Saturday, December 24, 2016

Bagaimana cara malakukan analisis daun kelapa sawit? Pada stadia bibit, daun (folium) kelapa sawit yang pertama kali keluar memiliki bentuk anceolate. Pertumbuhan selanjutnya adalah munculnya bifurcate yang diikuti oleh keluarnya bentuk pinnate. Sebagai contoh pada bibit yang berusia 5 bulan biasanya akan ditemukan 5 anceolate, 4 bifurcate, dan 3 pinnate. Sedangkan pada bibit yang telah berumur 12 bulan umumnya sudah mempunyai 5 anceolate, 4 bifurcate, dan 10 pinnate.

Tujuan utama analisis daun kelapa sawit yaitu menentukan ragam dan dosis pupuk yang paling tepat diberikan kepada tanaman kelapa sawit serta mengetahui banyaknya unsur hara yang dibutuhkan oleh pokok kelapa sawit. Sementara itu, manfaat yang diperoleh dari analisis tersebut ialah dapat mengidentifikasi pelepah pertama, ketiga, kesembilan, dan ketujuh belas serta dapat menilai kondisi lahan secara visual dan membuat sampel kering untuk dianalisa di dalam laboratorium.

analisis-daun-kelapa-sawit.jpg

Di bawah ini merupakan langkah-langkah dalam menganalisis daun kelapa sawit!

Langkah 1 : Penentuan Lokasi Percontohan

Pekerjaan LSU bisa dilakukan baik di tiap-tiap blok yang berbeda maupun gabungan dari beberapa blok yang memiliki kesamaan. Penentuan blok yang akan dijadikan percontohan harus memenuhi syarat yang dapat mewakili kondisi di blok-blok yang lain. Penentuan blok lokasi pengambilan sample ini juga perlu didasarkan pada Ha Statement yaitu data wilayah yang akan dilakukan pengambilan contoh daun. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam pekerjaan LSU.

Langkah 2 : Persiapan Peralatan dan Kelengkapannya

Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan LSU di antaranya egrek, pengait, gunting, dan alat tulis. Sebagai tempat penyimpanan sampel daun dapat digunakan kantong plastik, dan diperlukan juga field observation card/kartu pengamatan lahan untuk mengamati kondisi lahan serta tanaman. Alat-alat pendukung lain yang juga dibutuhkan guna memperlancar pekerjaan ini meliputi peta, kompas, kartu label, parang, aquadest, oven, dan kapas.

Langkah 3 : Penentuan Pokok Tanaman Percontohan

Terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh pokok kelapa sawit yang akan dijadikan sebagai sampling. Pokok tersebut harus dalam kondisi sehat dan tumbuh secara normal. Pokok juga bukan merupakan pokok sisipan dan tidak berbatasan kampung dengan jalan, parit, atau sungai. Pokok kelapa sawit percontohan juga sebaiknya tidak bersebelahan dengan pohon sisipan serta tidak terserang hama dan penyakit.

Langkah 4 : Penentuan Daun Contoh yang Diambil

Pada tanaman yang menghasilkan, daun contoh yang akan diambil adalah daun nomor 17. Recallijnya pada tanaman yang belum menghasilkan bisa diambil daun nomor 9. Sementara pada tanaman yang dibudidayakan di lahan gambut perlu dilakukan pula pengambilan sampel daun nomor 3 untuk meneliti kekurangan unsur hara mikro pada tanaman. Perlu diketahui, daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8, di mana lingkaran atau spiralnya berputar ke kiri atau ke kanan.

Daun nomor satu adalah daun yang paling muda dan telah terbukan seluruhnya. Daun nomor tiga berada di antara daun pertama dan daun keenam sesuai dengan spiral dari tanaman tersebut. Sementara itu, daun ke-9 bertempat di sumbu yang sama dengan daun pertama, tetapi agak ke kanan pada spiral kiri atau agak ke kiri pada spiral kanan.

Langkah 5 : Prosedur Pengambilan Sample Daun

Untuk mengambil contoh daun, Anda perlu menemukan nomor daun yang akan diambil terlebih dahulu. Kemudian potong pelepahnya, tetapi bila masih bisa dijangkau maka pelepah cukup dikait saja. Setelah itu, ambil 4 anak daun dari titik ujung yang datar pada posisi tengah pelepah. Hal ini biasanya ditandai dengan adanya duri/ekor kadal pada pelepah kelapa sawit tersebut. Jumlah anak daun yang perlu diambil sebanya 2 lembar kiri dan 2 lembar kanan.

Proses berikutnya buang 1/3 bagian pangkal dan ujung anak daun sehingga yang dipakai hanya 1/3 bagian tengah atau kurang lebih 20 cm. Lalu belah daun tadi untuk membuang cigan lidinya. Simpan daun sebelah kiri di kantong plastik sisi kiri dan daun sebelah kanan di sisi yang kanan. Jangan lupa untuk memberikan kode yang memuat informasi nomor daun, tahun tanam, nomor blok, dan tanggal pengambilan contoh daun.



reff : http://klpswt.blogspot.com/2016/04/cara-analisis-daun-kelapa-sawit.html
Category: articles

Pemanfaatan lahan gambut sebagai tempat penanaman kelapa sawit seyogyanya menjadi opsi terakhir jika tidak memungkinkan pembudidayaan di lahan mineral. Hal ini mengingat pentingnya keberadaan lahan gambut dalam mendukung keseimbangan ekologi dan ekonomi. Lahan gambut merupakan habitat bagi keanekaragaman hayati, penyedia hasil hutan, serta penyimpan air tanah.

