Monday, November 30, 2015

Cara Pemijahan Budidaya Ikan Swordtail
Ikan Ekor pedang / Swordtail  (Xiphophorus helleri ) berasal dari Brazil, Amerika Selatan. Ikan ini cenderung bersifat karnivora. Swordtail biasanya berwarna merah. Akibat kawin silang dan mutasi, Swordtail yang ada sekarang sangat beragam dalam bentuk tubuh dan warna.

Swordtail jantan dapat dikenali dengan mudah lewat bentuk ekor pedang mereka, sirip punggung lebih panjang, dan sirip perut yang lancip. Sementara betina, bentuk ekor dan sirip perut membulat seperti kipas dan lebih gemuk. Swordtail termasuk ikan yang gampang beradaptasi dengan berbagai kondisi air. Swordtail dapat tumbuh hingga 5 inci (13 cm) dan mampu hidup antara 3-5 tahun. Tubuh ikan ini dapat mencapai paniang 8 cm. Warna tubuh putih bening keperakan dengan sirip-sirip agak transparan. Namun,

Parameter Ikan Ekor Pedang

SuhupHOksigenUmur Indukan Jumlah Telur
24-306,5-7,5>4>6 bulan5-50

Perbedaan Ikan Jantan dan Betina
    Induk Jantan
    • Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
    • Tubuhnya rampaing.
    • Warnanya lebih cerah.
    • Sirip punggung lebih panjang.
    • Kepalanya besar.
    Induk Betina
    • Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
    • Tubuhnya gemuk
    • Warnanya kurang cerah.
    • Sirip punggung biasa.
    • Kepalanya agak runcing.
    • Perbandingan pemijahan jantan dan betina 1:3
    Pemijahan 
    • Sediakan kolam / bak akuarium, ukuran bebas, tergantung dari jumlah ikan yang akan diternak.
    • Kedalaman air 40 - 50 cm aja, Sediakan jaring dengan ukuran lubang yang kira-kira anakan bisa masuk, tapi indukan tidak bisa menerobos.
    • Pilih Indukan yang baik / tidak cacat dan benar-benar siap kawin, dengan perbandingan pejantan 1 (satu) ekor, dan betina 5 (lima) ekor.
    • Sebelum Indukan dimasukan ke kolam, persiapkan dulu airnya, cari daun ketapang kering , cuci dan masukkan ke air kolam. Setelah 2-3 hari air akan berubah coklat, masukkan indukkan ke dalam jaring yang terendam air.
    • Tujuan penggunaan jaring ini adalah untuk menghindari termakan nya anakan oleh induknya. atau bisa menggunakan tanaman air untuk menyembunyikan anak yang lahir
    • Kasih makan indukan sehari 2 kali secukupnya.
    • Setelah terjadi perkawinan, akan terlihat perut betina membesar. Pada saat itu ambil pejantannya, karena pejantan lebih agresif dalam memangsa anakan nya.
    • Indukan betina yang sudah melahirkan anaknya segera di ambil. Persiapkan untuk perkawinan berikutnya. Indukan dapat memiliki anakan setiap 4 sampai 6 minggu
    Pakan Larva
    • Dua hari kemudian, larva sudah bisa berenang dan dapat diberi pakan infusoria selama 2-3 hari. Selanjutnya larva dapat diberi kutu air.
    • Ikan yang sudah bertelur dan pernah kawin dapat bertelur kembali walaupun tanpa jantan. Telur yang keluar tanpa jantan tersebut masih bisa menetas. Diduga hal ini disebabkan sperma jantan dapat tahan lama berada dalam saluran telur betina.
    • Pembesaran ikan ini dapat dilakukan dalam kolam maupun akuarium. Pakan untuk pembesaran berupa kutu air besar, cacing sutera, dan cacing darah. Ikan ini bisa dijual saat ukurannya sudah mencapai sekitar 2,5 cm atau sekitar berumur tiga bulan.

    Swordtail sangat produktif. Seekor betina dapat melahirkan antara 5-50 anak. Selang 28 hari kemudian mereka dapat melahirkan batch berikutnya. Sering mengganti air, penambahan 1 sendok makan garam per 3 liter air, dan sinar matahari yang cukup dipercaya dapat memperbanyak produksi anakan Swordtail.
    Setelah dilahirkan, anakan sebaiknya dipisah dengan ikan dewasa, karena sangat sering ditemukan kasus ikan dewasa memakan anak yang baru lahir. Dari sejak lahir, setiap anak Swordtail sepenuhnya mampu berenang dan makan. Anak ikan biasanya bersembunyi di sekitar tanaman air. Anak swordtail akan menjadi induk setelah berumur 5 bulan.

    Beberapa ikan hias yang beranak (live bearer), misalnya:
    1. Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)
    2. Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly)
    3. Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)
    4. Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri Sword tail)

    Sepandai - pandainya tupai melompat sesekali jatuh juga, Sepandai - pandainya seseorang sekali waktu ada salahnya pula. 
    Semoga Bermanfaat


    reff : http://www.alamikan.com/2014/05/cara-pembenihan-budidaya-ikan-swordtail.html
    Category: articles
    Budidaya Krisan Lengkap - Budidaya Petani. Tanaman Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Untuk lengkapnya berikut adalah cara budidaya tanaman krisan.

    1. SEJARAH SINGKAT
    Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu & pink) & C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, & tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East. Tanaman krisan dari Cina & Jepang menyebar ke kawasan Eropa & Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis atau varietas krisanmodern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.

