"Pisang" merupakan tanaman yang bagus apabila di tanam di tanah dataran rendah yang berhawa hangat, di atas tanah yang paling subur dan paling gembur."
"Pisang" yang sangat rewel persyaratannya justru "pisang" dari jenis yang paling enak, seperti "pisang" Susu, Raja, Ambon, Mas Kepok dan Tanduk.
PENYIAPAN TANAH UNTUK MENANAM "PISANG".
Apabila di pekarangan anda, tidak ada bagian tanah yang paling subur dan gembur (artinya, mudah meneruskan air ke bawah), sebaiknya anda jangan menanam "pisang" dari jenis-jenis tersebut tadi. Tanah yang ada batu-batunya juga mau, asalkan subur. Dan tempat-tempat di pekarangan yang paling sesuai untuk menanam "pisang" adalah tempat-tempat yang setiap harinya dilempari sampah-sampah (dapur, kebun) atau dekat WC.
Apabila pekarangan anda berupa tanah liat, "pisang-pisang" juga mau tumbuh bagus, tapi buahnya tidak begitu harum. Akan tetapi juga ada bahayanya, kalau air hujan yang menggenangi tanah itu tidak dapat cepat-cepat merembes ke bawah, "pisang-pisang"nya mudah sekali diserang penyakit, kalau tidak dibuatkan selokan-selokan pembuangan air yang baik untuk mengurangi kelembaban yang terus menerus. Tanah liat semacam itu harus diolah dulu dengan seksama sampai gembur, sebelum dimanfaatkan untuk bertanam "pisang".
Setiap tahun sekali harus didangir sambil diberi pupuk kandang yang sudah kering. Tapi jangan banyak-banyak, supaya "pisang"nya tidak hanyak membentuk anaka-anakan saja dan tidak mau membentuk buah.
PEMILIHAN BIBIT "PISANG".
Untuk bibit, gunakanlah anak-anaknya yang sudah tinggi 1 - 1 1/2 meter, tapi bibit demikian harus diambil dari rumpun "pisang" yang jelas dapat berbuah. Dengan demikian, selain kita mendapat bibit yang tanggung bakal dapat berbuah seperti induknya juga mengurangi rimbunnya rumpun tadi, sehingga individu-individu yang tinggal dapat tumbuh dengan sempurna.
Mengambil "pisang" anakan tidak boleh sembarangan. Setelah tanah sekitarnya dibongkar dan anakannya dipisahkan dari induknya, maka daun-daunnya harus dipotong tinggal tangkai-tangkainya saja. Begitu pula akar-akarnya hingga yang tinggal hanya bonggolnya saja yang besar.
Biarkan tanaman yang sudah brindil ini beristirahat dulu kira-kira tiga hari di tempat yang teduh. Hal ini dimaksudkan supaya dapat bertunas terlebih dahulu. Barulah kemudian ditanam di lubang penanamannya yang sudah disiapkan terlebih dahulu.
PENANAMAN BIBIT "PISANG".
Menanam "pisang" tidak boleh terlalu dekat jarak antara pohon yang satu dengan yang lain. Hal ini dimaksudkan supaya rumpun yang nantinya terbentuk tidak akan berdesak-desakan. Jarak lubang penanaman minimal empat meter antara pohon yang satu dengan yang lain.
Setelah 14 hari biasanya akan muncul daunnya yang pertama. Dan rata-rata dibutuhkan waktu 14 bulan, sebelum batang pohon "pisang" demikian dapat dipungut buahnya. Namun ini tentunya juga tergantung dari jenis "pisang" yang ditanam. Ada yang lebih awal dan ada yang lebih lambat sedikit. Anakan yang berbuah di tempat yang lama (jadi yang masih tumbuh dalam hubungan rumpunnya) biasanya berbuah lebih cepat dari pada anakan yang berdiri sendiri.
Namun kalau hendak memungut "pisang", jantungnya tidak perlu ditunggu sampai jadi buah semua. Apabila sudah kelihatan beristirahat tidak membentuk sisiran-sisiran lagi, segera dipotong, supaya buah-buah yang sudah terbentuk diatasnya dapat tumbuh pesat dan lekas masak.
