit dibawa ke Indonesia dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Kala itu, pemerintah membawa tidak kurang dari empat bibit kelapa sawit yang diambil dari Bourbon, Mauritius dan Hortus Botanicus, Amsterdam. Selanjutnya bibit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor.

Pada mulanya, kelapa sawit dipelihara sebagai tanaman hias mengingat bentuk struktur pohonnya yang cukup unik dan menarik. Barulah pada tahun 1911, pemerintah menyadari akan potensi kelapa sawit sebagai penghasil minyak nabati yang sangat menguntungkan. Pemerintah Belanda lantas mencanangkan penanaman kelapa sawit secara besar-besaran khususnya di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

sejarah-kelapa-sawit.jpg

Tokoh yang berperan penting dalam perintisan budidaya kelapa sawit adalah Adrien Hallet dari Belgia. Setelah hasilnya menuai kesuksesan, banyak orang yang kemudian mengikuti jejak usahanya. Salah satunya yaitu K. Schadt, di mana di tangannya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perlu diketahui, perkebunan sawit pertama di Indonesia terletak di Pantai Timur Sumatera, lebih tepatnya Deli dan Aceh dengan luas mencapai 5.123 hektar.

Pesatnya perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada masa pendudukan Belanda bahkan mampu mendominasi pasar dunia dan sanggup menggeser kapasitas ekspor dari negara-negara Afrika yang notabene merupakan habitat asli kelapa sawit.

Sayangnya hasil dari perkebunan tersebut mengalami kemunduran yang drastis pada masa penjajahan Jepang. Banyak perkebunan kelapa sawit yang tidak dikelola dengan baik hingga mengalami penyusutan sekitar 16 persen dari total luas lahan. Imbasnya, Indonesia hanya sanggup memproduksi minyak kelapa sawit sebanyak 56.000 ton pada kurun waktu 1948/1949.

Setelah Indonesia meraih kemerdekaannya atau pada tahun 1957, pemerintah Indonesia mengambil alih pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang tersebar di seluruh Nusantara dengan alasan politik dan keamanan. Sejumlah perwira militer pun dikerahkan untuk menjaga area perkebunan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sebagai tenaga pengelola kebun, pemerintah juga membentuk BUMIL (Buruh Militer) yabg terdiri atas buruh perkebunan dan anggota militer. Naasnya karena situasi sosial, politik, dan keamanan di dalam negeri belum stabil, produksi kelapa sawit di Indonesia pun semakin menurun dan tergeserkan posisinya oleh Malaysia.

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia selanjutnya mengalami perkembangan pada masa pemerintahan Orde Baru. Pengelolaan perkebunan ini difokuskan untuk menyediakan lapangan perkerjaan, meningkatkan kesejahteraan, dan sumber devisa bagi negara. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah lalu mengembangkan lahan kelapa sawit di berbagai daerah.

Luas lahan kelapa sawit di Indonesia hingga pada tahun 1980 diketahui memiliki ukuran mencapai 294.560 hektar. Sedangkan kapasitas produksi CPO (Crude Palm Oil) sebanyak 721.172 ton. Inilah pertanda aktivitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai bergeliat kembali, khususnya untuk kebun-kebun yang dikelola oleh rakyat. Pemerintah pun mendukung kabar baik tersebut dengan mengeluarkan program PIR-BUN (Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan).



reff : http://klpswt.blogspot.com/2016/04/sejarah-perkembangan-kelapa-sawit-di.html
Category: articles