    2. JENIS TANAMAN KRISAN
    Klasifikasi botani tanaman hiaskrisan adalah sebagai berikut:
    • Divisi : Spermathophyta
    • Sub Divisi : Angiospermae
    • Famili : Asteraceae
    • Genus : Chrysanthemum
    • Species : C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy dll
    Jenis & varietas tanaman krisandi Indonesia umumnya hibrida berasal dari Belanda, Amerika Serikat & Jepang. Krisan yg ditanam di Indonesia terdiri atas:
    1. Krisan lokal (krisan kuno) : Berasal dari luar negri, tetapi telah lama & beradaptasi di Indoenesia maka dianggap sebagai krisan lokal. Ciri-cirinya antara lain sifat hidup di hari netral & siklus hidup antara 7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Contoh C. maximum berbunga kuning banyak ditanam di Lembang & berbunga putih di Cipanas (Cianjur).
    2. Krisan introduksi (krisan modern atau krisan hibrida) : Hidupnya berhari pendek & bersifat sebagai tanaman annual. Contoh krisan ini adalah C. indicum hybr. Dark Flamingo, C. i.hybr. Dolaroid,C. i. Hybr. Indianapolis (berbunga kuning) Cossa, Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van Zaal (berbunga merah) & Pink Pingpong (berbunga pink).
    3. Krisan produk Indonesia : Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas telah melepas varietas krisan buatan Indonesia yaitu varietas Balithi 27.108, 13.97, 27.177, 28.7 & 30.13A.
    3. MANFAAT TANAMAN KRISAN
    Kegunaan tanaman krisan yg utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah sebagai tumbuhan obat tradisional & penghasil racun serangga. Sebagai bunga hias, krisan di Indonesia digunakan sebagai:
    1. Bunga pot : Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat & cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter bunga kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), Pearl Cindy (putih kemerah-merahan), White Cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-hijauan), Applause (kuning cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari Belanda).Krisan introduksi berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varitas krisan pot di Indonesia, yg terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu), Rage (merah) & Time (kuning).
    2. Bunga potong : Ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah & besar), umumnya ditanam di lapangan & hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh bunga potong amat banyak antara lain Inga, Improved funshine, Brides, Green peas, Great verhagen, Puma, Reagen, Cheetah, Klondike dll.
    4. SENTRA PENANAMAN KRISAN
    Daerah sentra produsen krisan antara lain: Cipanas, Cisarua, Sukabumi, Lembang (Jawa Barat), Bandungan (Jawa Tengah), Brastagi (Sumatera Utara).

    5. SYARAT PERTUMBUHAN KRISAN
    5.1. Iklim
    1. Tanaman krisan membutuhkan air yg memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Oleh karena itu utk daerah yg curah hujannya tinggi,
      penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.
    2. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yg lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL & lampu pijar. Penambahan penyinaran yg paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30?01.00 dengan lampu 150 watt utk areal 9 m 2 & lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8 minggu) utk mendorong pembentukan bunga.
    3. Suhu udara terbaik utk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C. Toleran suhu udara utk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C.
    4. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yg tinggi utk awal pembentukan akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70-80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yg memadai.
    5. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yg ideal utk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yg dianjurkan.
    5.2. Media Tanam Krisan
    1. Tanah yg ideal utk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur & drainasenya baik, tidak mengandung hama & penyakit.
    2. Derajat keasaman tanah yg baik utk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5-6,7.
    5.3. Ketinggian Tempat
    Ketinggian tempat yg ideal utk budidaya tanaman ini antara 700?1200 m dpl.