Jantung "pisang" terkenal dapat dimasak sebagai sayur sesuai selera kita, namun tidak semua jenis "pisang" jantungnya dapat dibuat sayur. Hanya "pisang" Batu, Kepok dan Mas saja yang terkenal lezat jantungnya. Kalau "pisang" Kepok dan Mas masih dapat dimakan buahnya (sehingga jantungnya baru dapat diiris kalau beberapa sisir buah yang besar-besar sudah terbentuk). Kalau jenis "pisang" Batu, hanya diiris jantungnya saja, segera sebelum ada buah-buah yang terbentuk. Jenis "pisang" Batu hanya baik untuk diambil daun-daunnya saja untuk pembungkus. Namun kalau memang terlambat memotong jantungnya, kemudian sudah terlanjur ada beberapa sisir buah yang terbentuk, sebaiknya dipotong buahnya sewaktu masih mentah saja. "Pisang" Batu yang masih mentah dapat dipakai bumbu untuk membuat rujak petis. Rujak petis tanpa irisan "pisang" Batu mentah rasanya belum sempurna.
Di kalangan Farmasi jamu-jamu, "pisang" Batu mentah ini dikenal pula dpat menanggulangi diarhe.....
SAAT YANG TEPAT MEMANEN BUAH "PISANG".
Buah "pisang" ("pisang" pada umumnya) sebaiknya diambil sebelum masak benar. Dan saat yang paling tepat untuk menebang pohon "pisang", adalah kalau buah-buah "pisang" itu sudah tidak begitu kelihatan jelas lagi garis-garis seginya, karena sudah tumbuh penuh (jenis-jenis yang buahnya tidak bulat lintangnya). Jenis-jenis yang betul buahnya, harus ditunggu kalau sudah nampak tidak bakal bertambah gemuk lagi. Meskipun warna kulit buahnya masih hijau, namun waktu itu sudah saatnya untuk menebang. Sudah kemanggang. Istilahnya.... "pisang-pisang" itu harus diempos dulu sebelum dihidangkan sebagai buah meja.
Jenis lain yang enak pula buahnya adalah "pisang" Ambon, baik Ambon kuning (yang kulitnya memang kuning kalau sudah kebrangus) maupun Ambon Lumut (yang kulitnya tetap hijau walaupun sudah diempos). Jadi apabila anda memeram Ambon Lumut, jangan tunggu lama-lama, makanlah walaupun kulitnya masih hijau.... Karena sampai kapanpun kulitnya tetap hijau........
Selain lezat dimakan langsung, "pisang" Ambon juga enak kalau dimakan sebagai sale (bukan selai lho !). Buah yang masak dibelah dua dengan menggunakan pisau bambu (jangan pisau logam), kemudian dijemur di sinar matahari. Tiap hari hanya boleh menerima jatah sinar sebanyak lima jam saja, dan dijemur selama lima hari..... Hasilnya lebih memuaskan dari pada dijemur sehari penuh sampai kebrangas. Yang juga enak dimakan sebagai sale adalah "pisang" Mas. Sayang "pisang" Mas ukurannya kecil-kecil.... Lagi pula "pisang" ini lebih enak kalau dimakan matang secara langsung. Kalau sudah dikunyah tidak meninggalkan rasa kecut dalam mulut seperti "pisang" Susu (Raja Ketan) atau Ambon mentah.....
Namun yang paling lezat kalau disale adalah "pisang" Gembor nalaah.... Benar-benar ketagihan... kalau sudah pernah makan.... "Pisang" Raja juga enak... Apalagi kalau dimakan matang betul, rasanya manis dan manisnya tidak ada rasa kecutnya. Sayang daging buahnya agak kasar, sehingga lebih sulit dicerna dari pada "pisang" Ambon. Untuk bayi tidak begitu bagua, walaupun kadar vitamin D-nya cukup lumayan.....
