Tuesday, December 13, 2016

A.Prospek Bisnis Budi DayaJamur Merang

bisnis budi daya jamur merang
Bisnis Budi DayaJamur Merang. Selain banyaknya manfaat dan khasiat yang dimiliki jamur merang, potensi permintaan komoditas ini terus meningkat. Hal tersebut menjadikan budi daya jamur merang merupakan peluang bisnis yang patut untuk dicoba. Harga jamur merang juga relatif stabil, bahkan cenderung meningkat seiring dengan peningkatan permintaannya. Sementara itu, dari segi budi dayanya, jamur merang memiliki risiko usaha yang rendah dan siklus produksi yang singkat. Hal tersebut tentu sangat menguntungkan petani jamur merang karena dapat mempercepat perputaran modal. Selain itu, bahan baku yang digunakan mudah diperoleh dengan pilihan media yang beragam. Bertanam jamur merang juga memiliki pilihan usaha yang beragam dan aplikatif untuk skala usaha rumah tangga di lahan sempit.

B. Persiapan Perlengkapan Budi Daya Jamur Merang

  1. Siapkan kumbung dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 6 meter, 4 meter, dan 3,5 meter. Usahakan kumbung berlokasi di dekat sumber air serta jauh dari kandang hewan dan tempat pembuangan sampah.
  2. Lokasi kumbung sebaiknya memiliki suhu 28?35 C dan kelembapan udara 60?80% agar pertumbuhan jamur merang dapat optimal. Jamur merang tidak tahan terhadap terpaan sinar matahari secara langsung.
  3. Lengkapi kumbung dengan dua baris rak bertingkat empat atau lima dengan ukuran panjang 5 meter, lebar 0,8 meter, dan tinggi maksimum tingkat teratas 2,8 meter. Buat jarak antar-tingkat di satu rak selebar 50 cm. Selain itu, kumbung juga harus dilengkapi dengan termometer, higrometer, lampu TL 60 watt, dan lampu yang dapat dipindahkan untuk membantu pekerja merawat jamur.
  4. Siapkan kolam atau bak perendaman berukuran 3 x 1,5 x 0,7 meter. Namun, agar lebih hemat, kolam dapat terbuat dari terpal dengan ukuran panjang 5 meter dan lebar 3 meter.
  5. Siapkan bibit siap tanam sebanyak 150 botol dengan miselium yang tumbuh merata di seluruh media dan terbebas dari kontaminasi mikroorganisme. Hindari penggunaan bibit yang telalu muda atau terlalu tua. Selain itu, hindari penggunaan bibit dari keturunan keempat atau lebih.
  6. Siapkan media tanam berupa 300 kg kardus, 60 kg kapur dolomit, 100 kg bekatul, 75 kg arang sekam, 75 kg bonggol pisang, 150 ikat kangkung, 10 liter pupuk organik cair, 6 kg pupuk NPK, dan 5 kg tepung beras ketan.
  7. Siapkan alat budi daya berupa hand sprayer, sabit, sekop, keranjang plastik, cangkul, terpal, sarung tangan, sepatu bot, dan pisau.

C. Persiapan Media Tanam Budi Daya Jamur Merang

kumbung budi daya jamur merang
  1. Isi kolam yang telah dibuat menggunakan air hingga setengah volum kolam.
  2. Masukkan kardus ke dalam kolam, lalu rendam selama sehari. Setelah itu, sobek kardus hingga berukuran 10 cm. Masukkan kembali kardus ke dalam kolam.
  3. Tambahkan 45 kg kapur dolomit ke dalam kolam, aduk rata.
  4. Pada hari keempat, tambahkan 50 kg bekatul dan pupuk NPK ke dalam rendaman kardus. Aduk hingga merata, lalu biarkan kembali selama sehari.
  5. Pada hari kelima, angkat dan tiriskan kardus. Sementara kardus ditiriskan, potong-potong kangkung dan bonggol pisang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
  6. Bagi rata semua bahan seperti kardus, 15 kg sisa kapur dolomit, 50 kg sisa bekatul, arang sekam, bonggol pisang, dan kangkung sesuai dengan jumlah rak yang tersedia.
  7. Taburkan kapur dolomit ke atas permukaan rak. Selanjutnya, tambahkan kardus di atasnya hingga membentuk gundukan dengan ketebalan 10 cm dan lebar 30 cm.
  8. Taburkan bekatul di atas permukaan kardus. Setelah itu, tambahkan setengah bagian campuran rajangan bonggol pisang dan kangkung, ratakan.
  9. Buat kembali lapisan kardus dengan ketebalan 10 cm di atasnya. Setelah itu, taburkan bekatul di atas permukaan kardus.
  10. Taburkan sisa campuran rajangan bonggol pisang dan kangkung di atas taburan bekatul.