    6. PEDOMAN BUDIDAYA KRISAN
    6.1. Pembibitan
    1. Persyaratan Bibit : Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat, bebas dari hama & penyakit & komersial di pasar.
    2. Penyiapan Bibit Krisan : Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan anakan, setek pucuk & kultur jaringan.
      1. Bibit asal anakan
      2. Bibit asal stek pucuk : Tentukan tanaman yg sehat & cukup umur. Pilih tunas pucuk yg tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek.
      3. Penyiapan bibit dengan kultur jaringan : Tentukan mata tunas atau eksplan & ambil dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit, kemudian bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman dalam medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan tanaman krisan secara kultur jaringan:
        1. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik utk pertumbuhan tunas & akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29 hari, sedangkan perakaran 26 hari.
        2. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi medium tidak merangsang pemunculan akar.
        3. Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra utk membentuk akar pada umur 21-31 hari. Penyiapan bibit pada skala komersial dilakukan dengan dua tahap yaitu:
          1. Stok tanaman induk : Fungsinya utk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yg telah direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, & selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari mulai 23.30?03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18 Philip.
          2. Perbanyakan vegetatif tanaman induk.
            1. Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara memangkas atau membuang pucuk yg sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm.
            2. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer.
            3. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
    3. Teknik Penyemaian Bibit Krisan
      1. Penyemaian di bak : Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan & sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi utk drainase yg berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm & kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yg transparan di seluruh permukaan.
      2. Penyemaian kultur jaringan : Bibit mini dalam botol dipindahkan ke pesemaian beisi medium berpasir steril & bersungkup plastik tembus cahaya.
    4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Pemeliharaan utk stek pucuk yaitu penyiraman dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu utk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit. Buka sungkup pesemaian pada sore hari & malam hari, terutama pada beberapa hari sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara bertahap ke lapangan terbuka.
    5. Pemindahan Bibit : Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari setelah semai & bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yg sudah berdaun 5-7 helai & setinggi 7,5-10 cm.
    6.2. Pengolahan Media Tanam
    1. Pembentukan Bedengan : Olah tanah dengan menggunakan cangkul sedalam 30 cm hingga gembur, keringanginkan selama 15 hari. Gemburkan yg kedua kalinya sambil dibersihkan dari gulma & bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 20- 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antara bedengan 30-40 cm.
    2. Pengapuran : Tanah yg mempunyai pH > 5,5, perlu diberi pengapuran berupa kapur pertanian misalnya dengan dolomit, kalsit, zeagro. Dosis tergantung pH tanah. Kebutuhan dolomit pada pH 5 = 5,02 ton/ha, pH 5,2 = 4,08 ton/ha, pH 5,3 = 3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran dilakukan dengan cara disebar merata pada permukaan bedengan.
    6.3. Teknik Penanaman
    1. Teknik Penanaman Bunga Potong
      1. Penentuan Pola Tanam. : Tanaman bunga krisan merupakan tanaman yangdapat dibudidayakan secara monokultur.
      2. Pembuatan Lubang Tanam : Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm. Lubang tanam dengan cara ditugal. Penanaman biasanya disesuaikan dengan waktu panen yaitu pada hari-hari besar. Waktu tanam yg baik antara pagi atau sore hari.
      3. Pupuk Dasar : Furadan 3G sebanyak 6-10 butir perlubang. Campuran pupuk ZA 75 gram ditambah TSP 75 gram ditambah KCl 25gram (3:3:1)/m2 luas tanam, diberikan merata pada tanah sambil diaduk.
      4. Cara Penanaman : Ambil bibit satu per satu dari wadah penampungan bibit, urug dengan tanah tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung dengan furadan 3G. Tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yg telah disiapkan sedalam 1-2 cm, sambil memadatkan tanah pelan-pelan dekat pangkal batang bibit. Setelah penanaman siram dengan air & pasang naungan sementara dari sungkup plastik transparan.
    2. Teknik Penanaman utk Memperpendek Batang : Penanaman dilakukan sama dengan utk bunga potong biasa, tetapi dengan menambah cahaya agar tangkai menjadi pendek.
      1. Pengaturan & Penambahan Cahaya : Dilakukan sampai batas tertentu dengan ketinggian tanaman yg dinginkan. Misalnya, bila diinginkan bunga krisan bertangkai 70 cm, maka penambahan cahaya sejak ketinggian 50-60 cm. Lampu dimatikan. Periode berikutnya beralih ke generatif. Tangkai bunga memanjang mencapai 80 cm. Bila dipanen tangkainya 70 cm, maka tangkai bunga yg tersisa adalah 10 cm pada tanaman. Total lama penyinaran sejak bibit ditanam sampai periode generatif antara 12-15 minggu tergantung varietas krisan. Cara pengaturan & penambahan cahaya yaitu dengan pola byarpet, yaitu pencahayaan malam selama 5 menit lalu dimatikan selama 1 menit dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai 30 menit. Cara lain pengaturan & penambahan cahaya adalah dengan memasang lampu TL pada tengah malam mulai pukul 22.30-01.00.
      2. Pemupukan : Waktu pemupukan dimulai umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang kontinue & periodik seminggu sekali, & akhirnya sebulan sekali. Jenis & dosis pupuk yg diberikan pada fase vegetatif yaitu Urea 200 gram ditambah ZA 200 gram ditambah KNO3 100 gram per m 2 luas lahan. Pada fase Generatif digunakan pupuk Urea 10 gram ditambah TSP 10 gram ditambah KNO3 25 gram per m 2 luas lahan, cara pemberiannya dengan disebar dalam larikan atau lubang ditugal samping kiri & samping kanan.
      3. Pembuangan Titik Tumbuh : Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada umur 10-14 hari setelah tanam, dengan cara memotes ujung tanam sepanjang 5 cm.
      4. Penjarangan Bunga : Jika ingin mendapatkan bunga yg besar, dalam 1 tangkai bunga hanya dibiarkan satu bakal bunga yg tumbuh.
    3. Teknik Penanaman utk Bunga Pot : Sebanyak 5-7 Bibit yg telah berakar ditanam di dalam pot yg berisi media sabut kelapa (hancur) atau campuran tanah & sekam padi (1:1). utk memperpendek batang, pot-pot ini ditumbuhkan selama 2 minggu dengan penyinaran 16 jam/hari. utk merangsang pembungaan, pot-pot kemudian diberi pencahayaan pendek dengan cara menutupnya di dalam kubung dari jam 16.00-22.00. Selama pertumbuhan tanaman diberi pupuk cir multihara lengkap. Pembungaan ini dapat pula dipacu dengan menambahkan hormon tumbuh giberelin sebanyak 500 ppm pada saat penyinaran pendek.
    Untuk mendapatkan bunga krisan yg besar & jumlahnya sedikit, bakal bunga dari setiap batang perlu diperjarang dengan hanya menyisakan satu kuncup bunga. Dengan cara ini akan didapatkan krisan pot dengan 5-7 bunga yg mekar bersamaan.
    6.4. Pemeliharaan Tanaman
    1. Penjarangan & Penyulaman : Waktu penyulaman seawal mungkin yaitu 10-15 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti bibit yg mati atau layu permanen dengan bibit yg baru.
    2. Penyiangan : Waktu penyiangan & penggemburan tanah umumnya 2 minggu setelah tanam. Penyiangan dengan cangkul atau kored dengan hati-hati membersihkan rumput-rumput liar.
    3. Pengairan & Penyiraman : Pengairan yg paling baik adalah pada pagi atau sore hari, pengairan dilakukan kontinu 1-2 kali sehari, tergantung cuaca atau medium tumbuh. Pengairan dilakukan dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah basah.
    7. HAMA & PENYAKIT KRISAN
    7.1. Hama Tanaman Krisan
    1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
      • Gejala: memakan & memotong ujung batang tanaman muda, sehingga pucuk & tangkai terkulai.
      • Pengendalian: mencari & mengumpulkan ulat pada senja hari & semprot dengan insektisida.
    2. Thrips (Thrips tabacci)
      • Gejala: pucuk & tunas-tunas samping berwarna keperak-perakan atau kekuning-kuningan seperti perunggu, terutama pada permukaan bawah daun.
      • Pengendalian: mengatur waktu tanam yg baik, memasang perangkap berupa lembar kertas kuning yg mengandung perekat, misalnya IATP buatan Taiwan.
    3. Tungau merah (Tetranycus sp)
      • Gejala: daun yg terserang berwarna kuning kecoklat-coklatan, terpelintir, menebal, & bercak-bercak kuning sampai coklat.
      • Pengendalian: memotong bagian tanaman yg terserang berat & dibakar & penyemprotan pestisida.
    4. Penggerek daun (Liriomyza sp) :
      • Gejala: daun menggulung seperti terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan yg mengelilingi permukaan daun.
      • Pengendalian: memotong daun yg terserang, penggiliran tanaman, dengan aplikasi insektisida.
    7.2. Penyakit Krisan
    1. Karat/Rust
      • Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P chrysantemi, karat putih disebabkan oleh P horiana P.Henn.
      • Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam & terjadi lekukan-lekukan mendalam yg berwarna pucat pada permukaan daun bagian atas. Bila serangan hebat meyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga.
      • Pengendalian: menanam bibit yg tahan hama & penyakit, perompesan daun yg sakit, memperlebar jarak tanam & penyemprotan insektisida.
    2. Tepung oidium
      • Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi.
      • Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada serangan hebat daun pucat & mengering.
      • Pengendalian: memotong/memangkas daun tanaman yg sakit & penyemprotan fungisida.
    3. Virus kerdil & mozaik
      • Penyebab: virus kerdil krisan, Chrysanhenumum stunt Virus & Virus Mozaoik Lunak Krisan (Chrysanthemum Mild Mosaic Virus).
      • Gejala: tanaman tumbuhnya kerdil, tidak membentuk tunas samping, berbunga lebih awal daripada tanaman sehat, warna bunganya menjadi pucat.
      • Penyakit kerdil ditularkan oleh alat-alat pertanian yg tercemar penyakit & pekerja kebun.
      • Virus mosaik menyebabkan daun belang hijau & kuning, kadang-kadang bergaris-garis.
      • Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, mencabut tanaman yg sakit, menggunakan alat-alat pertanian yg bersih & penyemprotan insektisida utk pengendalian vektor virus.
    8. PANEN
    8.1. Ciri & Umur Panen
    Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam.
    8.2. Cara Panen.
    Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi & saat bunga krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya & dicabut seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman siap panen, potong tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah.
    8.3. Prakiraan Produksi
    Perkiraan hasil bunga krisan pada jarak 10 x 10 cm seluas 1 ha yaitu 800.000 tanaman.
    9. PASCAPANEN
    9.1. Pengumpulan
    Kumpulkan bunga hasil panen, lalu ikat tangkai bunga berisi sekitar 50-1000 tangkai simpan pada rak-rak.
    9.2. Penyortiran & Penggolongan
    Pisahkan tangkai bunga berdasarkan tipe bunga, warna & varietasnya. Lalu bersihkan dari daun-daun kering atau terserang hama. Buang daun-daun tua pada pangkal tangkai. Kriteria utama bunga potong meliputi penampilan yg baik, menarik, sehat & bebas hama & penyakit. Kriteria ini dibedakan menjadi 3 kelas yaitu:
    1. Kelas I utk konsumen di hotel & florist besar, yaitu panjang tangkai bunga lebih dari 70 cm, diameter pangkal tangkai bunga lebih 5 mm.
    2. Kelas II & III utk konsumen rumah tangga, florits menengah & dekorasi massal yaitu panjang tangkai bunga kurang dari 70 cm & diameter pangkal tangkai bunga kurang dari 5 mm.
    9.3. Pengemasan & Pengangkutan
    Tentukan alat angkutan yg cocok dengan jarak tempuh ke tempat pemasaran & susunlah kemasan berisi bunga krisan secara teratur, rapi & tidak longgar, dalam bak atau box alat angkut.