Selamat bercocok tanam "pisang"
"Pisang" yang sangat rewel persyaratannya justru "pisang" dari jenis yang paling enak, seperti "pisang" Susu, Raja, Ambon, Mas Kepok dan Tanduk.
PENYIAPAN TANAH UNTUK MENANAM "PISANG".
Apabila di pekarangan anda, tidak ada bagian tanah yang paling subur dan gembur (artinya, mudah meneruskan air ke bawah), sebaiknya anda jangan menanam "pisang" dari jenis-jenis tersebut tadi. Tanah yang ada batu-batunya juga mau, asalkan subur. Dan tempat-tempat di pekarangan yang paling sesuai untuk menanam "pisang" adalah tempat-tempat yang setiap harinya dilempari sampah-sampah (dapur, kebun) atau dekat WC.
Apabila pekarangan anda berupa tanah liat, "pisang-pisang" juga mau tumbuh bagus, tapi buahnya tidak begitu harum. Akan tetapi juga ada bahayanya, kalau air hujan yang menggenangi tanah itu tidak dapat cepat-cepat merembes ke bawah, "pisang-pisang"nya mudah sekali diserang penyakit, kalau tidak dibuatkan selokan-selokan pembuangan air yang baik untuk mengurangi kelembaban yang terus menerus. Tanah liat semacam itu harus diolah dulu dengan seksama sampai gembur, sebelum dimanfaatkan untuk bertanam "pisang".
Setiap tahun sekali harus didangir sambil diberi pupuk kandang yang sudah kering. Tapi jangan banyak-banyak, supaya "pisang"nya tidak hanyak membentuk anaka-anakan saja dan tidak mau membentuk buah.
PEMILIHAN BIBIT "PISANG".
Untuk bibit, gunakanlah anak-anaknya yang sudah tinggi 1 - 1 1/2 meter, tapi bibit demikian harus diambil dari rumpun "pisang" yang jelas dapat berbuah. Dengan demikian, selain kita mendapat bibit yang tanggung bakal dapat berbuah seperti induknya juga mengurangi rimbunnya rumpun tadi, sehingga individu-individu yang tinggal dapat tumbuh dengan sempurna.
Mengambil "pisang" anakan tidak boleh sembarangan. Setelah tanah sekitarnya dibongkar dan anakannya dipisahkan dari induknya, maka daun-daunnya harus dipotong tinggal tangkai-tangkainya saja. Begitu pula akar-akarnya hingga yang tinggal hanya bonggolnya saja yang besar.
Biarkan tanaman yang sudah brindil ini beristirahat dulu kira-kira tiga hari di tempat yang teduh. Hal ini dimaksudkan supaya dapat bertunas terlebih dahulu. Barulah kemudian ditanam di lubang penanamannya yang sudah disiapkan terlebih dahulu.
PENANAMAN BIBIT "PISANG".
Menanam "pisang" tidak boleh terlalu dekat jarak antara pohon yang satu dengan yang lain. Hal ini dimaksudkan supaya rumpun yang nantinya terbentuk tidak akan berdesak-desakan. Jarak lubang penanaman minimal empat meter antara pohon yang satu dengan yang lain.
Setelah 14 hari biasanya akan muncul daunnya yang pertama. Dan rata-rata dibutuhkan waktu 14 bulan, sebelum batang pohon "pisang" demikian dapat dipungut buahnya. Namun ini tentunya juga tergantung dari jenis "pisang" yang ditanam. Ada yang lebih awal dan ada yang lebih lambat sedikit. Anakan yang berbuah di tempat yang lama (jadi yang masih tumbuh dalam hubungan rumpunnya) biasanya berbuah lebih cepat dari pada anakan yang berdiri sendiri.
Namun kalau hendak memungut "pisang", jantungnya tidak perlu ditunggu sampai jadi buah semua. Apabila sudah kelihatan beristirahat tidak membentuk sisiran-sisiran lagi, segera dipotong, supaya buah-buah yang sudah terbentuk diatasnya dapat tumbuh pesat dan lekas masak.