D. Persiapan Penanaman Bibit di Media Tanam Jamur Merang

  1. Proses persiapan bibit sebaiknya dilakukan di tempat teduh yang terhindar dari sinar matahari secara langsung.
  2. Sebelum proses penanaman, sterilkan tangan dan alat menggunakan alkohol 70%.
  3. Keluarkan bibit jamur merang dari dalam baglog, lalu masukkan ke dalam baskom.
  4. Agar bibit tidak menggumpal, uraikan bibit hingga saling terlepas. Setelah itu, tambahkan tepung beras ketan. Aduk hingga merata.
  5. Sementara itu, di tempat yang terpisah, masukkan arang sekam ke dalam air hingga terendam, lalu aduk rata. Tambahkan pupuk organik cair dengan dosis 2 cc/ liter air, diamkan beberapa menit.
  6. Setelah tercampur rata, taburkan bibit ke atas permukaan media tanam. Takaran bibit yang digunakan yaitu 2 baglog/m?.
  7. Taburkan arang sekam yang telah dicampur dengan pupuk organik di atas lapisan bibit jamur.
  8. Tutup media dengan plastik transparan.

E. Pemeliharaan Budi Daya Jamur Merang

pemeliharaan jamur merang
  1. Setelah bibit ditanam, tutup kumbung dan pastikan kumbung dalam keadaan gelap selama lima hari.
  2. Pada malam kelima, sekitar pukul 24.00, buka plastik yang menutupi media selama tiga jam. Tujuannya, untuk melancarkan sirkulasi udara.
  3. Pada pagi harinya, sekitar pukul 07.00, buka jendela kumbung hingga pukul 12.00. Lakukan pula pengabutan media tanam menggunakan campuran air cucian beras dan pupuk organik cair. Jika tidak terdapat air cucian beras, campurkan satu sendok makan tepung beras dengan dua liter air bersih.
  4. Setiap dua hari sekali setelah hari kelima, buka penutup plastik pada pagi hari selama 10 menit untuk melancarkan sirkulasi udara.
  5. Lakukan pengamatan secara rutin agar pemanenan dapat dilakukan tepat waktu.
  6. Lakukan penanggulangan gulma, hama, dan penyakit yang menyerang. Gulma biasanya berupa tumbuhan lain yang tumbuh di media tanam. Hama dan penyakit yang umumnya menyerang jamur merang di antaranya lalat, cacing, rayap, dan tungau.