    sumber : http://www.iptek.net.id/ind/warintek 
    http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/02/budidaya-krisan-lengkap.html


    Baca juga :
    Beternak Kodok/ Katak
    Budidaya tanaman jahe

    reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/02/budidaya-krisan-lengkap.html
    Category: articles
    BUDIDAYA GERBERA /HEBRAS ? Budidaya Petani. Suka dgn GERBERA / HEBRAS ??? Ikutilah CARA BUDIDAYA GERBERA / HEBRAS berikut ini: 

    1. SEJARAH SINGKAT GERBERA / HEBRAS

    Gerbera merupakan tanaman bunga hias berupa herba tdk berbatang. Masyarakat Indonesia menyebut gerbera sebagai gebras atau hebras. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman hias pendatang dr luar negri (introduksi) dan diduga berasal dr Afrika Selatan, Afrika Utara dan Rusia. Penemu tanaman gerbera adalah Traug Gerber, seorang naturalis berkebangsaan Jerman yg melakukan ekspedisi ke Afrika Selatan. Selanjutnya diketemukan gerbera hibrida oleh Jamenson. Berawal dr kedua penemu tersebut, tanaman gerbera dikukuhkan dgn nama Gerbera jamessonii Bolus. Tanaman hias ini masuk ke Indonesia sekitar abad XIX bersamaan dgn lintas perdagangan komoditi pertanian.