Jantung "pisang" terkenal dapat dimasak sebagai sayur sesuai selera kita, namun tidak semua jenis "pisang" jantungnya dapat dibuat sayur. Hanya "pisang" Batu, Kepok dan Mas saja yang terkenal lezat jantungnya. Kalau "pisang" Kepok dan Mas masih dapat dimakan buahnya (sehingga jantungnya baru dapat diiris kalau beberapa sisir buah yang besar-besar sudah terbentuk). Kalau jenis "pisang" Batu, hanya diiris jantungnya saja, segera sebelum ada buah-buah yang terbentuk. Jenis "pisang" Batu hanya baik untuk diambil daun-daunnya saja untuk pembungkus. Namun kalau memang terlambat memotong jantungnya, kemudian sudah terlanjur ada beberapa sisir buah yang terbentuk, sebaiknya dipotong buahnya sewaktu masih mentah saja. "Pisang" Batu yang masih mentah dapat dipakai bumbu untuk membuat rujak petis. Rujak petis tanpa irisan "pisang" Batu mentah rasanya belum sempurna.
Di kalangan Farmasi jamu-jamu, "pisang" Batu mentah ini dikenal pula dpat menanggulangi diarhe.....
SAAT YANG TEPAT MEMANEN BUAH "PISANG".
Buah "pisang" ("pisang" pada umumnya) sebaiknya diambil sebelum masak benar. Dan saat yang paling tepat untuk menebang pohon "pisang", adalah kalau buah-buah "pisang" itu sudah tidak begitu kelihatan jelas lagi garis-garis seginya, karena sudah tumbuh penuh (jenis-jenis yang buahnya tidak bulat lintangnya). Jenis-jenis yang betul buahnya, harus ditunggu kalau sudah nampak tidak bakal bertambah gemuk lagi. Meskipun warna kulit buahnya masih hijau, namun waktu itu sudah saatnya untuk menebang. Sudah kemanggang. Istilahnya.... "pisang-pisang" itu harus diempos dulu sebelum dihidangkan sebagai buah meja.
Jenis lain yang enak pula buahnya adalah "pisang" Ambon, baik Ambon kuning (yang kulitnya memang kuning kalau sudah kebrangus) maupun Ambon Lumut (yang kulitnya tetap hijau walaupun sudah diempos). Jadi apabila anda memeram Ambon Lumut, jangan tunggu lama-lama, makanlah walaupun kulitnya masih hijau.... Karena sampai kapanpun kulitnya tetap hijau........
Selain lezat dimakan langsung, "pisang" Ambon juga enak kalau dimakan sebagai sale (bukan selai lho !). Buah yang masak dibelah dua dengan menggunakan pisau bambu (jangan pisau logam), kemudian dijemur di sinar matahari. Tiap hari hanya boleh menerima jatah sinar sebanyak lima jam saja, dan dijemur selama lima hari..... Hasilnya lebih memuaskan dari pada dijemur sehari penuh sampai kebrangas. Yang juga enak dimakan sebagai sale adalah "pisang" Mas. Sayang "pisang" Mas ukurannya kecil-kecil.... Lagi pula "pisang" ini lebih enak kalau dimakan matang secara langsung. Kalau sudah dikunyah tidak meninggalkan rasa kecut dalam mulut seperti "pisang" Susu (Raja Ketan) atau Ambon mentah.....
Namun yang paling lezat kalau disale adalah "pisang" Gembor nalaah.... Benar-benar ketagihan... kalau sudah pernah makan.... "Pisang" Raja juga enak... Apalagi kalau dimakan matang betul, rasanya manis dan manisnya tidak ada rasa kecutnya. Sayang daging buahnya agak kasar, sehingga lebih sulit dicerna dari pada "pisang" Ambon. Untuk bayi tidak begitu bagua, walaupun kadar vitamin D-nya cukup lumayan.....
Selamat bercocok tanam "pisang"
sumber : http://laely-widjajati.blogspot.com/2010/03/cara-menanam-pisang-yang-benar.html
reff : http://sukacai.blogspot.com/2013/04/cara-menanam-pisang-yang-baik-dan-benar.html