F. Panen dan Pascapanen Budi Daya Jamur Merang

  1. Sebelum panen, pastikan kondisi tangan dan alat panen dalam keadaan steril agar tidak menyebabkan kontaminasi pada jamur yang masih kecil.
  2. Panen terbaik adalah pada stadium telur. Lakukan panen pada hari ke-10 sampai hari ke-11. Stadium telur merupakan fase panen terbaik untuk mendapatkan jamur merang berkualitas dan berharga jual tinggi. Setelah panen, istirahatkan selama tiga hari, begitu selanjutnya. Panen dapat dilakukan hingga satu bulan.
  3. Buka plastik penutup secara perlahan agar embun yang terdapat pada bagian dalam plastik tidak membasahi jamur. Kondisi basah pada jamur berisiko menyebabkan jamur membusuk.
  4. Potong jamur yang siap panen menggunakan pisau tajam yang steril. Usahakan tidak melukai jamur lain yang tumbuh berdekatan. Tempatkan jamur hasil panen ke dalam keranjang secara hati-hati. Setelah panen, tutup kembali plastik penutup media tanam.
  5. Keringanginkan jamur hasil panen sebelum proses sortir dan grading.
  6. Untuk jamur segar, kemas jamur dalam plastik berlubang sebagai porforasi.
  7. Selama masa panen, lakukan pengabutan menggunakan air cucian beras dengan kondisi air yang hangat. Pasalnya, apabila penyemprotan dilakukan dengan air biasa, dapat menyebabkan jamur membusuk.

G. Kendala dan Solusi Budi Daya Jamur Merang

Kendala
Solusi
Tingginya tingkat kontaminasi serta serangan hama dan penyakit Lakukan manajemen pemeliharaan dengan baik serta usahakan semua pekerjaan dilakukan dengan steril dan higienis.
Musim dan cuaca yang tidak menentu Pastikan kondisi lingkungan di dalam kumbung dalam keadaan optimal, tidak terlalu lembap atau terlalu kering.

H. Analisis Usaha Budi Daya Jamur Merang

a. Asumsi

  1. Lahan diasumsikan milik sendiri. Kumbung yang digunakan berukuran 5 x 10 meter.
  2. Produktivitas jamur merang diasumsikan menghasilkan 7 kg untuk 1 m?. Artinya, produktivitas jamur dalam kumbung 50 m? sebanyak 7 kg/m? x 50 m? = 350 kg per periode panen. Periode panen jamur merang diasumsikan satu bulan.
  3. Hasil panen dijual dalam bentuk segar dengan asumsi harga jual Rp18.500/kg.

b. Perhitungan Biaya Budi Daya Jamur Merang

? Biaya Investasi

Komponen
Satuan
Harga(Rp)
Jumlah (Rp)
Kumbung
1 unit
10.000.000
10.000.000
Termometer dan higrometer
1 buah
250.000
250.000
Sprayer
1 buah
300.000
300.000
Sabit
1 buah
20.000
20.000
Sekop
1 buah
35.000
35.000
Cangkul
2 buah
40.000
80.000
Keranjang plastik
1 buah
25.000
25.000
Terpal ukuran 4 x 9 cm
2 buah
40.000
80.000
Sarung tangan
2 pasang
15.000
30.000
Pisau
2 buah
10.000
20.000
Total Biaya Investasi
10.840.000

? Biaya Tetap

Uraian
Masa Pakai
Harga (Rp)
Penyusutan (Rp)
Total Biaya (Rp)
Penyusutan kumbung 60 bulan
10.000.000
1/60 x 10.000.000
166.667
Penyusutan termometer dan higrometer 36 bulan
250.000
1/36 x 250.000
6.944
Penyusutan sprayer 36 bulan
300.000
1/36 x 300.000
8.333
Penyusutan sabit 36 bulan
20.000
1/36 x 20.000
556
Penyusutan sekop 36 bulan
35.000
1/36 x 35.000
972
Penyusutan cangkul 36 bulan
40.000
1/36 x 80.000
2.222
Penyusutan keranjang plastik 12 bulan
25.000
1/12 x 25.000
2.083
Penyusutan terpal ukuran 4 x 9 cm 12 bulan
40.000
1/12 x 80.000
6.667
Penyusutan sarung tangan 3 bulan
30.000
1/3 x 30.000
10.000
Penyusutan pisau 12 bulan
10.000
1/12 x 20.000
1.667
Total Biaya Tetap
206.111