    2. JENIS TANAMAN GERBERA/ HEBRAS 
    Klasifikasi botani tanaman hias gerbera adalah sebagai berikut:

    Divisio : Spermatophyta
    Sub Divisio : Angiospermae
    Famili : Compositae/AsteraceaeGenus : Gerbera.
    Spesies : Gerbera jamensonii

    Dari keragaman bentuk bunga, terutama struktur helai mahkota bunganya dikenal empat jenis gerbera yg telah dibudidayakan di Indonesia yaitu:
    • Gerbara berbunga selapis: helai mahkota bunga tersusun selapis dan umumnya berwarna merah, kuning dan merah jambu.
    • Gerbera berbunga dua: helai mahkota tersusun bervariasi lebih dr satu. Lapis helai mahkota bagian luar nampak sekali perbedaan susunannya. Contoh berbunga lapis dua yaitu Gerbera jamensonii Fantasi Double Purple yg berwarna merah.
    • Gerbera berbunga tiga lapis: contoh dr bunga jenis ini adalah Gerbera jamensonii Fantasi Triple Red yg berbunga dominan merah, kemudian bervariasi kuning atau hijau kekuningan.
    • Jenis gerbera yg dihasilkan oleh Holand Asia Flori Net di Belanda, dgn ukuran yg lebih besar dr ke tiga jenis di atas. Varitas yg ditanam adalah Gerbara yustika (pink merah), Orange Jaffa (oranye cerah), Ventury (oranye tua).
    3. MANFAAT TANAMAN GERBERA / HEBRAS
    Selain sebagai bunga potong yg dapat tahan sampai 3 minggu, Tanaman hias gerbera merupakan salah satu penghasil minyak atsiri untuk bahan baku industri minyak wangi, sabun dan kosmetik.

    4. SENTRA PENANAMAN GERBERA / HEBRAS
    Sentra penanaman bunga potong tanaman gerbera di Indonesia yaitu di daerah Kaban Jahe, Barus Jahe, dan Simpang Empat (Sumatra Utara, Brastagi), Cipanas, Lembang dan Sukabumi (Jabar), Bandungan (Jateng), Batu dan Pujon (Malang Jatim). Sentra produksi tanaman gerbera di dunia adalah negara Belanda dan Thailand.

    5. SYARAT PERTUMBUHAN GERBERA / HEBRAS
    5.1. Iklim Yang Cocok Untuk Menanam Gerbera/ Herbas
    • Curah hujan yg dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 1.900-2.800 mm/tahun.
    • Daerah yg paling baik adalah daerah yg beriklim sejuk dgn suhu udara minimum 13,7-18 derajat C dan maksimum 19,5-30 derajat C. Suhu udara ideal di awal pertumbuhan 22 derajat C. Jika melebihi 35 derajat C, perkecambahan benih akan terganggu.
    5.2. Media Tanam
    • Tanah yg baik untuk tanaman hias gerbera yaitu tanah lempung yg berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik atau humus.
    • Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg cocok untuk budidaya hebras berkisar 5,5-6,0.
    5.3. Ketinggian Tempat
    Di Indonesia di tanam mulai dataran rendah sampai dataran tinggi dgn ketinggian tempat antara 560-1.400 m dpl.