Untuk menjaga kelestarian alam, pembukaan lahan gambut untuk kebun kelapa sawit hanya boleh dilakukan pada lahan-lahan yang telah mengalami degradasi. Sedangkan kawasan hutan gambut yang masih asri sebaiknya tetap dijaga kelestariannya. Jangan sampai demi mendapatkan keuntungan pribadi, Anda merugikan berbagai pihak lain.

budidaya-kelapa-sawit.jpg

Di bawah ini langkah-langkah dalam menanam kelapa sawit di lahan gambut!

1. Survei Kelayakan Lahan

Sebelum proses penanaman kelapa sawit dimulai, Anda perlu melakukan survei untuk menilai kelayakan lahan gambut tersebut digunakan sebagai tempat pembudidayaan. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan meliputi legalitas lahan dan karakteristik tanahnya. Lakukan juga penelitian guna mengetahui kematangan gambut, kedalaman gambut, frekuensi dan lama genangan, serta kedalaman lapisan pirit.

2. Pembukaan Lahan yang Benar

Yang benar, pembukaan lahan gambut wajib dilakukan dengan metode zero burning alias sama sekali tidak membakar hutan. Sebab lahan yang dibakar justru akan mengakibatkan tanahnya mengering dan tandus. Banyak unsur hara yang terkandung di dalam bahan organik musnah, hilangnya predator alami hama kelapa sawit, serta terjadinya pelepasan karbon yang berbahaya. Kondisi lingkungan pun turut mengalami degradasi seiring dengan penurunan kualitas lahan gambut dan rusaknya siklus hidrologi.

3. Pengelolaan Air

Perlu diketahui, lahan gambut yang sudah mengering akan sulit sekali dibuat basah kembali. Oleh karena itu diperlukan tata pengelolaan sumber daya air yang tepat. Caranya yaitu membangun benteng sebagai penahan air laut, parit untuk mengumpulkan dan menyalurkan air ke kebun, serta pintu air untuk mempertahankan muka air. Tujuan dari pengelolaan air antara lain mempertahankan muka air sekitar 50-75 cm, mencegah pengeringan lahan, mencegah oksidasi pirit, mencegah akumulasi garam, dan menghilangkan kandungan zat beracun.

4. Pemadatan Tanah Gambut

Pada umumnya, kondisi tanah di lahan gambut masih belum stabil sehingga jika ditanami kelapa sawit, maka arah pertumbuhannya akan doyong. Oleh karena itu, tanah perlu dipadatkan terlebih dahulu agar daya topangnya terhadap meningkat. Hal ini memungkinkan kedudukan kelapa sawit yang ditanam tidak gampang goyah dan memiliki postur yang tegak.

5. Pembangunan Sarana dan Prasarana

Pekerjaan pembangunan sarana dan prasarana pendukung kebun kelapa sawit meliputi pemasangan gambangan dari kayu, membran geoteks, dan penimbunan dengan tanah mineral. Kemudian lahan gambut juga harus diratakan, dipadatkan, serta dikeraskan memakai campuran kerikil, pasir, dan batu. Semakin bagus kondisi jalan di dalam kebun, hal ini akan memudahkan distribusi dan perawatan peralatan.

6. Pekerjaan Kultur Teknis yang Baik

Pekerjaan kultur teknis mencakup seluruh pekerjaan yang diberlakukan kepada tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan. Di antaranya upaya penggalian produksi, penunasan, pemeliharaan masa TBM dan TM, pengendalian gulma, pemberantasan hama dan penyakit, dan pemanenan. Diperlukan juga pengaturan terhadap pemeliharaan jalan, perbaikan kualitas panen, dan perawatan sarana panen.

7. Pemupukan Tanaman

Secara garis besar, pupuk yang digunakan pada lahan gambut yang subur sama seperti lahan mineral. Namun pada lahan gambut yang mengandung Ca dan Mg lebih tinggi daripada K maka perlu dilakukan teknik pemupukan tertentu. Misalnya tidak perlu dilakukan lagi pengapuran, pemberian KCL dengan dosis 3-5 kg/pohon/tahun, serta penambahan pupuk mikro seperti Cu, Zn, Fe, dan B.

8. Pemantauan Terhadap Api

Lahan gambut sangat rentan mengalami kebakaran. Perlu pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran lahan. Beberapa sarana dan prasarana pendukung yang perlu dibangun antara lain menara pengawas, alat pemadam api, marka tingkat bahaya api, serta organisasi pengendali api.



reff : http://klpswt.blogspot.com/2016/01/8-langkah-budidaya-kelapa-sawit-di.html
Category: articles