? Biaya Variabel

Uraian
Satuan
Harga(Rp)
Total Biaya (Rp)
Kardus 300 kg
1.500
450.000
Kapur 60 kg
1.000
60.000
Bibit jamur 150 botol
5.500
825.000
Dedak halus 100 kg
2.500
250.000
Arang sekam 75 kg
5.000
375.000
Bonggol pisang 75 kg
200
15.000
Kangkung 150 ikat
1.000
150.000
Pupuk organik cair 10 liter
25.000
250.000
PupukNPK 6 kg
5.000
30.000
Tepung beras ketan 5 kg
5.000
25.000
Tenaga kerja 1 orang
500.000
500.000
Listrik dan air 1 bulan
50.000
50.000
Total Biaya Tidak Tetap
2.980.000

? Total Biaya Operasional per Periode

Total biaya operasional = Total biaya tetap + total biaya variabel
= Rp206.111 + Rp2.980.000
= Rp3.186.111

c. Pendapatan dan Keuntungan Budi Daya Jamur Merang

? Pendapatan per Periode
Pendapatan = Jumlah produksi x harga jamur merang
= 350 kg x Rp18.500/kg
= Rp6.475.000
? Keuntungan per Periode
Keuntungan = Pendapatan ? Total biaya operasional
= Rp6.475.000 ? Rp3.186.111
= Rp3.288.889

d. Kelayakan Usaha Budi Daya Jamur Merang

? R/C Rasio
Rasio R/C= Pendapatan : Total biaya operasioanal
= Rp6.475.000 : Rp3.186.111
= 2,03
R/C lebih dari satu artinya usaha budi daya jamur merang layak dijalankan. R/C 2,03 artinya setiap penambahan modal sebesar Rp1 akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,03.
? Pay Back Period
Pay back period= (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp10.840.000 : Rp3.288.889) x 1 bulan
= 3,29 bulan
Artinya, titik balik modal usaha budi daya jamur merang dapat dicapai pada 3,29 bulan.


reff : http://panduanbertanam.blogspot.com/2016/04/bisnis-budi-daya-jamur-merang.html
Category: articles
BUDIDAYA TANAMAN KOPI
 
I.        Pendahuluan
Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia, di samping itu tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa Barat.
Tanaman kopi jenis arabika sat ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kopi Robusta yang mana pada tahun 1990 harga kopi Arabika 1,85 U$D/Kg, sedangkan kopi Robusta 0,83 U$D/Kg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan harga kopi Robusta di pasaran dunia antara lain :
  1. Kelangkaan pasok jenis kopi Arabika.
  2. Kopi robusta mengalami over supply.
  3. Penggunaan kopi Robusta semakin tinggi.
  4. Situasi pasaran dunia untuk jenis Robusta menurun sehingga ICO melakukan pemotongan kuota sebanyak 2 kali lipat dalam setahun.
Dari hal tersebut perlu adanya usaha pemilihan jenis kopi yang mempunyai nilai ekonomis dan rasa yang relatif baik serta yang tahan terhadap penyakit karat daun.  
Usaha untuk merebut peluang pasar kopi antara lain dengan Pengembangan tanaman kopi Arabika melalui kegiatan peremajaan, peluasan dan rehabilitasi tanaman kopi dari kopi Robusta menjadi kopi Arabika.

II.      Pengertian
1.             Peremajaan
Peremajaan adalah usaha menggantikan tanaman yang secara ekonomis tidak menguntungkan lagi karena produktivitasnya rendah sehingga perlu diganti dengan yang baru dan dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi.
2.            Perluasan
Kegiatan perluasan adalah menanam tanaman kopi di areal baru yang lingkungannya sesuai dengan persyaratan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi.
3.            Rehabilitasi
Rehabilitasi kebun adalah kegiatan untuk memulihkan kondisi kebun ke keadaan yang lebih baik, sehingga produktivitasnya meningkat. Rehabilitasi tanaman ditujukan pada populasi tanaman yang telah berkurang karena kesalahan kultur teknis, serangan hama dan penyakit serta kekeringan yang akan akan mengakibatkan produktivitas tanaman per hektar rendah atau tidak menguntungkan untuk diusahakan.
III.    Budidaya Tanaman Kopi Arabika
Pada dasarnya untuk usahatani dan budidaya kopi arabika melalui kegiatan Perluasan, Peremajaan dan Rehabilitasi adalah sama seperti pada kegiatan penanaman baru, yaitu :
1.  Syarat Tumbuh
?         Lokasi
ü  Letaknyas terisolir dari pertanaman kopi varietas lain ? 100 meter.
ü  Lahan bebas hama dan penyakit
ü  Mudah pengawasan