    6. PEDOMAN BUDIDAYA GERBERA / HEBRAS

    6.1. Pembibitan Gerbera/ Hebras
      • Persyaratan Benih : Tanaman diperbanyak dgn cara generatif dan vegetatif. Benih diseleksi dr biji yg memiliki daya kecambah atau daya tumbuh yg tinggi dan berpenampilan bernas. Jika bibit dibeli dr toko, perhatikan tanggal kadaluarsanya. Perbanyakan vegetatif menggunakan cara kultur jaringan/anakan. Bahan kultur jaringan menggunakan mata tunas lateral dr pohon atau batang tanaman gerbera yg sehat dan dr jenis yg unggul. Bibit anakan didapatkan dr rumpun tanaman gerbera yg anakannya banyak, induknya produktif berbunga, tumbuhnya normal, sehat dan berasal dr tanaman jenis unggul. Keperluan bibit anakan untuk ditanam di lahan terbuka 1 ha sekitar 80.000-90.000 bila jarak tanam 25 x 40 cm.
          • Penyiapan Benih : Benih yg berasal dr biji disemaikan dahulu sebelum dipindahtanamkan ke lapangan. Penyemaian dapat dilakukan pd bak-bak penyemaian atau pot-pot kecil maupun pot yg berdiameter cukup besar. Sebaiknya media semai diberi sungkup plastik agar kelembaban dan suhu udara tetap stabil serta terlindung dr matahari langsung. Bibit yg didapat dr kultur jaringan yaitu mata tunas yg diambil dr jenis unggul segera dimasukan ke dalam wadah yg mengandung bahan sterilisasi yaitu Clorax 30 %. Lakukan sterilisasi selama 20 menit. Seusai sterilisasi dgn Clorax segera disterilisasi ulang dgn HgCL2 20 % selama 5 menit, kemudian bilas dgn air aquades steril 5 X. Bibit yg dr anakan dipisahkan dr rumpun gerbera yg sudah dibersihkan dr tanah, sebagian akar tangkai dan daun tua dibuang. Tiap bagian minimal satu anakan.
              • Teknik Penyemaian Benih :
                    • Penyemaian di bak persemaian : Pilihlah lokasi tempat semai yg mendapat sinar matahari pagi atau di dalam suatu ruangan yg mendapat cahaya buatan 40 watt/m 2 . Siapkan media semai berupa campuran tanah yg subur halus, pasir dan pupuk kandang yg telah matang dgn perbandingan 1:1:1. Beri sungkup plastik putih tipis agar kelembaban mencapai 98%. Sebelum dimasukkan media semai masukkan selapis pecahan batu bata atau genting kira-kira 1/3 bak pesemaian. Lalu isikan media semai 90 %. Semaikan benih gerbera secara merata. Setelah 5-7 hari, sungkup dibuka selama 1 jam pd pagi hari. dr 7-10 hari setelah semai sungkup dibuka selama 3 jam/hari, kemudain bagian atas sungkup dibuka sampai 20 cm dr puncak untuk mendapatkan kelembaban 90 %. pd saat umur bibit mencapai 21 hari, di sore hari sungkup diangkat.
                        • Penyemaian secara kultur jaringan : Siapkan media dasar yaitu medium Murashige Skoog ditambah gula 30 gram/liter, Vitamin B dan zat pengatur tumbuh kinetin 5 mg ditambah IAA 0,5 mg/liter. PH sebelum dipanaskan diatur sekitar pH 5,7 dgn penambahan NaOH atau HCl 0,1 N. Medium dibuat padat dgn Difco Bacto Agar (DBA) sebanyak 7,5 gram/liter. Tanamkan mata tunas lateral, pd umur 45 hari mata tunas majemuk mulai terbentuk. Bibit hasil kultur jaringan dipindahkan ke persemaian steril dan dipelihara sampai cukup besar. Selanjutnya bibit dipindahtanamkan ke persemaian biasa dgn komposisi media yg sama dgn persemaian benih.
                            • Penyemaian dgn anakan : Tanaman atau bibit anakan yg sudah dibersihkan dr tanah, akar-akar juga daun tua ditanamkan di lahan pembibitan dgn jarak 5 X 10 Cm.
                              • Pemeliharaan Pembibitan/Pesemaian : Siram setiap hari 1 atau 2 kali tergantung cuaca. Pemupukan dilakukan 3 minggu setelah semai. Larutan pupuk terdiri dr 5-10 gram NPK dalam larutan air 10 liter, sedangkan pupuk daun konsentrasinya disesuaikan dgn anjuran. Penjarangan setelah umur 5-6 minggu.
                                  • Pemindahan Bibit : Bibit yg berasal biji siap dipindahtanamkan setelah tanaman berdaun 3-5 helai. Bibit yg berasal dr kultur jaringan siap tanam apabila ukurannya cukup besar, sedangkan bibit yg dr anakan siap dipindahtanamkan setelah bibit cukup kuat.
                                    6.2. Pengolahan Media Tanam
                                    • Persiapan : Tentukan lahan yg strategis dan serasi, bersihkan dr gulma, kemudian olah tanah cukup dalam 30 cm hingga struktur tanah gembur. Biarkan tanah selama 10-15 hari.
                                    • Pembukaan Lahan : Tanah diolah dgn teknik yg sama dgn persiapan di atas. Pasang tiang setinggi 100-150 cm di sisi timur dan 80-100 cm di sisi barat. Naungi dgn plastik bening.
                                    • Pembentukan Bedengan : Bentuk bedengan selebar 60-80 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara bedengan 40- 60 cm. Buat parit keliling untuk saluran pembuangan kelebihan air dan sekaligus sebagai saluran irigasi waktu mengairi tanaman. Naungan juga dapat dibuat sekaligus untuk 2 bedengan dgn tinggi sisi timur dan barat yg sama dgn naungan 1 bedengan. Di antara bedengan dipasang tiang setinggi 150-200 m sehingga atap berbentuk segi tiga.
                                    • Pengapuran : pd tanah yg kemasaman tanahnya rendah (di bawah 5) perlu ditambahkan kapur pertanian seperti dolomit, kalsit, atau Zeagro. Dosis kapur pertanian berkisar 1-4 ton/ha tergantung pH dan jenis tanahnya.
                                    • Pemupukan : pd saat pembuatan bedengan tambahkan pupuk kandang sebanyak 20-30 ton/ha yg disebar merata, kemudian dicampur dgn tanah sambil dibalikkan. Pemberian pupuk kandang dapat pula dgn cara per lubang tanam rata-rata 200 gram per lubang atau 2-3 kg/m 2 luas lahan. Media pertumbuhan adalah campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang atau sekam padi (1:1:1). Siapkan polybag berdiameter 15, 20, 25 dan 30 cm untuk menanam bibit sesuai dgn ukuran dan umurnya. Isi dasar polybag dgn selapis pecahan bata merah/sekam, lalu diisi dgn media sampai 90 %. Pupuk dasar berupa NPK yg diberikan sebanyak 2-4 gram/tanaman pd saat tanam.[pengolahan media tanam gerbera]
                                    6.3. Teknik Penanaman
                                    • Penentuan Pola Tanam : Lubang tanam selebar dan sedalam daun cangkul pd jarak tanam 20-25 Cm dalam barisan dan 35-40 cm antar barisan. Waktu yg terbaik di pagi hari antara jam 06.00-09.00 atau sore antara 15.00-17.00.
                                    • Cara Penanaman : Basahi lubang tanam sampai lembab, tanamkan bibit secara tegak ditengah-tengah lubang tanam, sambil memadatkan tanah di sekitar pangkal tanaman. Siramlah bedengan sampai cukup basah.
                                    6.4. Pemeliharaan Tanaman
                                    • Penjarangan dan Penyulaman : Jika ada tanaman yg mati/rusak seawal mungkin segera disulam atau diganti dgn tanaman yg baik pd lubang yg sama. Periode penyulaman sebaiknya tdk melebihi umur 30 hari setelah tanam. Waktu penyulaman yg baik pagi/sore hari .
                                    • Penyiangan : Ditujukan untuk membersihkan sekitar tanaman dr gulma dan sambil menggemburkan tanah. Penyiangan dilakukan pd 7-10 hari setelah tanam dan 30-35 hari setelah tanam.
                                    • Perempalan : Perempalan dilakukan untuk membuang tunas/cabang yg sudah tua, mengering maupun yg terserang penyakit.
                                    • Pemupukan : Dilakukan secara rutin sebulan sekali. Jenis pupuk yg dianjurkan NPK serta unsur mikro lainnya. Jumlah pupuk NPK diberikan 2-4 gram/tanaman dgn periode 1 kali dalam sebulan, sehingga untuk setiap hektarnya antara 200-400 kg. Cara pemberiannya dgn cara dibenamkan dalam larikan atau lubang diantara tanaman. Pupuk NPK dapat diberikan dalam bentuk larutan dgn konsentrasi 10 gram/10 liter air dan diberikan sebanyak 200-250 cc/tanaman dgn periode pemberian 10 hari sekali. Pupuk daun dapat diberikan sesuai anjuran.
                                    • Pengairan dan Penyiraman. : pd fase awal pertumbuhan tanaman gerbera penyiraman dilakukan 1-2 kali. Pemberian air selanjutnya berangsur-angsur berkurang.[cara memelihara tanaman gerbera/ hebras]
                                    7. HAMA DAN PENYAKIT GERBERA / HEBRAS