?         Tanah
ü  PH tanah             : 5,5 ? 6,5
ü  Top Soil              : Minimal 2 %.
ü  Strukrur tanah    : Subur, gembur ke dalaman relative > 100 cm.
?         Iklim
ü  Tinggi tempat     : 800 ? 2000 m dpl
ü  Suhu                   : 15? C - 25? C.
ü  Curah hujan         : 1.750 ? 3000 mm/thn
                                           Bulan kering 3 bulan
2.  Bahan Tanaman
Untuk perbanyakan tanaman di lapangan diperlukan Bibit Siap Salur dengan kriteria sebagai berikut :
ü  Sumber benih                  : Harus berasal dari kebun induk atau
                                              perusahaan yang telah ditunjuk.
ü  Umur bibit                      : 8 -12 bulan
ü  Tinggi                             : 20 -40 cm
ü  Jumlah minimal daun tua   : 5 ? 7
ü  Jumlah cabang primer      : 1
ü  Diameter batang             : 5 ? 6 cm
Kebutuhan bibit/ha
?         Jarak tanam                    : 1,25 m x 1,25 m
?         Populasi                           : 6.400 tanaman
Untuk sulaman                      : 25 %
3.  Penanaman
a.    Jarak Tanam
Sistem jarak tanam untuk kopi arabika antara lain :
ü  Segi empat       : 2,5 x 2,5 m
ü  Pagar                : 1,5 x 1,5 m
ü  Pagar ganda      : 1,5 x 1,5 x 3 cm
b.    Lobang Tanam
ü  Harus dibuat 3 bulan sebelum tanam.
ü  Ukuran lubang 50 x 50 x 50 cm, 60 x 60 x 60 cm, 75 x 75 x 75 cm atau 1 x 1 x 1 m untuk tanah yang berat.
ü  Tanah galian diletakan di kiri dan kanan lubang.
ü  Lubang dibiarkan terbuka selama 3 bulan.
ü  2 -4 minggu sebelum tanam, tanah galian yang telah dicampur dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15/20  kg/lubang, dimasukkan kembali ke dalam lubang.
ü  Tanah urugan jangan dipadatkan.
  1. Penanaman
ü  Penanaman dilakukan pada musim hujan
ü  Leher akar bibit ditanam rata dengan permukaan tanah.
4.   Pemeliharaan
a.    Penyiangan
?         Membersihkan gulma di sekitar tanaman kopi.
?         Penyiangan dapat dilakukan bersama-sama dengan penggemburan tanah
?         Untuk tanaman dewasa dilakukan 2 x setahun
b.    Pohon Pelindung
?         Penanaman pohon pelindung
ü  Tanaman kopi sangat memerlukan naungan untuk menjaga agar tanaman kopi jangan berbuah terlalu banyak sehingga kekuatan tanaman cepat habis.
ü  Pohon pelindung ditanam 1 ? 2 tahun sebelum penaman kopi, atau memanfaatkan tanaman pelindung yang ada.
ü  Jenis tanaman untuk pohon pelindung antara lain lamtoro, dadap, sengon, dll.