                                    7.1. Hama Gerbera/ Herbas
                                    Ulat daun dan belalang :
                                    • Pengendalian: dapat disemprot dgn insektisida seperti Decis 2,5 EC atau Agrimec 18 EC pd konsentrasi yg dianjurkan.
                                    7.2. Penyakit Gerbera/ Herbas
                                    a.Bercak daun
                                    • Penyebab: jamur Cercospora gerberae Chuup et Viegas).
                                    • Gejala: timbul bercak-bercak berwarna coklat, terbentuk bulat/tidak beraturan.
                                    • Pengendalian: memotong/memangkas bagian-bagian yg terkena penyakit, memelihara sanitasi kebun dan penyemprotan dgn fungisida seperti Dithane M-45, Antracol 70 WP dan Daconil 75 WP.
                                    b.Kapang kelabu/grey Mould
                                    • Penyebab: jamur Botrytis cinere Pers ex Fr.).
                                    • Gejala: timbul busuk bunga, hingga kusut dan diliputi kapang yg berwarna kelabu.
                                    • Pengendalian: sama dgn penyakit bercak daun.

                                    Penyakit tepung
                                    • Penyebab: jamur Erysiphe cichoracearum DC).
                                    • Gejala: daun gerbera diliputi oleh lapisan tepung, daun mengering dan gugur.
                                    • Pengendalian: sama dgn penyakit bercak daun.
                                    8. PANEN GERBERA / HEBRAS
                                    1. Ciri dan Umur Panen : Bunga gerbera yg siap dipanen adalah kuntum bunganya telah mekar penuh atau ketika bunga setengah sampai ? mekar. Pemanenan sekitar umur 6-8 bulan setelah tanam bibit asal dr biji, atau 3-5 bulan bila bibitnya berasal dr anakan.
                                    2. Perkiraan Produksi : pd pertanaman gerbera yg baik dan jenisnya unggul, tiap rumpun gerbera dapat menghasilkan 5-15 kuntum atau sekitar 140 kuntum bunga per meter luas lahan per tahun.

                                    9. PASCAPANEN GERBERA / HEBRAS
                                    1. Pengumpulan : Setelah bunga gerbera dipanen, dimasukkan ke dalam ember berisi air. Kemudian disimpan di tempat yg teduh untuk melakukan sortasi.
                                    2. Penyortiran dan Penggolongan : Sortasi dilakukan pd tangkai bunga yg ukurannya abnormal dipisahkan secara sendiri. Ikat tangkai bunga dgn karet/tali lentur. Tiap ikatan 10-15 tangkai bunga atau menurut permintaan pasar maupun mempertimbangkan segi praktisnya dalam pengangkutan serta penyimpanan.
                                    3. Pengemasan dan Pengangkutan : Kemas ikatan bunga dalam wadah kotak karton ataupun keranjang plastik dan tutup luka bekas potongan dgn kapas untuk mempertahankan kesegaran. Simpan dikontainer dan siap untuk diangkut.
                                    http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/budidaya-gerbera-hebras.html

                                    Demikian artikel tentang CARA BUDIDAYA GERBERA / HEBRAS, semoga bermnfaat.

                                    Baca juga artikel 
                                    Budidaya Durian
                                    Budidaya Gerbera/ Herbas 


                                    reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/budidaya-gerbera-hebras.html
                                    Category: articles
                                    Tips Cara Memelihara Tanaman Anggur ? Budidaya Petani. Pada kesempatan ini untuk cara memelihara dan Merawat tanaman anggur akan menceritakan tentang penyulangan tanaman anggur, penyiangannya, perempalan, pemupukannya, penyiramannya, penyemprotannya serta pengaturan bunga. Berikut merupakan cara memelihara tanaman anggur di blog Budidaya Petani tersebut.

                                    Cara Memelihara Tanaman Anggur

                                    Penjarangan dan Penyulaman
                                    • Di dalam penjarangan buah anggur adalah hal yang perlu diperhatikan secara serius Karen nantinya merupakan hal yang akan sangat mempengaruhi kualitas buah yang akan dihasilkan. Jika tidak dilakukan penjarangan buah anggur dalam budidaya tanaman anggur maka akan merusak perkembangan buah anggur itu sendiri dan juga akan menurunkan kualitas dari buah. Buah yang perlu dibuang adalah buah yang :
                                    1. Memiliki bertangkai panjang;
                                    2. Tidak sempurna bentuknya;
                                    3. Buah yang terbentuk tanpa adanya persarian.
                                    4. Buah yang ada di sebelah dalam;
                                    • Tahap penjarangan dilakukan  saat umur satu bulan setelah pembungaan dan penjarangan kedua saat buah masih pentil, tahap kedua ini dilakukan dua minggu setelah tahap satu dan buah sebesar biji jagung. Jangan lupa dilakukan pembrongsongan (pembungkusan) buah. Kapan pembungkusan dilakuikan? Pembungkusan dilakukan dalam satu dompol buah sudah ada dua atau tiga buah yang masak dengan  kertas semen ataupun  koran.
                                    • Terus kapan penyulaman dilakukan? Penyulaman hanya dilakukan bila terdapat tanaman yang tidak sehat/ matiyang dilakukan secara  rutin bersamaan saat penyiraman karena anggur perlu perhatian berkelanjutan.
                                    Penyiangan
                                    • Kapan dilakukan penyiangan? Penyiangan tanaman buah anggur dilakukan jika terdapat tanaman pengganggu.
                                    Perempalan
                                    Perempalan di sini terdiri perempalan bentuk pada anggur dan untuk pembuahan.
                                    • Perempalan bentuk pada anggur dilakukan saat tanam sampai dengan berumur 1 tahun. Tujuan perempalan ini adalah untuk mendapat pertumbuhan yang baik. Caranya yaitu dengan  membuang tunas-tunas yang tidak perlu dan membiarkan satu tunas yang baik sebagai batang pokok.
                                    • Perempalan untuk pembuahan dilakukan setelah perempalan bentuk yaitu saat anggur berumur 1 tahun. Tips dalam perempalan ini dilakukan yaitu periksalah dahulu dengan memotong ujung salah satu cabang, bila meneteskan air perempalan dilaksanakan, namun jika tidak meneteskan air harus ditunda. Perempalan dilakukan dengan memotong ranting-ranting, dengan meninggalkan 2-4 mata tunas dan semua daun dibuang sehingga tanaman jadi gundul. 
                                    Pelaksanaan dalam 1 tahun dilakukan 3 kali:
                                    • Tahap Pertama yaitu Bulan Maret - April (90-110 hari)
                                    • Tahap Kedua yaitu Bulan Juli - Agustus (90-110 hari)
                                    • Tahap Ketiga yaitu Bulan Nopember - Desember, tahap ini sering gagal
                                    Perempalan antara bulan November-Desember, tidak memperoleh hasil. Tujuannya hanya untuk memelihara kesuburan tanaman sampai musim hujan berakhir dan tanaman tidak rusak.

                                    Pemupukan
                                    Ada dua masa pemupukan tanaman anggur yang dilakukan yaitu:

                                    a) Pemupukan saat umur 0 - 1 tahun yang terbagi menjadi
                                    • Umur 0-3 bulan, 10 gram urea, interval 10 hari
                                    • Umur 3-6 bulan, 15 gram urea, interval 15 hari
                                    • Umur 6-12 bulan, 50 gram urea
                                    Cara pemberian dengan membuat larikan melingkar sekeliling tanaman diameter 10-20 cm kira-kira sedalam 5 cm.

                                    b) Pemupukan tanaman umur 1 tahun - seterusnya
                                    • Umur 21 hari sebelum perempalan, 5 kaleng pupuk kandang
                                    • Umur 11 hari sebelum perempalan, 80 gram TSP/100 gram ZK
                                    • Umur 7 hari sebelum perempalan, 100 gram urea
                                    Untuk pupuk kandang diberikan sekali dalam setahun, baru untuk tahun kedua dosisnya ditambah menjadi 10 kaleng. Pupuk buatan dinaikkan dosisnya urea 600 gram, TSP 300 gram, ZK 450 gram. Cara pemberian pupuk dengan pembuatan larikan sekitar tanaman dengan diameter kira-kira 1,5 M.

                                    Penyiraman
                                    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman atau pengairan yaitu:
                                    • Tanaman anggur tidak tahan terhadap air yang tergenang [baca juga Bibit Anggur].
                                    • Tanaman anggur membutuhkan pengairan mulai tanam sampai pemangkasan.
                                    • Menjelang pemangkasan, 3-4 minggu sebelumnya pemberian air harus distop.
                                    • Setelah masa pemangkasan, 2-3 hari sebelumnya diberi air kembali sampai ujung ranting mengeluarkan air.
                                    • Pemberian dilakukan sampai buahnya hampir masak, setelah mulai tua pemberian air dihentikan. Tujuan penghentian penyiraman agar buah tidak pecah dan menjadi busuk.
                                    Penyemprotan
                                    • Tujuan dari kegiatan penyemprotan insektisida adalah sebagai pencegahan terhadap hamapenganggu. Penyemprotan harus dihentikan 15 hari sebelum panen. Khusus untuk hama Phyiloxera Vitifolia digunakan insektisida Furadan 3G/Temik 1 OG.
                                    Pengaturan Bunga 
                                    • Setelah 2 minggu pemangkasan pembuahan, cabang tersier yang baru tumbuh mengeluarkan sulur-sulur pembentukan bunga yang keluar dari mata ke 3, 4 dan 5. Jika ada cabang tersier yang tidak mengeluarkan sulur dapat diadakan pemotongan, caranya dengan meninggalkan 3 mata yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan sulur. Cabang tersier yang baru muncul disisakan satu sulur saja, supaya menghasilkan dompolan bunga yang besar dan buahnya bisa berkualitas baik. [baca juga artikel kami yang lain yang berjudul Teknik Menanam Buah Anggur dan  Budidaya Anggur]

                                    Demikian Tips Cara Memelihara Tanaman Anggur di blog Budidaya Petani ini. Semoga bermanfaat.

                                      Artikel Lainnya:
                                     Teknik Menanam Buah Anggur


                                    reff : http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/cara-memelihara-tanaman-anggur.html
                                    Category: articles