?         Pengaturan pohon pelindung
ü  Tinggi pencabangan pohon pelindung diusahakan 2 x tinggi pohon kopi
ü  Pemangkasan pohon pelindung dilakukan pada musim hujan.
ü  Apabila tanaman kopi dan pohon pelindung telah cukup besar, pohon pelindung bisa diperpanjang menjadi 1 : 2 atau 1 : 4.
c.    Pemangkasan Kopi
?         Pangkasan Bentuk
ü  Tinggi pangkasan 1,5 ? 1,8 m
ü  Cabang primer teratas harus dipotong tinggi 1 ruas
ü  Pemangkasan dilakukan di akhir musim hujan
?         Pangkasan Produksi
ü  Pembuangan tunas wiwilan (tunas air) yang tumbuh ke atas.
ü  Pembuangan cabang cacing dan cabang balik yang tidak menghasilkan buah.
ü  Pembuanagn cabang-cabang yang terserang hama penyakit.
ü  Pemangkasan dilakukan 3 ? 4 kali setahun dan dikerjakan pada awal musim hujan.
?         Pangkasan Rejupinasi (pemudaan)
ü  Ditujukan pada tanaman yang sudah tua dan produksinya sudah turun menurun
ü  Pada awal musim hujan, batang dipotong miring setinggio 40 ? 50 cm dari leher akar. Bekas potongan dioles dengan aspal.
ü  Tanah disekeliling tanaman dicangkul dan dipupuk
ü  Dari beberapa tunas yang tumbuh pelihara 1 -2 tunas yang pertumbuhannya baik dan lurus ke atas.
ü  Setelah cukup besar, disambung dengan jenis yang baik dan produksinya tinggi.

5.   Pemupukan
a.    Dosis pemupukan kopi per pohon adalah :
?   Umur 1 tahun            : 50 gr Urea, 40 gr TSP, dan 40 gr KCL.
?   Umur 2 tahun           : 100 gr Urea, 80 gr TSP, dan 80  gr KCL.
?   Umur 3 tahun           : 150 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
?   Umur 4 tahun           : 200 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
?   Umur 5-10 tahun      : 300 gr Urea, 150 gr TSP, dan 240 gr KCL.
?   Umur 10 thn keatas  : 500 gr Urea, 200 gr TSP, dan 320 gr KCL.
b.    Pupuk diberikan dua kali setahun yaitu awal dan akhir musim hujan masing-masing setengah dosis.
c.    Cara pemupukan dengan membuat parit melingkar pohon sedalam ? 10 cm, dengan jarak proyek tajuk pohon (? 1 m)

6.  Pengendalian Hama Penyakit.
a.    Hama
?         Hama Bubuk Buah
ü  Penyebab adalah sejenis kumbang kecil
ü  Menyerang buah muda dan tua
ü  Pengendalian dengan mekanis yaitu dengan mengumpulkan buah-buah yang terserang, secara kultur teknis dengan penjarangan naungan dan tanaman sedangkan secara chemis dengan Insektisida Dimecron 50 SCW, Tamaron, Argothion, Lebaycide, Sevin 85 S dengan dosis 2 cc / liter air.
?         Bubuk Cabang (Xyloborus moliberus)
ü   Menyerang/menggerek cabang dan ranting kecil 3 ? 7 dari pucuk kopi.
ü   Daun menjadi kuning dan rontok kemudian cabang akan mongering.
ü   Pengendalian sama seperti pada hama bubuk buah.
b.    Penyakit
Penyakit Karat Daun
ü   Penyebab adalah sejenis Cendawan.
ü   Tanda serangan ada bercak-bercak merah kekuningan pada bagian bawah daun, sedangkan di permukaan daun ada bercak kuning. Kemudian daun gugur, ujung cabang muda kering dan buah kopi menjadi hitam kering dan kualitas tidak baik selanjutnya tanaman akan mati.
ü   Pengendalian secara kultur teknis dengan menanam jenis kopi arabika yang tahan sepertio S 333, S 288 dan S 795 serta menjaga agar kondisi FungisidaDithane M-45 dengan dosis 2 gr/liter air.
c.    Panen
?         Kopi Arabika mulai berbuah pada umur 4 tahun.
?         Petik buah yang betul masak dengan warna merah, tua agar menghasilkan kopi yang berkualitas.
?         Pada waktu panen (pemetikan) agar berhati-hati supaya tidak ada bagian pohon/cabang/ranting) yang rusak.



reff : http://www.carabertani.com/2015/05/budidaya-tanaman-kopi.html
Category: articles